BONUS: EPILOG

4.4K 230 2
                                    

Hai haiiii!

Inget kan sebelumnya aku bilang epilog dan extrapart aku upload bukan di wattpad? Aku ralat, ya! Karena aku mau ikutan wattys award yang mensyaratkan cerita harus complete, jadinya aku memutuskan untuk upload seluruh part secara lengkap!!! Happy reading, y'all. Jangan lupa langsung VOTE!!!
Oya, ini masih bagian dari season 1 yaaa. Dan juga, aku sangat menyarankan kalian memfollow aku karena status cerita ini akan menjadi COMPLETE, dan tidak bisa lagi aku lanjutkan season 2 di sini. Kemungkinan aku bakalan bikin judul baru, jadi daripada ketinggalan info, mending langsung follow author ya!!!

****

EPILOG

Di malam yang dingin, tiba-tiba terasa getaran halus yang membuat para penduduk wilayah Brigham terbangun dari tidur, dan akhirnya berhamburan keluar dari rumah mereka. Semuanya berteriak karena panik dan mencari pertolongan. Seluruh prajurit yang berpatroli di penjuru jalan mulai beraksi untuk menenangkan rakyat yang kebingungan.

Prajurit lainnya yang menetap di Istana Brigham sejak tadi sebenarnya sudah merasakan getaran kecil di permukaan lantai marmer istana yang mereka injak. Walaupun tidak sampai mengganggu keseimbangan mereka saat berdiri, namun mereka tetap khawatir. Yang paling khawatir tentu saja para prajurit yang berjaga-jaga di sekitar pintu masuk ruang bawah tanah. Mereka semua telah bekerja keras dalam beberapa hari terakhir untuk menyegel serapat mungkin pintu masuk ruang bawah tanah agar tidak ada air yang bisa naik memasuki istana, sesuai perintah atasan mereka.

"Bagaimana ini, Yang Mulia?" tanya Gordon pada Elric yang sedang mempersiapkan seekor kuda untuk ia tunggangi pada malam itu.

"Klan Wolfgang sepertinya sedang melaksanakan rencana mereka." Elric memandang lurus ke kerumunan rakyat yang sudah dalam keadaan tidak karuan. "Apa kau sudah memastikan Raja dan Ratu telah sampai di tempat liburan mereka dengan selamat?"

"Sudah, Yang Mulia. Aku telah mendapat pesan dari pengawal yang menjaga mereka. Tidak ada masalah."

Elric mengangguk singkat. "Bagus, kalau begitu aku perintahkan semua orang dalam istana untuk keluar!" 

"T-Termasuk penjaga pintu bawah tanah dan para penggali?" tanya Gordon memastikan. "Bagaimana jika dinding penutup yang kita buat itu dapat ditembus air?"

Elric memicingkan matanya. Raut wajahnya berubah. "Jika itu terjadi, maka memang seharusnya tidak boleh ada prajurit yang berada dalam istana, karena mereka bisa tenggelam. Bukankah aku benar?"

"Baik, Yang Mulia," balas Gordon.

"Lagi pula," tambah Elric. "Aku optimis semua air akan mengalir ke lokasi target. Sekarang aku akan pergi ke tembok perbatasan dan memastikan dugaanku benar."

"Tapi itu terlalu berbahaya," cegah Gordon sesopan mungkin. "Aku tidak bermaksud meremehkanmu, Yang Mulia. Tapi siapa yang bisa menjamin tembok itu akan sekuat apa?"

"Tembok itu sangat kuat, Gordon. Tidakkah kau lihat jenis bebatuan yang menyusunnya? Aku sudah terlalu lama hidup berdampingan dengannya. Karena itulah aku menolak usulanmu meruntuhkan tembok itu agar air dapat menyebar ke hutan terlarang, karena akan memakan waktu yang sangat lama. Untuk itu aku percaya bahwa tembok itu bisa menjadi tanggul air kita." Elric segera menaiki kudanya dan pergi begitu saja.

Gordon tertegun sejenak. Ia kemudian segera masuk ke dalam istana, dan memastikan bahwa tidak ada siapa pun di dalam sana. Setelah itu, ia menyusul Elric dengan kudanya juga.

Sementara itu, Elric kini muncul di tengah-tengah kerumunan penduduk yang dilanda kepanikan.

"Semuanya, tenanglah! Sebentar lagi getaran ini akan hilang. Sebentar lagi semuanya akan kembali normal!" seru Elric lantang-lantang.

"Pangeran berkata yang sebenarnya! Tenanglah!!!" sahut beberapa pengawal yang mencoba menertibkan penduduk yang kebingungan.

Gordon akhirnya dapat menyusul Elric, dan mereka berdua kini bersama-sama pergi meninjau tembok perbatasan. Sesampainya di sana, Elric segera turun dari kudanya, lalu memanjat pohon untuk kemudian berdiri tegak di atas tembok itu. Gordon hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku sang putra mahkota yang begitu berani.

Di atas sana, dengan helaian rambut tertiup angin malam, Elric tersenyum penuh kemenangan. "Persiapan yang kita lakukan sudah lebih dari cukup. Sekarang waktunya kita menikmati pertunjukan." Ia menatap lurus ke arah pohon-pohon kering di hutan terlarang yang kini mulai terendam air yang muncul dari sebuah lubang besar di permukaan tanah. "Biar seluruh dunia tahu kekuatan Kerajaan Brigham yang sesungguhnya."

Seketika, hutan terlarang menjadi dipenuhi dengan air yang begitu banyak. Tak ada lagi permukaan tanah yang terlihat. Tak ada apapun. Hanya ada alir mengalir di bawah kaki Elric. Untuk yang kesekian kalinya, ia juga merasa puas dengan tembok perbatasan yang tetap berdiri tegak untuk menahan genangan air dalam jumlah banyak, sehingga air tidak meluap ke wilayah kerajaannya. Getaran yang diakibatkan oleh aliran air juga perlahan berhenti. Penduduk mulai kembali masuk ke dalam rumah mereka masing-masing. Semua bahaya telah usai.

Sejak saat itu, tidak pernah ada lagi lolongan serigala di sekitar tembok perbatasan. Hutan terlarang yang kini membentuk kolam yang sangat besar kini telah membentuk danau yang dinamai dengan danau terlarang. Tak pernah ada ancaman lagi di wilayah Brigham, bahkan Klan Wolfgang nyaris tak pernah disebut-sebut lagi oleh siapa pun.

****

The Unwanted Princess [TAMAT]Where stories live. Discover now