35

6.7K 505 12
                                    

---Coffee---








Mark yang saat ini sedang terfokus dengan laptopnya segera teralihkan ketika ponselnya berdering. Pemuda itu melepaskan kecamata anti radiasi yang di pakainya, melihat siapa yang melakukan panggilan Video dengannya.

"Jaemin? " Gumamnya pelan ketika melihat nama orang yang memanggilnya.


"Halo Hyung! " Ucap seseorang di sebrang sana yang tak lain adalah Jeno.


"Kenapa kau memanggil ku dengan nomor Jaemin? Dan ada apa dengan wajah mu itu Jeno. " Tanyanya ketika melihat wajah Jeno yang sedikit membengkak (?) padahal mereka hanya belum bertemu dalam satu minggu ini.


Lelaki di seberang sana tertawa canggung sambil menggaruk tengkuknya. " Hyung, kenapa kau tidak berangkat ke kantor dalam seminggu ini? " Tanya Jeno, berusaha mengalihkan pembicaraan mereka.


"Jawab pertanyaan ku dulu Jeno. "


"Nanti aku jelaskan langsung saja pada mu. Apa kau ada di rumah? Nana terus merengek padaku ingin bertemu dengan Yuan katanya. "


"Datang saja, aku selalu di rumah. "



"Baiklah, kami akan segera kesana. Sampai jumpa. "


Setelah mengatakan itu Jeno segera mematikan panggilannya sepihak membuat Mark mengernyit tidak suka. Pemuda itu Mendengus kasar, ia mengusap wajahnya prustasi sambil menatap tumpukan dokumen di hadapannya.

Selama satu minggu ini Mark memang menyelesaikan pekerjaan kantornya di rumah, ia tidak ingin meninggalkan Haechan dalam kondisi seperti ini. Entah sampai kapan, Mark tidak tau.

Satu tahun yang lalu, Yeri baru saja mengundurkan dirinya. Wanita itu tidak memberikan alasan yang logis tapi ia benar-benar ingin berhenti dari pekerjaannya sebagai sekretaris Mark.

Mau tak mau lelaki itu menyetujuinya, karena bagaimanapun ia tidak bisa memaksa pegawainya untuk tetap bekerja padanya. Hingga saat ini, Mark belum sama sekali bisa mendapatkan pengganti Yeri, semua orang yang melamar jadi sekretaris sangat tidak bisa profesional. Terakhir, dari kasus mantan sekretaris nya yang malah menggodanya di dalam kantor menyebabkan konflik yang membuat Haechan marah dan meminta dirinya untuk segera memecat wanita itu.

"Apa perlu aku memperkerjakan Winwin? " Tanyanya pada dirinya sendiri. Rasanya itu bukanlah ide yang buruk. Lagi pula Winwin adalah tunangan dari Yuta dan mereka akan segera menikah, jadi tidak akan ada masalah untuk kedepannya.

Ah, Mark akan segera memikirkan itu dan membicarakan nya dengan Yuta secepat mungkin. Saat ini ia harus menemui istrinya untuk memberi tau jika Jeno dan Jaemin akan segera berkunjung ke rumahnya.

"Bibi Kim, dimana Haechan dan Yuan? " Mark bertanya ketika melihat Bibi Kim yang baru saja akan berjalan melewati ruangan kerjanya.

Wanita paruh baya itu sedikit memberikan bungkuk kan sebagai tanda hormatnya. " Nyonya sedang berada di ruang bermain bersama Yuan, Tuan. " Jawab Bibi Kim.

Mark mengangguk mengerti, setelahnya mempersilahkan Bibi Kim untuk pergi dan melanjutkan pekerjaan nya. Pemuda itu segera berjalan menaiki anak tangga untuk segera menuju ruang bermain Yuan yang berada di lantai atas. Tepatnya di samping kamar putranya itu.

Setelah sampai di lantai atas, pemuda itu kembali melangkah menuju ruangannya. Mark tersenyum ketika mendapati putranya yang sedang berdiri di samping meja bundar dengan mulutnya yang terus mengunyah buah Melon.

Cᴏғғᴇᴇ • MarkhyuckWhere stories live. Discover now