12

9.7K 807 12
                                    

Yuk, votmentnya biar tambah semangat buat ngetiknya.

---Coffee--



Menyebalkan!

Mark menyesal dengan keputusannya untuk mengiyakan mengajak Haechan ke kantornya

Lihatlah, sekarang gadis ini merengek layaknya balita yang meminta sebuah permen. Haechan dengan segala sifat manjanya meminta agar Mark mengajaknya untuk ikut ke kantor dengan alasan dia takut jika ada hantu yang mengganggu nya. Sebenarnya, ini juga adalah salahnya, kenapa semalam dia harus menakut-nakuti Haechan sih? Padahal dia kenal betul bagaimana tingkah gadis itu.

Bahkan gadis ini mengancam akan menghancurkan apartement miliknya atau mungkin sekalian dia bakar. Dan dengan sangat terpaksa akhirnya Mark menyetujui permintaan Haechan untuk ikut ke kantornya.

Sebenarnya jika hanya untuk membawa Haechan ke kantornya itu tidak terlalu masalah, yang menjadi masalah adalah sekarang.

Lihatlah gadis ini, dia merengek sambil mengguncang lengan Mark yang di gunakan untuk menyetir hanya karena dia ingin coklat yang berada di sebuah toko yang baru saja akan mereka lalui.

Dengan segala keterpaksaannya akhirnya Mark memilih untuk berhenti. Pemuda itu tidak mau mengambil resiko, bagaimana jika nanti ia tidak bisa menjaga keseimbangannya saat menyetir, yang ada dirinya akan menabrak kendaraan lain yang berlalu lalang.

Sekarang, pemuda itu tengah menunggu Haechan di dalam mobilnya. Selepas memberinya uang untuk membeli coklat gadis itu langsung keluar dari mobilnya.

Pintu mobilnya kembali terbuka, menampakan senyuman cerah di wajah Haechan dengan sebuah bok cokelat yang baru saja di belinya.

Setelah memasang seatbelt, Haechan langsung di sibukan untuk membuka bok cokelat nya. Kedua mata gadis itu berbinar ketika melihat beberapa potong cokelat di dalamnya.

"Emmm... " Memejamkan kedua matanya, merasakan nikmat dari lembut nya cokelat yang sudah berada di dalam mulutnya.

Mark memandang sekilas pada Haschan. Bibirnya berkedut melihat tingkah menggemaskan dari gadis di sebelahnya, ingin sekali lelaki itu mencubit pipi gembul yang sekarang sedang mengunyah cokelat nya, namun gengsi dari seorang pemuda Jung itu lebih tinggi, jadi ia memilih untuk mengurungkan niatnya.

Gadis itu menjilati bibirnya, tak meninggalkan sedikitpun noda cokelat yang menempel. Melirik pada Mark, Haechan menyodorkan cokelat nya yang berada di sebuah tusukan yang terbuat dari plastik pada pemuda di sebelahnya.

"Mau? Ini sangat enak. " Ucapnya menawarkan.

Mark menggeleng. " Tidak, kamu saja yang makan. "

Haechan mengerucut kan bibirnya lucu. "Coba sedikit saja Mark. "

"Saya tidak suka cokelat Haechan. "

"Kau akan menyukainya jika memakan cokelat ini, ayo sedikit saja. " Pintanya lagi sedikit memohon.

Menghembuskan nafasnya, akhirnya Mark memilih untuk kembali mengalah. Pemuda itu membuka mulutnya, membiarkan Haechan memasukan potongan cokelat kedalam mulutnya.

"Bagaimana? " Tanyanya sambil menatap penuh tanya ketika Mark mulai mengunyah cokelat tersebut.

Mark mengangguk pelan. "Tidak buruk. "

"Nah! Sudah ku katakan bukan jika cokelat ini memang enak! " Serunya penuh semangat sambil kembali memakan potongan cokelatnya.

Oh ayolah, siapapun bantu Mark untuk menahan rasa gemasnya. Haechan benar-benar menguji kewarasannya, sekarang bukan hanya bibirnya yang berkedut karena ini tersenyum, tangannya juga ikut gatal ingin sekali mencubit pipi gembul gadis itu.

Cᴏғғᴇᴇ • MarkhyuckTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon