Part 4

8.2K 423 9
                                    

Kini, kedua keluarga sedang bertatap muka satu sama lainnya, mereka semua duduk di satu meja yang sama, ruang tamu di rumah ini menjadi saksi dari pertemuan dua keluarga yang tidak terlalu mengenal satu sama lainnya.

Kevin dan Amira mendengarkan secara seksama cerita yang di tutur 'kan oleh Adrian dan Ayana, mereka juga mendengarkan cerita dari sudut pandang Ravin dan Giska, lalu satu hal lagi mereka juga mendengarkan cerita dari mulut nya Gala.

Ravin dan Giska sedikit menjadi sorotan disini, mereka berdua menunduk lesu sambil sesekali membantah serta membela diri, namun pembelaan mereka tidak berarti sama sekali, keempat orang dewasa itu melihat dari sudut pandang berbeda dengan diri mereka.

Selain itu, Gala juga menjadi orang yang paling di sorot apa lagi oleh Ravin dan Giska, keduanya menatap horor ke arah Gala yang membuat nya tertunduk. Adrian dan Ayana juga menyalahkan nya prihal kejadian ini, karna pesta yang di adakan nya accident seperti ini bisa terjadi.

Gala tau disini ia sangat di sudutkan, apa lagi pesta semalam berakhir dengan masalah lebih panjang, bukan cuma kakak dan sahabatnya yang jadi korban, tapi nasib nya pun berada di ujung tanduk.

Kedua orang tuanya pasti akan melakukan sesuatu prihal masalah pesta semalam, yang menjadi poin masalah dalam pesta semalam adalah keberadaan minuman keras yang di sajikan oleh Gala, Adrian dan Ayana tidak suka dengan semua itu.

Konsekwensi yang akan Gala terima mungkin akan menjadi hukuman yang lebih berat dari sebelum-sebelumnya, apa lagi ini bukan pertama kalinya Gala ke tangkap basah mengkonsumsi minuman keras.

Namun, konsekwensi yang akan Gala terima tidak sebanding dengan apa yang akan Ravin dan Giska dapat, mereka berdua mungkin akan di nikahkan mengingat hal yang terjadi itu termasuk ke dalam zina, walau tidak di sengaja tapi tetap saja itu perbuatan yang melanggar norma agama dan susila.

Kevin dan Amira yang mendengar cerita tersebut sangat lah paham dengan semuanya, mereka tidak akan membela Ravin anak mereka sendiri, bagaimana pun Ravin dan Giska sudah melakukan sebuah dosa, namun mereka menyayangkan penyebab kejadian seperti itu bisa terjadi.

"Baiklah, saya sudah paham garis besarnya seperti apa," ucap Kevin dengan suara beratnya.

Adrian berdehem pelan. "Saya harap sodara Ravin bertanggung jawab atas putri saya Giska. Terlepas dari siapa yang salah disini, saya tidak akan membela putri saya, saya tau hal seperti itu sudah termasuk zina dan saya tidak ingin keluarga saya di laknat oleh yang maha kuasa."

"Saya juga sependapat dengan suami saya, walau pun berat menerima semua ini tapi saya berharap mereka bertanggung jawab dan bisa belajar dari kejadian ini," sambung Ayana mendukung keputusan Adrian.

"Mom!" lirih Giska, "tapi Giska engga ngelakuin apapun mom! Giska engga mungkin berbuat seperti itu," lanjutnya.

"Om, tante. Mohon maaf sebesar-besarnya, tapi saya tidak melakukan apa pun kepada kak Giska, walau pun saat itu saya dalam keadaan mabuk tapi saya yakin saya tidak berbuat macam-macam. Percaya sama saya om, tante!" Ravin ikut membela diri.

Mereka berdua terus membantah dan menolak keras keputusan yang akan di ambil oleh kedua orang tua mereka, mereka yakin dengan apa yang mereka yakini saat ini, mereka yakin kalau mereka tidak melakukan apa pun malam tadi.

Kedua orang tua mereka tidak bergeming sedikitpun, sepertinya mereka sudah mempunyai keputusan mutlak yang tidak bisa di ganggu gugat lagi.

"Ugh, kenapa gak ada yang percaya sih?" lirih Giska, ia sudah lelah menjelaskan, kali ini ia pasrah dengan semuanya.

(NOT) BEST MISTAKE ✅ [SELESAI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora