BAB 24 - KESEMPATAN

195 73 0
                                    

"Cari kesempatan dalam kesempitan."

– I K K Y –

*****

   WAKTU pulang sekolah tiba. Para murid kini berhamburan pulang ke rumah masing - masing kecuali tiga murid yang masih berdiam diri di kelas menunggu seluruh murid keluar gerbang terlebih dahulu.

"Kita ke kost Andrew saat udah nggak ramai di depan gerbang ya? Soalnya aku nggak suka berdesak-desakan," ungkap Zyra dengan nada meminta. Dimas dan Vlora hanya menganggukkan kepala menjawab pertanyaan dari Zyra.

"Lo benaran tahu letak kost Andrew, Zy?" tanya Vlora kurang yakin.

Mereka bertiga memutuskan untuk menghampiri Andrew karena telah dua hari pemuda itu tidak menampakkan hidung di sekolah akibat sakit.

Zyra menganggukkan kepala, "Iya, tahu."

"Gue nggak nyangka dia bisa sakit. Ngomong-ngomong Andrew sebenarnya sakit apaan?" beber Dimas penasaran. Pasalnya Zyra hanya mengatakan bahwa Andrew sakit.

"Dia dipukul sama kak Arsenio," ungkap Zyra membuat mata Vlora hampir lompat dari tempatnya.

"Kok bisa?!" seru Vlora panik.

Zyra mengindikkan bahu pertanda tidak tahu. "Aku juga nggak tahu," kilah Zyra. Sebaiknya Vlora nggak usah tahu kejadian nya, aku nggak mau dia berpikir yang nggak-nggak tentang aku dan Andrew. Lanjut Zyra membatin.

"Emang pukulan Arsenio separah itu sampai Andrew nggak masuk dua hari ke sekolah?" sosor Dimas bertanya.

"Mungkin," balas Zyra.

Dering ponsel Dimas dan Vlora tiba-tiba kompak berbunyi. Mereka mengangkat ponsel dengan berjauhan, takut jika salah satunya mengganggu.

Zyra hanya memperhatikan dari jauh Dimas dan Vlora mengangkat telepon di arah berbeda. Kini mereka berdua menghampiri Zyra dengan wajah tertekuk.

"Maaf, Zy. Kayaknya gue nggak ikut besuk Andrew. Nyokap gue nelepon nyuruh gue jemput dia di bandara sekarang," beber Dimas meminta maaf.

"Gue juga, Zy. Gue nggak bisa ikut. Papa menelepon agar gue cepat pulang," ujar Vlora dengan raut wajah sedih.

Zyra menganggukkan kepala. "Okey, nggak apa-apa. Aku akan pergi sendiri. Kalian hati-hati pulang ya," balas Zyra.

"Gue duluan ya, Zy. Sampai jumpa. Titip salam buat Andrew," ujar Dimas seraya keluar dari kelas dengan terburu-buru.

"Gue juga pulang duluan ya, titip salam sama Andrew. Moga dia cepat sembuh," ucap Vlora lembut setelah itu berlalu pergi meninggalkan kelas menyisahkan Zyra seorang diri di sana.

*****

   KERUTAN di kening Zyra telihat jelas ketika dia telah tiba di depan pintu indekos Andrew dengan tangan memegang sebuah kantong plastik berwarna putih berisi berbagai makanan ataupun minuman. Zyra telihat bingung bagaimana cara mengetuk pintu kost Andrew. Ingin menyimpan makanan itu di lantai tetapi lantai teras kost Andrew nampak kotor akibat hujan tadi pagi.

Bagaimana cara Andrew tahu aku ada di depan ya? Batin Zyra bertanya-tanya.

Zyra mengutuk dirinya sendiri ketika baru teringat jika dia dapat berbicara. Dia akhirnya berteriak memanggil Andrew agar pemuda itu bisa membukakan pintu untuk dirinya.

"Andrew!" panggil Zyra.

Zyra menghela nafas pasrah ketika penghuni indekos itu akhirnya membukakan pintu ketika Zyra telah berteriak sebanyak enam kali.

ANDREW [ END ]Where stories live. Discover now