24. Tentang Kewarasan Arga

2.2K 101 2
                                    

happy reading!! jangan lupa vote yaa, tinggalin jejak kalian


Zefany sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk, dia baru selesai mandi. Saat di lapangan olahraga tadi Arga terus menelepon memintanya untuk segera pulang entah apa yang  lelaki itu inginkan sampai terus memaksanya pulang.

Kalian tau apa yang Arga inginka? Lelaki itu mengajaknya olahraga lari dengannya. Tentu saja Zefany menolak mentah-mentah permintaan Arga. Yang benar saja kakinya masih terasa sakit kini Arga memaksanya untuk lari bersama.

Lalu apa Arga akan mengerti keadaan Zefany? Iya benar, tidak. Seperti biasa Arga yang egois kukuh tidak memberi belas kasihan pada Zefany meskipun Zefany sendiri sudah menjelaskannya bahwa dia lelah sampai dia merengek memohon pun Arga tetap menulikan pendengarannya. Bahkan Arga menolak usulan Zefany untuk lari di minggu depan, sangat keras kepala.

Lihat bahkan Zefany saja belum selesai memakai pakaianya tetapi lelaki itu sudah ada di depan rumahnya. Dasar gila.

Dengan asal Zefany mengambil baju tidurnya kemudian menyusul Arga, tidak peduli Arga yang akan marah nantinya.

"Masuk." Ajak Zefany malas setelah membukakan pintu.

Zefany melihat raut wajah Arga yang cerah berubah datar melihat baju yang di pakainya. Tapi dia tidak peduli kembali berjalan masuk menuju ruang keluarga. Arga geram melihat Zefany yang malah menggunakan baju tidur, rencana lari dengan Zefany pokonya harus terwujud sekarag juga.

Arga mengekori Zefany masuk ke dalam dengan perasaan geram. "Ganti baju." perintahnya dingin.

Zefany tahu dari nadanya saja itu merupakan perintah yang tidak boleh dibentang. "Gak mau, aku cape, kaki aku sakit." ucapnya santai merebahkan tubuhnya di sofa.

"Gak ada alasan. Ganti."

"Gak mau ih, ya udah kalo mau pergi, pergi aja sendiri jangan ajak aku. Aku cape, Kak, ngerti bahasa manusia gak sih, kaki aku sakit, aku butuh istirahat."

Arga menghampiri Zefany tapi untungnya Arga kalah cepat dengan Zefany yang sudah menjauh. Saat Arga mendekat, maka Zefany berlari menjauh, sampai akhirnya mereka terlihat seperti main kejar kejaran di dalam rumah.

"Berhenti di situ, Zefa."

"Gak mau."

"Sayang... udah ya, sekarang ganti bajunya atau mau aku yang gantiin, hm?" uapnya selembut mungkin berharap Zefany luluh.

"Gila, kata aku juga pergi sendiri jangan ajak-ajak. Lagian apa bedanya sih minggu depan?"

Arga masih terus mencoba menangkap Zefany, semakin Arga mendekat, Zefany semakin menambah kekuatan kakinya untuk menghindar.

"Emang apa bedanya kalo sekarang, hah?" Arga malah membalikan pertanyaannya membuat Zefany semakin kesal sampai mau gila karena menahan amarahnya yang ingin dia keluarkan, tapi dia masih sayang pada dirinya sendri tidak mau menngganggu harimau yang sedang tidur.

"Gila ni anak, gak mikir apa aku tuh cape baru tadi pagi lari sama Sasa terus dengan seenaknya Kakak maksa aku buat lari lagi, mau bikin aku sakit?." tapi akhirnya tanpa kendali emosinya keluar begitu saja, Zefany semakin menghindar setelah menyadari suaranya yang lentang.

"Jaga bahasa lo Zefany, sekarang sini gak lo."

"Gak mau." Zefany menggeleng ribut.

Nafas keduanya sudah tidak beraturan lantaran rasa lelah karena terus berlari larian.

"Oh nantangin?" Arga maju dengan cepat saat Zefan baru saja berhenti mengambil nafas.

Raut wajah Zefany menjadi panik membuat respon tubuhnya melambat yang berakhir dia tertangkap berada di gendongan Arga. "Aaaak... Kak Arga turunin." Tubuhnya memberontak berusaha melepaskan diri. Namun, kekuatan Arga tentu lebih besar membuat usahanya percuma, akhirnya dia pasrah dalam gendongan Arga karen kelelahan.

.
.
.
.
.
TBC

ARZEFANWhere stories live. Discover now