BAB 32 - PERKELAHIAN

162 57 1
                                    

"Jika menyukai seseorang berusaha untuk mendapatkan nya. Jangan malah menyuruh orang lain untuk berhenti menyukai orang yang kamu sukai."

– A N D R E W –

*****

   MATAHARI mulai menurunkan cahayanya. Tepat pada pukul 04.00 sore seluruh murid perlahan-lahan meninggalkan sekolah. Tapi berbeda dengan kedua remaja yang saling melemparkan tatapan maut di belakang sekolah.

"Kenapa?" sosor Andrew salah satu remaja tersebut. Sepulang sekolah, Arsenio meminta Andrew agar menemuinya di belakang sekolah. Tidak ada yang tahu tujuan Arsenio memanggil Andrew untuk apa.

Arsenio mengepal tangan dengan kuat di sebelah pahanya. "Menjauh dari Zyra," titah Arsenio.

Andrew tersenyum miring. "Apa hak lo ngelarang gue? Zyra aja fine-fine dekat sama gue," tutur Andrew.

Kemarahan Arsenio rasanya ingin meledak. Terlihat dari wajahnya yang kemerahan menahan amarah serta urat-urat di tangan dan di lehernya nampak begitu jelas.

"Ini peringatan terakhir. Lo langgar? Lo bakalan tahu sendiri apa akibatnya," beber Arsenio.

"Masalahnya lo siapa ngatur-ngatur? Kalah saing ya?" cibir Andrew. "Gimana lo aja yang menjauh? Simple bukan?" tambah Andrew seraya melipat tangan di atas dada.

"Lo ini sengaja nyari masalah sama gue ya?!" sembur Arsenio geram.

"Nggak tuh. Gue emang suka sama Zyra. Perasaan seseorang nggak ada yang tahu mau suka sama siapa," ujar Andrew santai.

Dengan geram, Arsenio menarik kerah baju seragam sekolah Andrew. "Gue bilang menjauh dari Zyra. Lo budeg hah?!" seru Arsenio tepat di depan wajah Andrew.

"Gue nggak budeg. Ngapain gue menjauh dari orang yang gue suka? Agar lo dekat sama dia lagi ya? Mimpi lo ketinggian deh. Jangan harap gue bakalan menjauh dari Zyra," balas Andrew dengan santai.

Wajah santai Andrew membuat Arsenio benar-benar muak melihatnya. Kepalan tangan Arsenio mendarat di wajah Andrew menyebabkan wajah tersebut spontan menghadap ke arah samping.

Andrew tersenyum remeh. Dia menatap wajah Arsenio seraya berkata, "Lo kalau nggak nerima keadaan langsung pukul ya? Emang tipe manusia kayak lo nggak tahu apapun selain memukul."

Tangan mengepal kencang, seperti Arsenio akan memakan siapapun yang ada di hadapan nya. "Jaga mulut lo!" bentak Arsenio.

"Mulut gue nggak ke mana-mana tuh, tetap di tempatnya," gurau Andrew membuat Arsenio melayangkan satu bogeman mentah lagi ke wajah Andrew. Dua kali pukulan menyebabkan darah segar mengalir keluar dari hidung Andrew.

Andrew menyeka darah yang keluar dari hidungnya. "Pecundang! Kalau suka sama orang itu berusaha dapetin, jangan nyuruh orang untuk berhenti suka sama orang yang lo suka!" bentak Andrew.

"Bacot!" umpat Arsenio seraya menendang Andrew di bagian perut hingga membuat Andrew langsung tersungkur ke lantai.

Andrew tidak tinggal diam ketika mendapatkan pukulan seperti itu. Dia bangkit dan membalas hal yang sama kepada Arsenio dengan menendang perutnya.

ANDREW [ END ]Where stories live. Discover now