11

9.1K 829 17
                                    

Votment!

---Coffee---



Sekarang, Haechan berdiri di depan sebuah cermin kamar mandinya. Menatap tubuhnya yang sudah terbalut kimono yang berwarna putih, dengan handuk kecil yang melilit rambutnya.

Beberapa saat yang lalu telah terjadi sebuah dramatis dimana Mark berkata jika dia mengkhawatirkan Haechan, bahkan pemuda itu menahan Haechan untuk pergi.Mark menangkup wajahnya menatap lekat kedua matanya untuk menyalurkan rasa sakit yang gadis itu rasakan, Mark berkata jika dia mengerti jika Haechan merasakan sakit hati dengan yang di ucapkan Eunji dia bahkan mengucapkan beberapa kali kata maaf sambil memeluknya.

Oh ayolah, memikirkannya saja cukup membuat Haechan kebingungan. Ada apa sebenarnya dengan Mark? Kenapa sikap nya tiba-tiba saja berubah menjadi sangat manis?

Dan perasaan apa ini? Kenapa jantungnya terasa berdetak begitu cepat saat Mark memeluknya, bahkan ketika Mark mengecup lembut keningnya, menatap kedua matanya, dan juga melontarkan kata maaf membuat hati Haechan menghangat.

Haechan menyentuh dada sebelah kirinya, merasakan detak jantungnya yang masih berdebar cukup kencang.

Tunggu, apa Haechan menyukai Mark? Apa sekarang dia sudah jatuh cinta dengan lelaki tsundere itu? Apa jangan-jangan...

"Tidak! " Haechan berteriak, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Tidak! Tidak mungkin jika Haechan telah jatuh cinta hanya karena sikap hangat lelaki itu.

Tidak akan pernah! Catat itu!

Menghembuskan nafasnya, Haechan berjalan untuk keluar kamar mandi. Ketika pintu kamar mandinya terbuka Haechan melihat Mark yang sudah tertidur lelap di atas kasurnya ralat kasur milik Mark. Awalnya Haechan meminta untuk pulang saja, namun Mark menolak dengan alasan jika sudah terlalu sangat larut malam.

Gadis itu berjalan memutari ranjang, melangkah kearah lemari yang tersimpan pakaiannya. Haechan mengambil baju tidurnya yang berwarna biru dengan gambar beruang, gadis itu kembali memasuki kamar mandinya untuk berpakaian. Sebenarnya Haechan bisa saja memakainya sekarang, hanya untuk berjaga-jaga jika ternyata Mark hanya pura-pura tidur.

Tak lama gadis itu kembali keluar dari kamar mandi dengan pakaiannya, kembali melirik pada Mark yang masih tidur dengan posisi yang sama. Yaitu terlentang dengan kedua tangan yang terlipat di atas perutnya.

Apakah ia harus membangunkan Mark? Tapi rasanya sangat tidak tega, Mark terlihat sangat kelelahan.

Lalu? Apakah dirinya yang harus mengalah dan tidur di sofa?

Mendengus, akhirnya gadis itu memilih untuk tidur di sofa. Sangat tidak mungkin untuk tidur berdua di atas ranjang yang sama dengan Mark.

Haechan mengambil bantal dan selimutnya, ia berjalan kearah pintu.

"Tidur di ruang tamu kamu akan di ganggu oleh penghuni apartement ini. "

Tubuh Haechan menegang seketika, tangannya yang akan memutar knop pintunya tertahan ketika mendengar ucapan dari Mark. Berbalik gadis itu menatap pada sumber suara dimana Mark yang masih memejamkan matanya.

"Apa yang kau maksud hantu? " Tanya Haechan.

"Memangnya siapa lagi penghuni disini selain kita? " Ucap pemuda itu kembali tanpa membuka matanya.

Haechan mengigit bibir bawahnya, ia berjalan cepat detik berikutnya gadis itu loncat keatas tubuh Mark yang ada di aras ranjang membuat pemuda itu tersentak karena terkejut.

Cᴏғғᴇᴇ • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang