Part 39

4.7K 227 7
                                    

Damar pergi untuk menjumpai Clara, dirinya sudah menghubungi dan membuat janji dengan Clara, hanya berdua dengan Clara tanpa adanya Michel dan Billa, ini pembicaraan khusus mereka berdua.

Setelah membuat janji, Damar mematikan handphone miliknya, ia tidak ingin di ganggu bahkan oleh Sivi, pacarnya sendiri.

Damar menunggu di sebuah cafe, ia sudah memesan tempat duduk disana, tinggal menunggu Clara yang belum datang juga, cukup lama ia menunggu.

Tidak lama Clara datang sambil memasang, senyum tipis di bibirnya, atau bisa di bilang itu senyuman kecut yang terpasang di bibir Clara.

Sebenarnya dia malas menanggapi Damar, dirinya tau ini cuma basa-basi dia saja agar bisa berjumpa dengannya, tidak akan ada pembicaraan berarti, itu yang Clara pikir saat ini.

Melihat Clara datang, Damar bangkit dari tempat duduknya, setelah itu memasang senyum lebar, senyuman khas seorang buaya darat.

"Gue kira lo gak jadi datang," ujar Damar.

Clara menyungggingkan sudut bibir nya, ia lalu duduk di kursi tepat di depan Damar, tentu saja Damar juga langsung duduk kembali.

"Ada apa kak? Tumben ngajak ketemuan?" tanya Clara to the point.

"Mau pesen makan atu minum dulu Cla!" tawar Damar.

Clara berdecih pelan, sudah dia duga kalau ini hanya akal-akalan Damar saja agar bisa berjumpa dengannya, ia benar-benar jengah dengan sikap Damar, namun Clara harus menjaga image nya di depan orang lain.

"Pesen dulu sana!" ulang Damar.

Clara menggeleng pelan. "Engga usah kak. Clara udah makan tadi."

"Jauh-jauh kesini masa gak mau pesen makan atau minum!"

"Nanti aja kak." pungkas Clara jengah.
"Langsung saja kak! Kak Damar ada perlu apa sama Clara?"

Senyum di bibir Damar sedikit memudar, setelah itu ia mengambil handphone yang sudah di hidupkan nya kembali, jaru jemari Damar menekan sebuah aplikasi gambar, dia menuju ke sebuah vidio yang di kirim ke grup geng mereka.

"Bisa jelasin maksud ini apa?" tanya Damar sambil menunjukan vidio yang sedang di putar.

Seketika itu kedua mata Clara melotot, tenggorokan nya juga ikut tercekat, dirinya terkejut dengan apa yang ia lihat, itu rekaman CCTV yang menunjukan kejadian di villa waktu itu, Clara di buat tak berdaya.

"K-kak! D-dari mana kakak dapat vidio itu?" tanya Clara terbata-bata.

"Kenapa lo lakuin hal itu Cla? Lo tau konsekwensi nya apa bukan?" Bukan nya menjawab pertanyaan Clara, Damar justru mencecarnya.

Clara menggigit bibir bagian bawahnya. "Itu bukan urusan kakak."

"Astaga, Cla! Segitu cinta nya elo sama Ravin sampai lo nekad lakuin hal kayak gitu? Harusnya lo sadar, Ravin gak suka sama lo Cla."

"Clara gak peduli. Mau kak Ravin cinta atau tidak yang penting Clara bisa milikin kak Ravin."

"Sakit lo ya! Lo gak bisa maksain kehendak orang lain, Cla!"

"Ck, kalau kak Damar nyuruh aku datang kesini buat ngajak aku debat, mending Clara pergi deh! Buang-buang waktu Clara aja."

"Lo harus dengerin gue Cla. Lo bakal nyesel kalau terus ngusik Ravin. Ravin gak sesantai yang lo kira!"

"Clara engga peduli kak. Kenapa kakak maksa banget sih? Padahal itu urusannya Clara, kenapa coba kakak cape-cape ngurusin hidup Clara?"

"Gue sayang sama lo Cla! Makanya gue ngomong kayak gini ke elo!"

(NOT) BEST MISTAKE ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now