29

7K 565 11
                                    

---Coffee---











Mark melonggarkan ikatan dasinya yang terasa mencekik dengan langkah lebarnya memasuki rumah. Hari ini, Mark pulang cukup larut karena harus mengadakan meeting mendadak untuk menyelesaikan permasalahannya tadi. Syukurnya semua staff dan karyawannya memberikan banyak masukan produk apa yang harus mereka luncurkan agar bisa berkembang dengan sangat pesat.

Dan pada akhirnya mereka akan segera mengeluarkan produk mobil dengan rancangan yang begitu fantastik untuk para kalangan atas, dan produk mobil itu akan di luncurkan dengan sepuluh produksi saja yang tentunya akan di bandrol dengan harga yang amat sangat tinggi.

Namun, pembuatan produksinya juga harus memakan waktu yang cukup lama untuk menciptakan konsep, mesin, dan juga rancangan di dalam juga luar mobilnya. Mark memperkirakan jika semua itu akan tuntas dalam waktu enam bulan.

Semoga saja tidak ada hambatan, karena dengan itu keuangan di perusahaannya akan bertambah sembilan puluh lima persen dari sebelumnya.

Setelah sampai di depan pintu kamarnya, lelaki itu segera menarik knop pintunya secara perlahan takut jika ia membangunkan Haechan dan putranya yang kemungkinan sudah tertidur. Mendorong pintu tersebut dengan perlahan, Mark melihat Haechan yang berdiri di samping bok bayi ternyata istrinya belum tertidur.

Mendengar suara pintu yang terbuka Haechan memalingkan wajahnya menatap sang suami yang masih berdiri di ambang pintu.

"Eh? Kau baru pulang? " Tanya Haechan. Mark mengangguk, ia mulai melangkahkan kakinya memasuki kamar setelah kembali menutup pintu kamar nya, berjalan menghampiri istri dan juga putranya itu.

"Kamu sendiri belum tidur? " Mark menatap pada Yuan, tangannya terangkat lalu mengelus lembut pipi bulat putranya yang sudah tertidur dengan lelap itu.

Haechan menggeleng, ia menyenderkan pundaknya pada pundak lebar suaminya itu. "Sudah, tapi Yuan menangis jadi aku harus memberinya asi. Dia juga tidak langsung tidur, mungkin merindukan Daddy nya. "

"Yuan, atau Mommynya yang merindukan Daddy nya? " Goda lelaki itu sambil mencubit pangkal hidung istrinya.

Haechan mengembungkan pipinya lucu, ia berjalan ke arah kasur lalu menduduk kan bokongnya tepat di sisi ranjang. "Mandi sana, kau bau. " Titahnya yang terkesan seperti mengusir.

Melihat Haechan yang masih mengembungkan pipinya sambil menunduk memainkan jari-jari tangannya membuat Mark menjilat bibirnya gemas, ingin sekali meraup rakus bibir yang sedang dikerucutkan kedepan itu.

Pemuda itu berjongkok di depan Haechan, meraih tangan istrinya lalu mengaitkan jari-jari tangannya dengan jari-jari tangan Haechan, setelahnya pemuda itu mengecup punggung tangan Haechan.

"Hei, jangan menekuk wajahmu seperti itu. Dan bibir ini. " Mark menghapit bibir Haechan dengan ibu jari dan jari telunjuk nya. "Jangan terus mengerucut, atau memang ingin saya gigit hm? " Lanjutnya yang masih menggoda sang istri.

Haechan menepis tangan Mark yang menghapit bibirnya tadi. "Tidak! Siapa juga yang merindukan mu. Cepat mandi! Kau sangat bau tau! "

"Baiklah, saya akan mandi. Tapi berikan saya satu ciuman dulu. "

"Tidak mau! Sudah ku bilang kau itu ba-hmmppp! "

Belum selesai Haechan berbicara, mulutnya sudah lebih dulu di bungkam oleh mulut lelaki itu membuat Haechan terbaring di atas kasurnya dengan Mark yang mengukungnya dari atas. Kedua tangannya ia simpan di sebelah tubuh Haechan guna untuk menahan bobot tubuhnya sendiri.

Cᴏғғᴇᴇ • MarkhyuckWhere stories live. Discover now