BAB 21 - PERINGATAN

202 73 0
                                    

"Semua bakalan terwujud melewati mimpi, maka dari itu teruslah bermimpi."

- A N D R E W -

*****

SUDAH satu bulan pertemanan Andrew dengan Zyra berjalan dengan baik. Bahkan beberapa orang iri melihat kedekatan mereka berdua. Tidak terkecuali Arsenio yang sangat iri mengetahui kedekatan Zyra dengan Andrew.

Ketika waktu pulang sekolah tiba, Arsenio memanggil Andrew menuju ke rooftop sekolah. Awalnya Andrew mengabaikan panggilan tersebut tetapi dengan penasaran tinggi dia akhirnya menghampiri Arsenio di atap sekolah.

Setelah tiba di rooftop sekolah, Andrew menghampiri orang yang mengajak nya ke sini. Andrew menyapu pandangan mengelilingi atap sekolah, tidak ada orang lain selain mereka berdua di sana.

"Ngapain manggil gue ke sini?" ucap Andrew bertanya-tanya ketika dia berada di hadapan Arsenio.

"Gue peringatkan menjauh dari Zyra," tegas Arsenio.

Senyum miring terpajang jelas di bibir Andrew. "Hak lo apaan sampai ngelarang gue?" ujar Andrew.

Tangan Arsenio mengepal kuat di samping pahanya. "Jaga batasan lo, Nick."

"Batasan nya di mana? Setahu gue nih ya, Zyra itu jomblo. Lo juga bukan siapa-siapa nya," beber Andrew dengan senyum puas.

"Ini cuman peringatan, lo ulang? Gue akan bertindak jauh di luar pikiran lo," ancam Arsenio. Matanya telah memerah karena menahan amarah.

Arsenio kembali berujar, "Ingat, Zy milik gue. Hanya milik gue. Sampai kapanpun dia milik gue sepenuhnya."

"Belum jadi milik aja songong nya minta ampun. Lo terlalu berharap lebih deh. Apa yang lo bilang di mimpi doang bisa terwujud," ledek Andrew sedikit terkekeh.

Urat-urat tangan Arsenio terlihat jelas. "Lo akan lihat gimana Zyra bakalan jadi milik gue," ujar Arsenio.

"Semua bakalan terwujud lewat mimpi, maka dari itu teruslah bermimpi. Teruslah bermimpi untuk memiliki Zyra karena di dunia nyata itu nggak bakalan terjadi," usul Andrew dengan senyum smirk-nya.

"Gue dan Zyra dari dulu kenal lama, jauh sebelum lo ada. Gue udah tahu sikap dan apapun yang dia suka. Di sini, lo yang seharusnya nggak banyak ngayal. Dulu ataupun sekarang Zyra milik gue. Hanya milik gue," terang Arsenio memberitahu.

"Gue akui, lo dan Zyra memang kenal sejak lama. Tapi di hati Zyra nggak ada nama lo di sana. Zyra cuman anggap lo sebagai teman baik, bahkan sekarang Zyra mulai menjauh dari lo, 'kan?" beber Andrew menyampaikan.

Arsenio spontan mencengkram kerah baju Andrew. "Lo hanya orang baru. Zyra bahkan nggak tahu sikap asli lo kayak apa," ungkap Arsenio.

Andrew menanggapi, "Sengganya gue lebih baik dari lo."

Arsenio tidak bisa mengendalikan emosinya lagi setelah mendengar perkataan Andrew. Dia menghantam pukulan tepat ke wajah Andrew.

Bukannya membalas, Andrew malah tersenyum menyeringai menanggapi pukulan dari Arsenio. "Seperti inilah jika seseorang nggak nerima kenyataan," ledek Andrew.

Lagi dan lagi pukulan bertubi-tubi Arsenio melayang ke wajah Andrew, membuat sudut bibir Andrew meneteskan darah.

Andrew hanya diam menerima serangan yang diberikan oleh Arsenio. Dia tidak akan mengotori tanganya hanya untuk membalas pukulan Arsenio.

Puas memukul wajah Andrew, Arsenio berkata, "Lo beruntung karena sekarang kita masih ada di halaman sekolah. Ingat, sekarang lo nggak punya teman lagi. Maka dari itu gue nggak bakalan pikir dua kali lagi untuk habisin lo." Setelah berucap panjang kali lebar, Arsenio akhirnya meninggalkan Andrew yang memegang perut dengan rasa nyeri.

ANDREW [ END ]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu