21

11.2K 865 34
                                    


---Coffee---



Mark menghembuskan nafasnya lelah, setelah hampir seharian dirinya berada di kantor untuk mengurus segala pekerjaan akhirnya pemuda itu kembali menginjakan kakinya di rumah besar milik keluarganya.

Kemarin sore setelah sampainya mereka di korea Mark dan juga Jaehyun langsung di sibukan dengan mengecek beberapa masalah hingga mengalami penurunan, ekspor mereka tidak berjalan lancar hingga membuat penghasilan menurun drastis. Entah apa yang dibuat adiknya itu hingga membuat masalah serumit ini.

Untungnya Jaehyun dan juga Mark berhasil menyelesaikan semuanya, dalam satu hari hampir dua puluh empat jam, kedua lelaki itu bahkan hingga melupakan jadwal makannya sendiri. Sebenarnya Jeno juga sedikit membantu disini, pemuda itu yang berjalan bulak-balik untuk menyampaikan informasi dari satu titik ke titik lainnya.

Dan juga, ada beberapa Client nya yang hampir membatalkan semua kerja sama mereka karena mengetahui penurunan drastis yang terjadi di perusahaan mereka. Beruntung Mark bisa meyakinkan mereka dengan mengadakan beberapa kali meeting.

Melonggarkan dasi yang terasa mencekik Mark menatap ke isi rumahnya yang terlihat cukup sepi. Mungkin karena Daddy nya yang masih di kantor dan Mommy nya yang masih memiliki beberapa urusanan. Tapi, dimana keberadaan Haechan? Wanita itu tidak terlihat batang hidungnya sama sekali, dan juga Jeno, dimana adiknya sekarang? Seingatnya Jeno sudah pulang lebih awal darinya.

Berjalan lebar pemuda itu melangkah kearah ruang TV, mungkin saja Haechan berada disana menikmati harinya dengan beberapa cemilan. Ouh, Mark kembali mengingat betapa manjanya Haechan sewaktu pagi tadi yang memaksa agar Mark menetap di rumah untuk menemaninya, untungnya juga lelaki itu berhasil membujuk wanitanya dan menjanjikan akan melakukan apa saja ketika dirinya pulang nanti.

Netra kecoklatan miliknya menatap tajam pada dua insan yang kini sedang duduk saling bersender pada sebuah sofa, dengan si wanita yang sibuk memakan cemilan di dalam toples sembari asik menonton TV, dan juga si pemuda yang dengan kurang ajarnya membelai lembut kepala wanita itu.

Mark sadar dengan betul jika lelaki itu adalah adiknya sendiri, namun rasa cemburu yang membakar pada dirinya cukup membuatnya sedikit emosi. Bagaimanapun juga Haechan belum secara resmi menjadi istrinya walaupun sekarang wanita itu sedang mengandung anaknya. Apa lagi Jeno adalah di playboy kelas kakap, ia bisa mengambil hati lawan mainnya dengan sangat mudah.

"Sudah berduaan nya? " Berucap dingin, lelaki itu melangkah menghampiri keduanya.

Haechan yang sadar akan kedatangan Mark segera menegakan tubuhnya, ia menyimpan toples makanan yang berisikan cokelat, wanita itu segera berjalan sedikit cepat dengan senyuman yang merekah begitu indah.

"Aku merindukanmu, lama sekali. " Gumamnya sambil memeluk tubuh tegap pemuda itu.

Mark membalas pelukannya, melingkari kedua tangan besar miliknya pada pinggang ramping wanitanya itu, "maaf pekerjaan saya cukup banyak tadi. "

Haechan merentangkan pelukannya, sedikit menaikan tatapannya menatap wajah tegas milik pria itu.

"Ada apa dengan mu? Kenapa kau tidak seperti biasanya? "

Pemuda itu menaikan sebelah alisnya, " apa nya yang berbeda? "

"Kau. "

"Saya? "

Haechan mengangguk lucu dengan pipi yang di kembungkan. Oh tuhan! Jika seperti ini bagaimana bisa Mark marah? Dan juga kenapa Haechan sangat tidak peka? Apa dia tidak tau jika saat ini Mark tengah terbakar api cemburunya.

Cᴏғғᴇᴇ • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang