Part 22

5.3K 267 4
                                    

"Semalam itu kita mimpi gak sih?"

"Kayaknya engga deh, Bil. Kalau gak mimpi mana mungkin di kamar gue ada baju branded anjir."

"Iya juga sih. Tapi, gue masih gak percaya anjir. Setau gue kak Ravin gak punya pacar, tapi semalam kita lihat dia jalan sama cewek, mana mesra banget lagi."

"Entah. Mungkin kita salah lihat kali."

"Bisa jadi sih. Tapi kok gue yakin kalau itu kak Ravin ya!"

"Menurut lo gimana, Cla! Itu beneran kak Ravin yang jalan sama cewek?"

"Gak tau."

"Are you ok?"

"Bagaimana bisa baik-baik aja kalau kita ngelihat orang yang kita cintai jalan sama cewek."

"Eh! Sabar, Cla. Bisa aja itu sodaranya atau adiknya."

"Apa yang Michel bilang bener, siapa tau itu cuma sodara."

Percakapan mereka tidak jauh dari pembahasan seputar Ravin, pemuda yang sedang di sukai oleh salah satu temannya, Clara.

Semalam mereka melihat Ravin sedang jalan sama seorang cewek di sebuah mall yang cukup ternama, kebetulan mereka juga sedang shoping di mall yang sama dan tidak sengaja melihat Ravin.

Namun saat mereka berniat untuk mengejar, jejak Ravin telah hilang, dengan cepat mereka kehilangan jejak dan menyisakan tanda tanya besar di benar mereka masing-masing.

Apa lagi setelah kejadian itu Clara langsung murung dan sedikit mengganggu me time mereka, imbasnya mereka hanya sebentar disana dan langsung pulang karna mood Clara anjlok total.

Saat ini mereka sedang berada di dalam kelas sambil membahas hal semalam, mereka masih penasaran dengan kebenarannya.

"Ouh... Kalau beneran itu ceweknya gimana?" tanya Clara lirih, kedua tangannya menutup hampir semua wajahnya.

"Gosah nethink dulu," ucap Michel mencoba menenangkan.

"Tau lo. Semangat dong!" sambung Billa sambil berseru.

Clara berdecak kesal. "Mau semangat gimana! Hati aku lagi sakit nih."

"Astaga. Dari pada menerka-nerka yang gak jelas, gimana kalau kita tanyain aja sama temen-temennya!"

"Ide lo bagus juga, Bil."

Tidak lama, Damar melintas di depan kelas mereka. Siluet Damar di lihat jelas oleh Michel yang kebetulan sedang menatap ke arah luar.

"Nah itu ada kak Damar. Kita tanyain aja sama dia," saran Michel sambil menujuk ke arah luar.

Clara langsung beranjak dari tempat duduknya, dengan cepat ia keluar dari dalam kelas dan melihat Damar yang sudah berada di ujung lorong.

"Kak Damar!" teriak Clara.

Clara berjalan sedikit tergesa-gesa di saat melihat Damar sudah berada di ujung lorong sekolah. Clara di ikuti oleh Michel dan Billa, mereka bertiga langsung menuju ke arah Damar salah satu sahabat dari Ravin.

Clara hendak menanyakan soal Ravin, tentu juga tentang kebenaran dari apa yang ia lihat semalam, ia ingin memastikan sendiri, semoga apa yang ia lihat semalam tidak benar.

Clara masih ngebet buat dapetin pemuda tersebut, walau di tolak beberapa kali pun ia tidak kapok dan tetap maju terus, ia juga penasaran karna pemuda tersebut tidak menunjukan ketertarikannya kepada dirinya yang cantik dan kaya raya.

Walau terkesan murahan karna ngejar-ngejar seseorang yang tidak pernah menganggapnya ada, tapi Clara tidak peduli, ia akan menelan semua cacian orang lain kepadanya.

(NOT) BEST MISTAKE ✅ [SELESAI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora