BAB 8 - NOSTALGIA

296 120 96
                                    

"Masa lalu sudah lewat, kita berjalan di masa sekarang."

– A N D R E W –

*****

   WAKTU istirahat tiba setelah bel sekolah berbunyi membuat murid mengistirahatkan otak mereka terlebih dahulu sebelum pembelajaran kembali berlanjut.

Zyra menatap ke arah teman sebangku nya yang masih tertidur nyenyak, padahal teman sebangkunya itu memulai tidur bertepatan guru memulai pembelajaran.

Pembelajaran guru telah berakhir dan tidur dia belum berakhir? Dia nggak pernah tidur di rumah ya? Batin Zyra sembari memandangi wajah Andrew.

"Untung saja kita duduk di bangku belakang, jika tidak? Mungkin dia dihukum tiap hari," lanjut Zyra bergumam.

Perlahan-lahan seisi kelas keluar menuju ke surga duniawi sekolah, yaitu kantin. Berbeda dengan Zyra yang masih duduk di bangkunya sembari mengulang materi yang telah diajarkan tadi. Sedangkan Andrew? Pemuda itu masih tertidur pulas.

"Udah pulang?"

Zyra menengok ke samping memandangi Andrew yang perlahan-lahan membuka matanya. Andrew menyapu pandangan seisi kelas dan tidak menemukan seseorang selain Zyra.

"Udah pulang?" tanya Andrew mengulangi ucapannya.

"Nggak lihat tas mereka?" balas Zyra seraya menatap satu persatu tas yang ada di kelas.

"Pertanyaan itu dijawab dengan jawaban bukan dijawab dengan pertanyaan," ujar Andrew.

Zyra menghela nafas lalu berkata, "Pertanyaan aku itu memiliki jawaban. Nah, jawabannya itu secara tidak langsung menjawab pertanyaanmu."

Andrew melongo mendengar ucapan Zyra. "Apa susahnya dijawab belum?" tutur Andrew.

Zyra berdecak seraya mengalihkan perhatian dari Andrew menuju ke buku di hadapan nya. Menurut Zyra jika dia berbicara pembicaraan tidak akan pernah berakhir, terlebih lagi dalam meladeni Andrew.

"Enak juga tidur di sekolah dengerin dongeng guru," beber Andrew seraya meregangkan otot tubuhnya yang kaku.

"Itu bukan dongeng tapi penjelasan materi," ungkap Zyra dingin.

"Sama aja. Sama-sama mengoceh," balas Andrew dengan senyuman.

"Zi!" panggil seseorang diambang pintu kelas.

Panggilan tersebut membuat kedua penghuni kelas saat ini kompak menatap ke arah pintu kelas. "Kakak senior?" gumam Zyra ketika mengetahui siapa sosok pemanggil.

Arsenio menghampiri Zyra di bangku nya. "Apa kabar?" tanya nya seraya duduk di bangku depan Zyra. Sedangkan Andrew yang berada di sebelah kanan Zyra hanya bisa memutar bola mata.

Dengan senyuman manis Zyra menanggapi, "Seperti yang kakak lihat, Zyra baik kok."

"Ini kelas 11 IPA 1. Kayaknya lo tersesat yah?" sosor Andrew seraya menatap Arsenio bagai rival-nya.

"Nggak tersesat, pengen aja ketemu sama Zyra. Emang kenapa? Lagipula sekarang jam istirahat, orang-orang pada ke kantin jadi nggak apa-apa dong gue mampir," jelas Arsenio santai.

"Tapi ini bukan kelas lo, mending keluar," pinta Andrew dengan sorotan mata tajam.

"Lo ada masalah apa? Gue cuman nanya kabar Zyra doang, tapi lo sewot."

"Lo udah lihat dia fine-fine aja jadi cabut sana," usir Andrew.

Arsenio berdiri dari duduknya, "Lo ada masalah apa hah?"

ANDREW [ END ]Where stories live. Discover now