05

10.9K 883 3
                                    

---Coffee---



Sekarang Haechan sedang bertempur di dapur. Awalnya gadis itu berencana untuk membuat omlet telur melalui tutorial youtobe, melihat dari tutorialnya Haechan fikir membuat omlet telur akan sangat mudah. Namun nyatanya salah, gadis itu sudah menghancurkan setengah bagian dari dapur, semuanya sudah benar-benar berantakan layaknya kapal pecah. Cangkang telur yang berserakan dimana-mana, bumbu-bumbu yang sudah berantakan di atas kompor, dan juga teflon yang sudah berisikan telur gosong di dalamnya.

Lagi-lagi Haechan di buat prustasi ketika dirinya gagal juga membuat kimchi padahal kimchi adalah makanan yang paling mudah di buat untuk kalangan masyarakat korea. Lebih tepatnya bukan gagal, ia hanya tidak sengaja menjatuhkan mangkok plastik yang berisikan sayuran hingga berhamburan kebawah begitu juga dengan bumbu-bumbunya.

Haechan mengusap wajahnya. Entah bagaimana reaksi Mark ketika melihat keadaan dapurnya, bisa-bisa Haechan di tendang keluar dari apartement ini.

Gadis itu melangkahkan kakinya untuk melihat jika Mark tidak akan ke dapur. Haechan mengeluarkan kepalanya melalui celah pintu dapur menatap kearah Mark yang masih duduk di sofa ruang tamu sambil berkutik dengan laptopnya.

Hei, bahkan sekarang sudah hampir pukul setengah sepuluh malam dan pemuda itu masih sibuk dengan pekerjaannya. Apakah Mark adalah salah satu orang yang gila akan pekerjaan? Sampai-sampai ia lupa untuk makan siang dan juga makan malam.

Sore tadi Mark sibuk dengan laptopnya, ia hanya berhenti untuk mengantar Haechan ke supermarket, selepasnya pemuda itu kembali berkutik dengan laptopnya.

Haechan sedikit menghela nafasnya. Ia harus segera membersihkan dapur sebelum Mark menyadarinya. Si gadis kembali menatap kedalam dapur, menatap miris keadaan dapur yang benar-benar sudah setengah hancur.

Satu jam telah berlalu. Dan Haechan sudah selesai membersihkan dapur yang berantakan beserta noda-noda di lantai. Ingat! Hanya membersihkan tidak dengan mencuci barang-barang yang sudah ia gunakan tadi. Satu hal lagi yang harus kalian catat, Haechan tidak bisa mencuci piring.

Gadis itu berjalan keluar dapur. Melihat Mark yang tidak beranjak sama sekali dari duduknya membuat gadis itu mendengus, apa tidak pegal seharian hanya duduk dan berkutik dengan laptop serta kertas-kertasnya? Haechan saja yang melihatnya merasa pegal.

"Kau belum selesai? " Haechan bertanya sambil mendudukan tubuhnya di sofa depan pemuda itu.

Mark tidak menjawab, ia masih terfokus untuk mencata beberapa hal yang harus ia lakukan untuk meeting besok.

"Mark, kau tidak merasa lapar? Perut mu belum di isi apapun sejak tadi
siang. " Haechan kembali bertanya
ketika pertanyan awalnya tidak di jawab sama sekali oleh pemuda itu.

"Tidak. " Jawab Mark seadanya.

Haechan mencibik kesal, gadis itu menatap jarum jam dinding yang sudah hampir tengah malam. "Kau tidak pulang? Ini bahkan sudah tengah malam. " Tanyanya kembali.

"Kamu mengusir saya dari apartement saya sendiri? Ini apartement milik saya jika kamu lupa. "

Ingin sekali rasanya Haechan mejambak keras rambut Mark. Tapi Haechan juga masih waras, ia tidak mau jika harus di tendang dari apartement ini, dan juga Haechan bisa menggunakan Mark jika dirinya membutuhkan uang, lagi pula jika memang Mark tidak ingin memberinya gadis itu bisa mengadu pada Taeyong, wanita itu memberikan alamat rumahnya sebelum ia pergi tentu saja dengan permintaan Haechan tersendiri. Gadis itu benar-benar sangat licik.

Cᴏғғᴇᴇ • MarkhyuckWhere stories live. Discover now