16. First Kiss

3.3K 204 6
                                    

halo halo halooo i'm back gaisss ada yg kangen gakkk???
btw part ini menurut aku lumayan panjang tapiiii sebelum baca silahkan vote terlebih dahulu okeyyyy, happy reading gaisss!!

kalian bisa komen kalo ada yg janggal atau gak nyambung atau typo ya gaiss biar nannti mudah pas di perbaikinya makaziiiii



Alfa menghampiri Sasa yang tengah sibuk mencatat contekan tugas dari salah satu teman sekelasnya. Memang Sasa tidak pernah berubah, tekad untuk tidak selalu mengandalkan orang lain hanya sebuah omong kosong yang terlintas dalam otaknya, kenyataannya Sasa adalah Sasa yang selalu memegang prinsip 'masih ada teman jangan tegang bawa santai brayy'.

"Sa." Sasa mendengar namanya disebut menghentikan kegiatannya kemudian menatap Alfa, kedua halisnya terangkat seolah-olah bertanya 'apa?'.

"Zefa belum balik?" tanya Alfa langsung.

"Belum." Sasa kembali melanjutkan menulisnya.

Alfa berniat pergi membeli minum di kantin sekalian mencari Zefa. Namun sebelum itu Alfa menganggu terlebih dahulu Sasa yang masih mencatat dengan cara menarik sedikit buku tulis Sasa sehingga mnghasilkan coretan panjang pada bukunya, Sasa sudah siap ingin memukul lelaki itu namun Alfa sudah berlari terlebih dahulu menuju pintu kelas, alhasil Sasa hanya mampu meneriaki Alfa.

"ALFA SINI LO." Teriakannya membuat perhatian orang-rang tertuju padanya, sudah tidak aneh bagi mereka melihat kedua manusia itu seperti tom and jerry.

Alfa menjulurkan lidahnya mengejek Sasa yang tentu saja tidak bisa mengejarnya karena sedang mengerjakan tugas. Sasa membuang nafas untuk menenangkan dirinya, untuk saat ini dia ingin tenang sejenak menghindari emosi. Tapi sialnya dia tidak bisa jika masih ada Alfa di dekatnya.

Sasa melanjutkan kembali kegiatam menulisnya. Lihat saja nanti dia akan membalas lelaki itu melebihi apa yang dia lakukan pada dirinya.

Alfa sedikit mempercepat jalannya karena jam istirahat yang sebentar lagi akan habis. Saat ini langkahnya menuju kantin untuk membeli sesuatu yang dapat membuat tenggorokannya segar, sekaligus juga mencari Zefa yang entah dibawa kemana oleh Arga. Dalam perjalananya Alfa melihat Zefa dan Arga yang tengah berbincang di taman. Kelas Alfa dan Zefa sedikit berada di belakang sekolah, maka saat ingin menuju kantin akan melewati taman belakang sekolah terlebih dahulu.

Ingin sekali menghampiri Zefa kemudian mengajak pergi kembali ke kelas, namun sepertinya saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk melakukannya karena sepertinya mereka sedang dalam pertingkaian. Meski tidak terdengar apa yang mereka bicarakan namun dapat dilihat dari cara Arga berbicara yang sangat jelas seperti orang yang sedang marah, membentak Zefa. Sampai satu hal yang membuatnya menyesal berdiri di sini, menunggu Zefa selesai dengan urusannya. Hal yang membuat hatinya merasakan sakit, cemburu, kesal bercampur menjadi satu, saat ketika Arga mencium tepat di bibir Zefa, gadis yang dia sukai sejak pertama kali bertemu.

***

Di sini mereka berada sekrang, seperti dugaan Arga taman belakang adalah tempat yang sesuai dengan harapannya saat ini. Sepi, tidak ada satupun orang lain selain mereka berdua. Arga menatap Zefa dingin begitupun dengan Zefa yang melemparkan tatapan sinis. Sudah lumayan lama mereka berdiri belum ada satupun yang membuka suara sampai akhirnya Zefa berbalik untuk kembali menuju kelasnya.

Ditatap oleh Arga seperti itu membuat nyalinya hampir hilang jadi dia lebih baik kembali ke kelas, toh juga Arga tidak berniat berbicara hanya terus menatapnya.

"Siapa yang nyuruh lo pergi?" Zefa menghentikan langkahnya, matanya merotasi mendengar pertanyaan Arga.

"Balik sini." Ucapnya lagi namun Zefa hanya berbalik menatap Arga dengan kedua halis yang terangkat, tidak menghampiri seperti yang lelaki itu inginkan.

ARZEFANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang