04

10.5K 936 10
                                    

---Coffee---




"Jadi dia adalah kekasihmu? " Taeyong kembali bertanya meyakinkan sambil menatap kearah Mark dan Haechan secara bergantian.

Setelah kedatangan Taeyong beberapa saat yang lalu sempat membuat suasana tiba-tiba saja mencengkam. Ketika wanita itu sudah memasuki apartementnya dan belum sempat Mark berbicara Taeyong sudah lebih dulu menampar keras pipi milik putranya itu. Taeyong marah sekaligus kecewa saat mendengar jika Mark telah membungkus seorang wanita dari diskotik. Biang dari semua permasalahan ini adalah Jeno, pemuda itu yang sekarang duduk manis di sebelah Taeyong tanpa merasa bersalah sekali. Oh ayolah, Jeno sangat menyukai ketika Mark di marahi oleh Taeyong, tidak biasanya kakaknya itu akan di marahi, malah lebih sering jika dirinya yang di marahi oleh Taeyong. Dan kesempatan ini sangat bagus untuk memancing ibunya itu.

Bukan karena keinginannya ketika Mark mengakui jika Haechan adalah kekasihnya, dirinya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Taeyong terus menerus memojokannya dan mengancam akan memberi tau Jaehyun, wanita itu juga berkata akan segera menjodohkan Mark, ia tidak ingin jika putranya terus-menerus berada di jalan yang salah, dan pada akhirnya Mark mengambil keputusan itu tanpa berfikir panjang untuk kedepannya.

Mark mengangguk pelan sebagai jawaban. "Iya, dia kekasihku. "

Taeyong menghembuskan nafasnya, ia menatap kearah si gadis yang duduk di sebelah Mark, gadis itu menunduk dan tidak membuka suara sama sekali sedari tadi.

"Siapa namamu nak? "

Merasa jika dirinya di tanya Haechan menaikan atensinya, ia menampilan senyumannya dan sedikit membungkuk sebagai tanda hormat. "Seo Haechan-, namaku Seo Haechan Nyonya. " Jawab gadis itu.

Mendengar jawaban dari gadis itu membuat Taeyong menyunggingkan senyumannya, ia terkejut sekaligus senang. "Kau putri dari Seo Johnny
dan Seo Chitta? "

Haechan mengkrutkan keningnya, bagaimana bisa wanita di hadapannya ini mengenal nama ayah dan ibunya? sedangkan Haechan sudah berada di Prancis ketika umurnya tiga tahun, itu sedikit mustahil bukan?

"Iya Nyo-nya? "

Taeyong menggeleng kecil, wanita itu mengubah posisi duduknya, ia mendudukan tubuhnya di sebelah Haechan lalu mengenggam lembut lengan gadis itu. "no, no, no, panggil aku Mommy, " Taeyong tersenyum menatap lekat gadis di sebelahnya itu.

"Mom-my? " Haechan membeo mengulangi ucapan Taeyong dengan nada bertanya.

Wanita itu tersenyum simpul. "Kau tumbuh dengan sangat cepat, kau cantik dan juga manis-, " Taeyong memotong ucapannya, menyentuh pipi gadis itu lalu membelainya dengan sangat lembut."-Chitta adalah teman Mommy ketika masih kuliah, kami berteman selama enam tahun sampai pada akhirnya kami lulus, Mommy mu menikah begitupun dengan ku, awalnya kelahiran anak pertama dari Chitta kita masih sering bertemu, hanya setelah beberapa tahun kedepan kami sibuk dengan urusan pekerjaan masing-masing, Mommy hanya sempat mendengar jika Chitta mengandung lagi. Selepas empat tahun kabar Chitta mengandung Mommy mendengar kabar jika Johnny membawa satu keluarganya ke Prancis untuk urusan pekerjaan, sudah delapan belas tahun kami tidak berkabar, dan pada akhirnya Mommy sendiri tidak menyangka bisa bertemu dengan putrinya sekarang." Taeyong menjelaskan. Wanita itu benar-benar tidak menyangka bisa bertemu dengan Haechan, Putri dari temannya itu. Menurutnya dunia memang benar-benar sempit, bagaimana bisa setelah delapan belas tahun tidak saling mengabarkan dan sekarang bertemu dengan Haechan yang setatusnya adalah kekasih dari putranya sendiri?

Haechan terdiam tidak bergeming, dirinya masih bingung sekaligus terkejut, bagaimana bisa semua ini terjadi? Sebenarnya yang Haechan bingungkan bukan soal Taeyong yang mengenal orang tua nya, gadis itu hanya khawatir bagaimana jika Taeyong memberitahu Mommy nya jika gadis itu sekarang berada di korea? Haechan pasti akan di marahi habis habisan oleh Chitta, apa lagi Johnny, Pria yang notabenya adalah Daddy nya pasti akan menyeret dirinya untuk kembali pulang.

Cᴏғғᴇᴇ • MarkhyuckWhere stories live. Discover now