42.Penjelasan

1.7K 99 44
                                    

"Aku mencintaimu bukan karena siapa kamu, tetapi karena siapa aku saat aku bersamamu."
-Aurelia Chalista Nuraini-

------------------------------------------------------------------------

Happy Reading!!

Devano mengendarai kuda besinya dengan kecepatan sedang. Setelah mendapat pesan singkat dari sang kekasih, ia bergegas pergi menuju kediaman Aurel. Tapi sebelum itu, Devano lebih dulu mampir ke penjual martabak dan membelinya untuk Aurel.

Ia sama sekali tidak memikirkan keadaan Michel. Bahkan lelaki jangkung itu terkesan bodoh amat dengan gadis yang menyandang status sebagai istrinya.

Karena menurutnya, Michel pantas mendapatkan hukuman atas apa yang telah ia perbuat. Bukannya jahat, Devano hanya ingin Michel belajar untuk lebih bisa menghargai sesama, terlebih Bianca adalah kakak kelasnya.

Oke, back to topik.

Saat ditengah perjalanan, Devano merasa seperti ada yang janggal. Ia menengok ke arah spion, dahinya mengkerut saat merasa ada seseorang yang mengikutinya.

  "Tuh orang kok kayak lagi buntutin gue? Kalau iya, buat apa coba? Gabut banget, masa?" Monolognya.

Mencoba berpikir positif, mungkin saja memang jalan yang dilewati mereka sama dan searah. Lagian, ini kan jalan umum. Siapa saja bebas melewatinya. Termasuk pria yang kini mengendarai motor Scoopy dibelakang Devano.

Rasanya sangat tidak mungkin jika cowok dengan hoody hitam, topi, serta masker yang menutupi wajahnya, itu mengikutinya. Mungkin ini hanya perasaannya saja.

Tak mau ambil pusing karena hal yang masih abu-abu. Devano memilih untuk kembali fokus pada tujuan awalnya, yaitu berkunjung ke rumah Aurel.

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih dua puluh lima menit, akhirnya Devano sampai juga dikediaman sang kekasih.

Selesai memarkirkan motor kesayangannya, lelaki berdarah Inggris-Spanyol itu melangkahkan kakinya menuju teras rumah.

Ting... tong...

  Devano memencet bel beberapa kali, tak perlu menunggu lama, akhirnya tuan rumah pun datang dan membukakan pintu untuknya.

"Haii kak," Sapa Aurel tersenyum ramah. Devano hanya membalas dengan deheman.

"Silahkan masuk kak, duduk dulu. Mau dibuatin minum apa?" Tanya Aurel setelah mempersilahkan kekasihnya duduk diruang tamu.

"Terserah," Kata Devano membalas pertanyaan yang dilontarkan untuknya.

Aurel menganggukkan kepalanya dan melenggang pergi menuju dapur guna membuatkan minum dan mengambil beberapa camilan untuk disuguhkan kepada Devano.

Setelah kepergian Aurel, lelaki dengan tinggi menjulang itu meletakkan martabak yang dibelinya tadi diatas meja. Ia merogoh saku celananya saat merasakan ponselnya bergetar, pertanda ada pesan masuk.

Devano menggeser layar ponselnya guna memasukkan password, lalu ia menekan aplikasi berwarna hijau dan membuka rom chatnya dengan teman-teman seperjuangan. Siapa lagi kalau bukan Farrel, Nathan dan juga Daniel.

Strong Girl Michella (END) Where stories live. Discover now