Part 53

4.4K 211 6
                                    

Seminggu berlalu kondisi Ravin sudah sangat baik, Ravin sudah bisa berjalan walau masih sedikit pincang, namun demikian tidak ada yang perlu di cemaskan lagi, istirahat beberapa hari lagi kondisinya akan pulih seperti sedia kala.

Pemulihannya terbilang sangat cepat karna hanya dalam hitungan minggu, kebanyakan orang bisa sampai berbulan-bulan untuk bisa kembali pulih dari cidera akibat kecelakaan.

Untungnya juga tubuh Ravin kuat, jadi benturan akibat kecelakaan itu tidak berefek terlalu parah, terlepas dari koma yang di alami nya beberapa hari tapi selebihnya semua baik-baik saja.

Atau mungkin bisa di bilang kalau koma nya Ravin itu di sebabkan karna kerinduannya terhadap sang istri, keajaiban selalu datang pada siapa saja yang tuhan kehendaki.

Sudah seminggu ini Ravin keluar dari rumah sakit, pihak rumah sakit sudah memperbolehkan nya pulang walau pun harus cek up beberapa kali untuk memeriksa kondisi Ravin keseluruhan.

Setelah keluar dari rumah sakit, Ravin bersikap manja kepada sang istri, ia juga sedikit posesif dan tidak ingin melepaskan sang istri, kemana pun Giska pergi Ravin harus ikut walaupun itu hanya sekedar pergi ke dapur.

Sikap manja nya itu semakin menjadi-jadi apa lagi cukup lama dirinya tidak bisa manja-manjaan dengan sang istri, beberapa masalah yang datang membuat semua itu seakan hanya khayalan.

Contoh nyatanya seperti saat ini, sudah satu jam lamanya Ravin memeluk Giska dari belakang, sambil mengelus-ngelus perut sang istri yang masih nampak rata, Ravin tidak melepaskan Giska sedetik pun.

Terkadang Ravin mengajak bicara calon buah hatinya itu, hasil dari jeri payahnya membuahi sel telur sang istri, walau pun kabar bahagia itu datang bersamaan dengan hal yang kurang sedap waktu itu tapi mereka masih bisa bersyukur karna pernikahan mereka masih di rahmati oleh yang maha kuasa.

Mereka masih bersyukur karna bisa di bilang kejadian buruk waktu itu adalah awal baru dari cerita pernikahan mereka berdua, dan cerita baru itu di awali dengan manja-manjaan seperti ini.

Giska tau kalau sang suami kangen berat kepadanya, tapi lama kelamaan dirinya juga merasa lelah, lelah di tempeli mulu sampai-sampai dirinya susah melakukan kegiatan lainnya.

"Mas! Udahan dong peluknya!" ucap Giska dengan nada sedikit memelas.

"Kenapa? Kamu gak kangen sama Mas?" tanya Ravin mengacuhkan perkataan Giska.

"Kangen kok, kangen banget Mas. Tapi kan kalau Mas nemplok mulu aku gak bisa ngapa-ngapain. Pegel loh dari tadi gini terus!"

"Hmm. Ya udah deh. Kita rebahan aja."

Ravin justru membaringkang Giska di atas ranjang, dirinya juga ikut berbaring sambil menopang kepalanya dengan satu tangan, lalu setelah itu memandang wajah sang istri lamat-lamat.

Giska sedikit bisa bernapas lega, walau pun masih berada di atas ranjang tapi setidaknya kali ini posisinya berubah, dirinya bisa sedikit bersantai dengan rebahan seperti ini.

"Nanti kalau anak kita lahir mau di kasih nama apa sayang?" tanya Ravin.

Gisak melirik. "Ya Allah Mas! Baru juga mau jalan tiga bulan udah sibuk cari nama aja."

"Harus dong. Pokoknya kita harus siapin dua nama cowok yang bagus, jadi nanti kita bisa pilih yang lebih bagus."

"Jenis kelaminnya juga belum ketauan, Mas udah ngeklaim aja!"

"Aku felling nya sih anak kita pasti cowok."

"Mas yakin banget!"

"Iya lah. Dia anak aku, ikatan bhatin kita kuat, jadi Mas sih udah yakin kalau cowok."

(NOT) BEST MISTAKE ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now