23. Cogan

1.7K 76 3
                                    

happy reading guyss, jangan lupa buat vote sama comment yawww🫶

"Cepetan Zef, baru juga mulai lo alay banget." Ledek Sasa melihat Zefany kecapean berlari padahal satu putaran saja belum tapi sudah seperti yang berlari 5 puaran saja.

"Lo aja deh gue gak sanggup, gue nunggu di pinggir aja."

Zefany mau menangis saja merasakan kakinya yang sakit, pasalnya dia sengaja berjalan kaki untuk sampai di lapangan olahraga karena sudah lama tidak berolahraga. Sebelum itu Zefany bersama Sasa mengunjungi Alun-alun kota terebih dahulu, berkeliling mencari sarapan unutk mengsi perutnya yang sedari rumah belum mereka isi. Terlalu lama berkeliling ditambah jarak dari Alun-alun menuju lapangan olahraga tidak bisa dikatakan dekat membuat mereka berdua kelelahan sebelum memulai olahraganya. Tapi mengapa hanya Zefany yang terlihat lemah di sini.

Zefany hendak menyingkir ke sisi lapangan tapi dengan cekatan Sasa menarik Zefany untuk terus berlari. "Sa... gue gak kuat sumpah." Zefny berjongkok menahan lelah.

"Halah lebay banget sih lo. Liat tuh di depan cogan-"

"Mana, mana? Mana?!" Potongnya dengan antusias sembari melirik sekitar. Benar apa yang dikatakan Sasa ternyata di sini banyak bahkan hampir mayoritasnya di penuhi dengan laki-laki. Sampai salah satu lelaki dengan berkeperawakan tinggi membuat perhatian Zefany teralihkan sekaligus membuatnya kembali bersemangat.

"Ayo, Sa, jangan lemah." Zefany berlari dibelakang lelaki yang entah siapa itu."

"Dasar jamet giliran cowo ganteng aja." Gumam Sasa menatap kepergian Zefany.

***

Di hari libur ini Arga, Deva juga Revan terliat asik bermain PS di rumah Revan, pagi-pagi sekali kedua lelaki itu sudah mendatangi rumah Revan, bahkan niat tidur Revan terhalang sampai sekarang karena kedatangan Arga dan Deva. Salah dirinya sendiri bergadang main gae sampai tidak tidur.

"Pulang dah kalian ganggu kesibukan gue aja." Tepat dikekalahannya Revan mengusir kedua sahabatnya, hal tersebut sudhk dialukan berkali-kali sampai Revan sendiri merasa gondok akan hal itu.

"Cupu katanya Gamers gg, mana kalah terus dari tadi." Ledek Arga yang malah membuat kepala Revan jadi pusing.

"Aing hayang sare bangsat lain nga-game."  Amukan Revan malah dibalas kekehan dari kedua lelaki tidak tau diri itu.

"Tinggal tidur aja ribet banget kayak cewe." Kali ini Devan ikut menggoda Rivan, mereka tau jika sahabatnya itu sedang tidak ingin bercanda tapi terkadang mereka juga suka melihat raut kesal Revan.

Revan bangun dari tidurnya menarik paksa dua manusia sumber kegundahan di pagi yang cerahnya. "Pergi lo berdua anjing, gue gak nerima gembel."

Devan hanya pasrah menerima prilakuan Revan berbeda dengan Arga yang menolak untuk pergi. Alasannya karena dia terus saja memikirkan Zefany. Dari kemarin malam rasa rindu terhadap Zefany belum kunjung padam sampai-sampai dia kesulitan tidur hanya karena ingin memeluk Zefany, hal itu memberi pengaruh terhadap waktu tidurnya tang terganggu, Arga menjadi kesulitan untuk tidur, pikirannya terus terfokus pada Zefany. Hingga tepat setelah bangun tidur dia bernit akan pergi menuju rumah Zefany, namun leaki itu telat arena Zefany saat itu tengah berolahraga bersama Sasa dan gadis itu melarangnya untuk menyusulnya. Padahal Arga menantikan pagi datang agar bisa cepat-cepat bertemu dengan pacarnya.

Hubungannya dengan daang ke rumah Revan adalah untuk mengalihkan pikirannya yang terus menerus terpaku di Zefany, mengurangi rasa rindunya.

***

Kini Zefany dan Sasa tengah beristirahat agak jauh dari pinggir lapangan. Keduanya tidak berhenti histeris kala melihat lelaki tampan yang sedang berlari melewati mereka. Jangan lupakan mata mereka yang berbinar meliha itu sembari mengunyah peremen yang tadi Zefany beli saat mencari sarapan.

"Sa, Sa, lihat gue mau deh punya cowo yang kayak gitu, tinggi, badannya pas, ganteng, mancung, apalagi rambutnya yang tuing tuing pas lagi lari, ih gemes gue gak kuat pengen ajak nikah." Tangannya mengepal gemas di udara.

"Nih, lo liat yang baju biru itu yang celananya item, itu tipe gue banget hitam manis." Tunjuk Sasa pada Zefany.

Zefany mengikuti arahan Sasa. "Ah tapi rambutnya gak tuing tuing, gak ganteng."

"Ayo udah ini kita lari sekali lagi dibelakang cowok itu." Semangat Sasa dengan pandangan yang tidak lepas dari lelaki yang tadi dia sebut tipenya.

Bahu Zefany merosot mendengar itu, kepalanya menggeleng pelan meratapi nasib kakinya besok akan sesakit apa. Memangnya tidak bisa jika dia diam disini hanya beristrahat, lagi pula niatnya sudah berubah bukan lagi berolahraga melainkan mencari pria tampan untuk menyegarkan pikirannya.

TBC

ARZEFANWhere stories live. Discover now