19.Setitik Rasa

1.5K 90 6
                                    

"Jatuh cinta itu indah. Jika bagimu tidak, mungkin karena jatuh diorang yang salah."
-Devano Albert Wijaya-

------------------------------------------------------------------------

Happy Reading!!

Devano dan Michel kini sedang berada ditengah lapangan. Teriknya cahaya matahari tak menghalangi niat Devano untuk menghukum Michel. Tak peduli jika nantinya Michel akan kelelahan, dehidrasi, atau yang paling parah jatuh pingsan.

Devano masih mencengkram erat pergelangan tangan Michel. Michel sedari tadi terus berontak, namun na'asnya semakin ia berontak maka Devano akan semakin mengeratkan cengkramannya.

"Dev, lepasin dong tangan kotor lu dari tangan suci gue! Jangan lama-lama napa megangnya. Ntar nyaman lagi." Michel terus memukul lengan Devano, namun tidak mendapat respon apapun dari empunya.

Devano membalikan tubuhnya dan berhadapan langsung dengan Michel. Mata elangnya terus menyorot Michel tajam. Seolah ingin memakannya hidup-hidup.

"Harus berapa kali gue bilang sama lu? JANGAN SUKA CARI SENSASI!!!" Bentak Devano meluapkan amarahnya yang sedari tadi ia pendam.

"Cari sensasi apaan sih? Orang gue ga ngapa-ngapain juga." Elak Michel melipat kedua tangannya didepan dada.

"Ngga ngapa-ngapain lu bilang? Lu sadar ga sih, sifat lu yang kekanak-kanakan itu bisa merugikan orang lain." Devano menatap Michel tajam dengan sorot kebencian.

"Gue tau lu masih kesel soal kejadian tadi. Tapi apa pantes lu bales dengan cara kayak gini? Lu hancurin motor gue cuma karena masalah sepele! WARAS LU?"

"Lu kira gue beli motor pake daun? Jangan karena gue anak orang kaya terus lu jadi punya opini kalau apapun yang gue pake itu minta tinggal minta. Asal lu tau, gue harus nabung dulu buat beli motor itu. Dan dengan gampangnya lu hancurin. OTAK LU DIMANA, BANGSAT?!!" Devano sudah kepalang marah. Ia tidak bisa lagi mengendalikan emosinya.

Michel hanya bisa menunduk lemas. Ia tidak menyangka jika Devano akan semarah ini padanya. Jika boleh jujur, Michel takut mendengar bentakan dari Devano.

"S-sorry Dev, gue gatau kalau lu bakal semarah ini. Gue tau gue salah, gue minta maaf." Ucap Michel menundukkan kepalanya.

"Maaf lu ga akan bisa bikin motor gue balik seperti semula."

"Gue bener-bener minta maaf. Gue janji motor lu pasti nanti gue ganti. Lu bebas pilih mau yang mana aja, biar gue yang bayar sebagai bentuk ganti rugi kerusakan motor lu." Michel serius dengan perkataannya. Ia juga sadar jika sikapnya sudah keterlaluan.

Devano masih diam, enggan membalas perkataan Michel. Untuk sesaat ia menghembuskan nafas panjang guna menetralkan emosinya.

Saat dirasa emosinya sudah sedikit mereda, ia kembali membuka suaranya. Kali ini Devano sudah bisa mengontrol emosinya.

"Kali ini gue maafin lu, lu ga perlu ganti motor gue karena gue masih sanggup beli 1000 motor kalau gue mau." Ucap Devano songong.

"Yaelah, masih aja ngeselin nih anak. Mentang-mentang anak Sultan beli motor langsung 1000. Dikira beli permen apa? Huh, orang kaya gabutnya emang beda." Batin Michel mendegus sebal.

Strong Girl Michella (END) Where stories live. Discover now