09. Pelukan

4.7K 249 2
                                    



happy reading gais, hati hati typo bertebaran.

jangan lupa vote dulu ayoo tinggal klik


Arga terbangun lebih dulu dari Zefa, tangannya terulur memegang kening gadis itu, masih panas. Dia beranjak dari kasur menuju ke dapur untuk membuat bubur. Terlihat Dean yang tertidur di sofa, sudah dipastikan tadi malam Dean pulang larut hingga membuatnya tertidur di sofa. Arga membuka kulkas mengambil minum dari sana, setelah selesai dia membuka aplikasi youtube untuk mencari cara membuat bubur, setelah didapat dengan modal nekat Arga membuat bubur.

"Ngapain?" suara Dean mampu membuat Arga terlonjak kaget mengelus dadanya, untung saja ponselnya tidak jatuh ke panci yang berisi bubur.

"Ck, gak liat apa?" Arga berbalik menatap Dean dengan sinis.

"Ada yang sakit? Kok lo buat bubur."

"Zefa demam."

"Apa?" Dean dengan cepat pergi menuju kamar adiknya, berjalan menghampiri adiknya yang masih tertidur. Tangannya terulur mennyentuh kening nya untuk memeriksa suhu, mata Zefa terbuka karena merasakan sebuah tangan yang menyentuh kening nya.

"Abang." lirihnya dengan mata berkaca-kaca, tubuhnya terasa lemas sehingga sulit untuk bangun.

"Kenapa?" lengan Dean mengusap pucuk kepala Zafa. Zefa merasa ingin menangis kala memori nya kembali berputar saat kejadian kemarin, dia jadi merasa takut. Dia ingin sekali memberitahu Dean namun takut jika pekerjaan nya yang malah terkena imbas.

"Pusing, elusin." Rengeknya memejamkan mata menikmati usapan Dean. Dean berbaring di samping Zefa kemudian memeluk sang adik sembari mengelus tempurung kepala nya. Zefa menenggelamkan wajahnya di Dada dean sambil terisak menangis.

Tak lama Arga tiba di kamar milik Zefa dengan membawa napan. Rasa panas mulai menjalar di hati nya kala melihat kakak beradik sedang berpelukan, dia juga ingin di peluk Zefa seperti itu. Degan gerak cepat arga meletakan napan di meja belajar kemudian menarik Dean terbangun sampai membuat sang empu hampir jatuh terguling.

"Sana lo pergi kerja, biar pacar gue, gue yang urus." Iya, Dean sudah tau kalau mereka berpacaran sejak kemarin.

"Santai aja kali. Nih, gue ampir jatuh."

"Lama, keburu siang." Kata nya mendorong Dean agar segera keluar dari kamar Zefa.

"Iya, iya sabar, jagain adek gue. Awas lo!"

Arga melangkah menuju meja belajar mengambil napan kemudian diletakan di atas nakas samping tempat tidur.

"Bangun, makan." ucapnya datar seraya mengambil mangkuk berisikan bubur.

Zefa menggeleng menolak perintah Arga. Decakan keluar dari mulut Arga, mood nya jadi buruk karena melihat adegan berpelukan kakak beradik tadi. Arga dengan sedikit kasar menarik tubuh Zefa menjadi posisi duduk, Zefa hanya diam menuruti perintah Arga.

Arga menyodorkan sendok berisi bubur ke depan mulut Zefa tetapi gadis itu malah memalingkan wajahnya. "Mual." Ucap Zefa lemas.

"Gue gak peduli, sekarang lo makan." ucap Arga kembali menyodorkan sendok. Namun Zefa bersi kukuh menggeleng menolak, jika Zefa dengan keras menolak maka Arga lebih keras memaksa Zefa untuk makan. Berhasil, dengan terpaksa Zefa menerima suapan Arga.

"Minum." Ujar cepat Zefa kala perut nya terasa mual lidah nya sangat pahit. Arga dengan cepat memberikan minum pada Zefa.

"Makanya nurut, ini akibatnya kalo lo gak nurut sama gue kemarin. Jangan berani lagi lo berniat pergi sama cowo lain." Zefa hanya diam mengatur nafasnya, Arga seperti tidak memperdulikan situasi dengan tetap menyalahkan Zefa saat keadaan nya sedang seperti ini.

ARZEFANWhere stories live. Discover now