36

5.4K 470 9
                                    

---Coffee---










Mark memfokuskan atensinya kedepan sambil menyetir, sesekali matanya melirik Haechan yang sudah tidur terlelap di sebelahnya. Ia juga beberapa kali melirik kearah kaca di depan, melihat Bibi Kim yang sedang memangku putranya sambil menyusu.

Malam tadi adalah malam acara pernikahan Jeno dan Jaemin di sebuah gedung yang sudah mereka pesan untuk acara pribadi-tidak mengundang banyak orang; teman sekali pun. Mereka hanya membawa kedua keluarga belah pihak juga keluarga dari Haechan.

Semua ini murni permintaan Jaemin, dia tidak ingin pernikahannya di lakukan secara besar-besaran di tambah lagi usia kandungannya yang semakin besar, takut jika orang-orang di luar sana menyadari kehamilannya.

Haechan beberapa kali mual disana karena mencium bau alkohol yang di sediakan, akhirnya pemuda itu meminta untuk pulang lebih awal, khawatir jika terjadi sesuatu pada istrinya.

Soal kehamilan Haechan seluruh keluarga belum mengetahuinya, mereka ingin mengatakan hal itu di waktu yang tepat. Suatu saat nanti.

Sampai di depan rumahnya, Mark keluar terlebih dahulu dari dalam mobil. Berjalan kearah pintu penumpang, ia membukakan pintu untuk Bibi Kim keluar dengan Yuan yang berada di gendongannya, meminta Bibi Kim untuk masuk terlebih dahulu untuk membawa Yuan ke kamarnya.

Pemuda itu berjalan kearah sisi pengemudi, membuka pintu mobilnya-melihat Haechan yang tertidur lelap. Mark melepaskan sabuk pengaman yang melilit di tubuh Haechan, menggendong tubuh istrinya ala bridal, membawa keluar dari dalam mobil secara perlahan. Setelahnya pemuda itu berjalan masuk kedalam rumahnya.

Sesampainya di kamar, pemuda itu membaringkan tubuh istrinya di atas kasur secara perlahan. Mark membuka sepatu yang masih terpasang di kaki Haechan, berjalan kearah lemari ia mengambil sepasang baju tidur milik Haechan.

Dengan perlahan, lelaki itu mulai melucuti pakaian istrinya, ia mengusap sebentar perut istrinya yang sudah terlihat membesar. Mengulas senyum tipis, Mark segera memakaikan baju pada tubuh istrinya, takut kedinginan jika terlalu lama bertelanjang.

Setelah selesai memakaikan baju, Mark menarik selimutnya sebatas dada-ia mengecup kening Haechan cukup lama sambil membelai rambut istrinya. Setelah nya pemuda itu segera berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk segera membersihkan tubuh nya.

---Coffee---

Haechan menggeliat pelan sambil menguap lebar, membuka kedua kelopak matanya secara perlahan. Seperti biasa pemandangan yang ia lihat di pagi hari adalah suaminya yang saat ini sedang duduk di sebelah nya sambil berkutik dengan laptop yang di sertai beberapa berkas menumpuk di sebelahnya.

"Tidak ke kantor lagi? "

Sebuah suara menghentikan kegiatan pemuda itu, Mark memalingkan wajahnya-menatap pada siang istri yang saat ini menatap dirinya dengan wajah bantal juga mata sayu nya. Mark menarik bibirnya, tersenyum tipis melihat wajah cantik Haechan sebelum akhirnya mengulurkan tangan untuk mengusap pucuk kepala istrinya.

"Tidak, ada Yuta dan Winwin yang mengontrol perusahaan. "

Soal Winwin, wanita itu memang sudah menerima pekerjaannya sebagai sekretaris Mark dua minggu yang lalu setelah membicarakannya dengan Yuta terlebih dahulu. Hingga akhirnya mereka sepakat untuk menerima pekerjaan ini.

"Kau membebani mereka pekerjaan yang tidak seharusnya mereka kerjakan. "

Pemuda itu terkekeh, "aku membayar mereka lebih. "

Cᴏғғᴇᴇ • MarkhyuckWhere stories live. Discover now