Part 28 (18+)

9.2K 322 13
                                    

Area dewasa.

Di harapkan untuk bijak dalam membaca part ini.

Terima kasih.

-----

Cekrek!

Ravin menutup pintu lalu mengucinya rapat, seringaian kecil terbit di bibir Ravin, Giska yang melihat itu sedikit bergidig, ia tidak tau apa yang akan di lakukan suaminya itu tapi ia sedikit bisa menebak kalau malam ini tidak akan berlalu dengan cepat.

Giska menelan ludahnya kasar, dirinya yakin kalau Ravin akan menepati janjinya, seperti yang dia katakan tadi di depan kedua orang tua serta Oma nya, Giska yakin kalau perkataannya itu bukan main-main.

Namun entah kenapa rasanya sedikit berbeda dari waktu itu, dua kali ia menggoda Ravin namun sensasi nya biasa saja, tapi kali ini entah kenapa ia merasa takut, nyali nya yang dulu seakan menghilang begitu saja.

Siap gak siap dirinya harus siap, sebagai seorang istri ia harus melaksanakan kewajibannya, ia harus yakin dan menerima, ia tidak mau membuat suaminya itu kecewa, salah sedikit saja akan lain lagi ceritanya.

Jika dirinya menunjukan raut wajah keraguan sedikit saja maka bisa di pastikan kalau sikap Ravin padanya akan berubah kembali, ia tidak ingin usaha yang sudah di bangunnya dengan susah payah terbuang sia-sia.

Giska menghela napas beberapa kali mencoba mengumpulkan keberanian nya yang sempat hilang, namun entah kenapa keberanian itu tidak datang lagi, nyalinya seakan semakin ciut.

"Boleh aku minta hak aku malam ini?" tanya Ravin lembut.

"Eh!" Giska yang sempat ngeblank tidak bisa menangkap perkataan Ravin.

Ravin memojokan Giska ke dinding kamar, posisi mereka yang masih berdiri sedari tadi memudahkan Ravin untuk cepat beraksi.

Secara perlahan Ravin mengelus rambut hitam Giska, lalu kemudian turun ke area wajah, Ravin melakukan itu dengan penuh kelembutan serta kasih sayang.

"Seperti yang aku bilang waktu itu, aku akan menggauli kamu setelah aku cinta sama kamu, dan sekarang aku sudah benar-benar jatuh cinta kepadamu jadi boleh aku minta hak aku malam ini?"

Secara perlahan Giska mengangguk mengiyakan, tatapan dari Ravin sangat dalam dan meneduhkan, ini adalah tatapan penuh cinta yang akan selalu Ravin tunjukan kepada Giska.

Berbeda dengan beberapa waktu lalu, tatapan Ravin selalu saja dingin kepadanya, dan lagi Ravin jadi sedikit banyak bicara tidak irit seperti yang sudah-sudah.

Benar apa kata kedua orang tuanya, Ravin memang manja dan bawel ketiga di hadapan orang-orang yang di cintainya, Giska beruntung menjadi salah satu bagian dari kehidupan Ravin.

"Apa aku boleh memulainya?"

Giska kembali mengangguk pelan, ia tidak bisa berkata-kata hanya bisa menurut seperti sekarang ini.

Ravin kembali membelai rambutnya, desiran hebat mulai bergolak di dalam diri Giska, sentuhan itu sangat memabukan, sentuhan itu menjadi candu baginya.

"Kamu cantik," puji Ravin sambil terus membelai rambut Giska.

Kedua pipi Giska langsung bersemu merah. "M-makasih!"

Belaian tangan Ravin mulai menjalar ke bagian lain, tidak ingin membuang waktu lebih lama, Ravin menangkup dagu Giska dan mulai mendekatkan wajahnya secara perlahan.

Giska menahan napas saat wajah mereka saling berdekatan, semakin lama semakin dekat dan Giska justru memilih memejamkan kedua matanya saat bibir Ravin mulai mengarah ke bibirnya.

(NOT) BEST MISTAKE ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now