08. Terjebak

5K 255 3
                                    

happy reading!!

Zefany turun dari mobil Dean. Tadi saat Zefany diturunkan oleh Arga, Dean menelpon menanyakan keberadaan sang adik. Dengan menahan tangisannya Zefany meminta untuk segera dijemput.

Dean menemukan Zefany dengan wajah basah dan mata yang sembab, anak kecil juga tau penyebabnya adalah menangis jika melihat Zefany. Dalam perjalanan pun Zefany masih saja bungkam tidak mengatakan alasannya menangis. Sesampainya di rumah, Zefany langsung pergi menuju kamar miliknya. Dean hanya bisa menghela nafas.

Dean mengetuk pintu kamar Zefa. "Zeya, abang masuk ya." tidak ada jawaban. Zefa juga mengunci pintu kamarnya. Dean hanya bisa menghela nafas kembali, besok dia akan bertanya pada adiknya.

Zefany saat ini tengah terbaring dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Harusnya Zefany tidak merasa sakit saat Arga meninggalkannya sendirian di jalan, lagi-lagi dia mengharapkan Arga memiliki perasaan tulus terhadap dirinya. Zefany tau ini tidak mungkin terjadi, sudah Zefany katakan berapa kali Zefa ini bukanlah gadis yang cantik seperti di luaran sana. Dia sangat jauh berbeda dengan Arga. Tapi hatinya sangat bahagia saat dia dan Arga kembali bersama, tetapi di sisi lain rasa ragu juga ikut beriringan.

Tidak bisakah semuanya biasa-biasa saja? tentang perasaannya terhadap Arga. Dia ingin merasa biasa-biasa saja, menjadi pacar Arga saat ini malah membuat harapannya semakin besar. Seakan-akan ada luang besar untuk dirinya di hati Arga.

Sadar diri, bodoh.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu terdengar kembali di telinga Zefa.

"Zefa gapapa bang cuma cape pengen istirahat aja." suara teriakan Zefa malah terdengan menyedihkan.

"Ini gue, Arga."

Mendengar itu otomatis tubuh Zefa terbangun menjadi duduk. Ngapain Arga malam seperti ini ke rumahnya. Dia berjalan ke arah pintu, tangannya menggapai gagang pintu. Niatnya ingin membukakan pintu diurungkan kembali, dia tidak boleh terlena oleh tipuan setan. Zefa berjalan kembali menuju kasur, merebahkan dirinya kembali lalu memejamkan matanya.

"Zefa, buka pintunya." Arga menghela nafas saat mengetahui Zefa masih mengabaikannya.

"Sayang, aku mau ngomong buka dulu pintunya."

Mata Zefa langsung terbuka, sepertinya akhir-akhir ini dia selalu saja dibuat kaget jika bersama dengan Arga.

Dia tidak salah dengar kan? Aku? Arga memanggil dirinya dengan kata aku? ada apa dengan kepribadian laki-laki itu, sangat aneh.

Zefa ingin sekali membuka pintu melihat bagaimana wajah Arga saat membujuk dirinya seperti ini, pasti terlihat menggemaskan. Tapi niat tersebut Zefa urungkan, dia ingin melihat Arga frustasi karena dirinya tidak mendengarkan perintah Arga.

Zefa mengabaikan suara Arga yang terus meminta membukakan pintu. Memejamkan matanya kemudian tertidur dengan sendirinya, tidak peduli dengan Arga.

***

Arga terbangun karena sinar matahari yang menerpa wajah nya melalui jendela. Malam tadi Zefa masih belum mebukakan pintu nya sehingga dia memutuskan untuk tidur di rumah pacar nya, dengan persetujuan Dean tentunya. Arga melirik jam yang berada di dinding, badan nya merasa sakit karena tidur di sofa.

"Arga, gue udah bikin sarapan. Ayo sini." suara Dean dari arah dapur. Tanpa mengatakan apapun dia menghampiri Dean yang sedang menata nasi goreng ke meja makan.

Arga mengambil minum dari kulkas, tidak tau diri, serasa rumah milik sendiri. Setelah meminum nya hingga tandas dia duduk di bangku meja makan menunggu kedatangan Zefa. Dia yakin Zefa tidak tau jika diri nya menginap di sini.

ARZEFANTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon