28

8.9K 579 44
                                    

Satu minggu telah berlalu usai persalinan Haechan. Setelah kepulangan Haechan dari rumah sakit empat hari yang lalu wanita itu sudah mulai belajar untuk memandikan putranya itu yang tentu saja di temani oleh kedua wanita paruh baya yang pastinya adalah orang tua dan mertuanya.

Johnny, Hendery dan istrinya Xiaojun sudah pulang kembali ke Perancis untuk mengontrol perusahaan mereka. Sangat tidak baik jika harus di tinggalkan terlalu lama. Jaehyun, Jeno, dan Mark juga sudah kembali ke aktivitas mereka dalam bekerja, Jaehyun dan Jeno hanya sesekali mampir kerumah Mark untuk melihat cucu dan juga keponakan dari mereka. Tidak menginap hanya Taeyong, dan Chitta yang masih setia menginap di kediaman mereka hingga sekarang.

Katanya untuk membantu sekalian mengajari Haechan menjadi seorang ibu. Mereka juga takut jika Haechan mengalami sindrom baby blue's seperti yang biasanya di alami seorang ibu yang baru saja memiiki seorang anak.

Malam ini suasana kamar mereka tidak terlalu ramai, hanya ada dirinya, Mark, dan juga baby Yuan. Taeyong dan Chitta mungkin sudah tidur di kamar mereka masing-masing.

Saat ini Mark sedang duduk sambil menyenderkan punggungnya pada head board dengan Haechan yang juga duduk sambil menyenderkan punggungnya pada dada bidang milik suaminya, memangku sang buah hati yang saat ini sedang meminum asinya.

Mark tersenyum, tangannya mengusap lembut pipi bulat milik putranya yang kini berganti mengenggam tangan mungil milik Yuan. Sesekali pemuda itu tersenyum gemas melihat Yuan yang menyesap asi nya begitu kuat, bahkan hingga menghasilkan sebuah suara yang biasanya di dengar ketika bayi sedang menyusu pada umumnya.

Haechan sendiri sesekali meringis pelan ketika putranya menyesap asinya begitu kuat. Putingnya terasa sangat perih padahal Yuan tidak memiliki gigi sama sekali, rasanya memang sangat berbeda jika itu Mark yang melakukannya.

"Apa masih terasa perih? " Tanya Mark sambil mengecup pipi bulat milik istrinya itu

Haechan mengangguk pelan, " sedikit, tapi tidak seperih tadi. "

"Apa perlu pompa asi agar tidak terlalu sakit? " Tanya Mark lagi menawarkan. Wanita itu menggeleng, ia tersenyum hangat menatap sayu putranya yang masih sibuk menyesap asinya. " Tidak perlu, walupun terasa perih setidaknya putraku merasakan asi langsung dari ibunya. "

Pemuda itu tersenyum tipis, mengecup lama pucuk kepala Haechan. Istrinya itu sudah semakin dewasa seiring berjalannya waktu apa lagi ketika dirinya sudah merasakan rasanya menjadi seorang ibu, walaupun saat mengandung Haechan memiliki sifat yang manja dan juga sangat keras kepala segala keinginannya harus di turuti saat itu juga. Namun sekarang lihatlah, wanita yang dulunya merengekan hal-hal kecil sekarang sudah berperan menjadi seorang ibu. Mark sebenarnya sedikit merindukan sifat Haechan dulu, hanya saja sepertinya sifat istrinya yang sekarang akan lebih baik untuk mengimbangi keluarganya.

Beberapa menit kemudian Yuan sudah kembali terlelap, ia melepaskan puting Haechan dari mulutnya. Dengan mata yang tertutup dan mulut mungil nya yang terbuka menyisakan air susu yang di minum putranya sedikit mengalir di pipi bulatnya. Wanita itu segera kembali menutup payudaranya agar asinya tidak terus terbuang sia-sia karena menetes.

Setelahnya Haechan beranjak dari duduknya, kembali membaringkan tubuh putranya ke dalam bok bayi khusus yang tentunya sudah di siapkan oleh kedua orang tuanya sebagai hadiah untuk cucu mereka. Wanita itu kembali tersenyum ketika Yuan bergerak di kasurnya mencari tempat ter-nyamannya sendiri. Ketika melihat putranya yang sudah tidur nyenyak Haechan segera menyelimuti tubuh Yuan yang sudah setengah terbalut kain agar tidak kedinginan.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Cᴏғғᴇᴇ • MarkhyuckWhere stories live. Discover now