24

9K 678 18
                                    

---Coffee---



Mark menatap ke depan dengan seksama dimana salah satu Manager Pemasaran sedang menjelaskan beberapa permasalahan tentang produk mereka yang menurun hampir dua puluh persen setelah pemecatan dari model Ko Eunji.

Pasalnya dua puluh persen Importir dari perusahaan mereka adalah kerabat dari Eunji. Maka dari itu Perusahaan harus kembali mencari modeling pengganti dari Eunji sebelum pemasaran kembali menurun.

"Jadi Presdir Jung, apa anda memiliki saran siapa model pengganti perusahaan kita? " Tanya sang Manager sembari menatap pada Direktur Utama nya.

Mark menyimpan bolpoin miliknya, ia mengetuk-ngetuk meja menggunakan jarinya beberapa saat. " Bagaimana jika kita menggunakan Model Lee Sung-Kyung? Bukan kah dia model yang sangat berpengaruh dalam hal barang branded ? "

"Apa anda yakin? Bayaran dari Nona Sung-Kyung juga di atas rata-rata dari yang sering kita keluarkan? " Tanya Direktur Keuangan meyakinkan.

Mark mengangguk mantap, " jika menurut saya ada harga ada kualitas, begitupun dengan Sung-Kyung, kita bisa meraup keuntungan lebih dari yang biasa kita dapatkan. Lagi pula, tidak masalahkan untuk mencoba terlebih dahulu? "

Beberapa orang penting disana mengangguk setuju dengan saran dari Direktur Utama mereka.

"Jika begitu saya yang akan menghubungi Manager dari Nona Lee Sung-Kyung untuk membicarakan sekalian meminta persetujuan untuk membuat sebuah kontrak. " Ujar Yeri, selaku sekretaris dari Mark yang kembali mendapatkan anggukan dari yang lainnya.

"Baiklah. Jeno kau yang akan membuat kontrak perusahaan kita dengan Manager Nona Sung-Kyung jika di setujui nanti-, " Ucap lelaki itu menatap kearah sang adik.

"Baik Presdir. "

"Jika semuanya sudah setuju, saya akan mengakhiri Meeting hari ini. Terima kasih untuk kehadirannya. " Mark berdiri dari duduknya begitupun dengan beberapa orang yang berada di ruangan itu.

Setelah pamit undur diri, Mark segera keluar dari ruang Meetingnya terlebih dahulu untuk segera kembali ke ruangannya, karena di sana ada sang istri yang menunggunya sedari tadi.

Tak terhitung satu menit pintu lift sudah terbuka. Mark kembali melangkah menggeser pintu ruangannya yang langsung mendapatkan Haechan yang kini tengah menonton serial televisi sembari memeluk boneka beruang yang dibeli nya tadi dengan beberapa makanan ringan di sampingnya.

"Eh? Sudah selesai? " Tanya si wanita ketika menyadari kehadiran dari suaminya.

Mark mengangguk, ia mendudukkan bokongnya di samping Haechan. Tangannya terangkat lalu membersihkan sisa noda makanan di sudut bibir Haechan menggunakan ibu jarinya.

"Maaf jika menunggu lama. " Ujarnya sembari menyelipkan anak rambut yang menghalangi wajah sang istri ke belakang telinga.

Haechan menggeleng lucu, " tidak masalah. "

Mark tersenyum hangat mendengar jawaban dari istrinya. Harusnya pagi tadi mereka berangkat ke Jepang untuk membeli es krim yang di inginkan Haechan. Untung saja istrinya bisa mengerti dan hanya meminta untuk di belikan beberapa makanan ringan dan sebuah boneka beruang agar bisa menunggu Mark di kantornya tanpa merasakan bosan.

"Ingin sesuatu? " Tanya Mark.

Haechan menggeleng, " tidak ada, aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama mu. " Jawab Haechan.

Mark menarik tubuh Haechan untuk bersender pada tubuhnya. " Maaf, seharusnya kita bisa berangkat ke Jepang hari ini. Tapi, pekerjaan saya membuat kita harus tetap berada di sini. " Lirih pemuda itu sembari mengusap lembut perut rata istrinya.

Cᴏғғᴇᴇ • MarkhyuckWhere stories live. Discover now