Part 14

5.4K 312 2
                                    

Malam ini hujan turun cukup lebat di ibukota, selain itu sambaran petir terdengar memekakan telinga, seperti nya akan ada badai yang datang menerjang ibukota. Menurut ramalan cuaca hari ini, beberapa wilayah ibukota akan di terjang hujan angin.

Lalu menurut perkiraan, hujan akan terjadi di sepanjang malam sampai subuh menjelang nanti, itu artinya hujan tidak akan reda semalaman.

Pemerintah juga menghimbau kepada warga supaya tidak keluar rumah malam ini, pemerintah juga menghimbau kepada warga sebisa mungkin menghindari daerah yang rawan bencana, BMKG merilis daerah-daerah yang cukup rawan.

Untung nya keluarga Anggara tidak mempunyai agenda malam ini, mereka tidak mempunyai satu pun acara dengan rekan atau colega. Memang keluarga Anggara tidak terlalu mementingkan setiap acara yang datang kepada mereka di malam hari, dengan alasan untuk menjaga keharmonisan keluarga.

Dari dulu, Kevin Amira bahkan Revita tidak terbiasa mempunyai agenda di malam hari, mereka selalu menekankan semuanya di siang hari. Karna bagi mereka siang adalah waktu kerja dan malam adalah waktu buat keluarga. Hal itu yang selalu Kevin dan Amira tekan 'kan.

Malam hari ini semua anggota keluarga Anggara berkumpul di satu meja yang sama, mereka sedang makan malam saat hujan deras turun membasahi bumi. Untung nya mansion Anggara di buat kedap suara jadi suara hujan dan kilat dari luar tidak akan terdengar sampai ke dalam.

Kevin, Amira, Revita, Ravin dan Giska serta kedua adik kembar Ravin tengah menyantap makanan mereka masing-masing. Semua nya larut dalam keheningan, tidak ada yang bicara satu pun sampai makanan yang ada di piring mereka mulai habis.

Untuk menemani makan malam mereka, bi Sumi menyajikan sup untuk menghangatkan tubuh, selain itu ada juga beberapa masakan lain, namun kebanyakan makanan yang tersedia adalah makanan yang berkuah mengingat udara malam ini cukup dingin.

Tidak lama satu demi satu sudah menandaskan makanan mereka masing-masing, sendok dan garpu sudah berdiam diri di atas piring. Kini tinggal tugas bi Sumi untuk membereskan semuanya nanti.

"Alhamdulillah." Mereka mengucap syukur atas nikmat yang di berikan oleh yang maha kuasa.

Biasanya keluarga Anggara tidak langsung beranjak dari meja makan, mereka selalu menyempatkan diri untuk mengobrol, walau terlihat sederhana tapi hal itu cukup bisa membuat semua anggota keluarga terbuka satu sama lainnya.

Mungkin bisa di bilang kalau hal itu salah satu cara menjaga keharmonisan keluarga Anggara.

"Eheum! Istrinya kok di anggurin sih!" Revita menyindir Ravin yang sedari tadi diam saja.

Ravin berdecak sebal. "Oma apaan sih? Kerjaan nya nyindir terus!"

Revita terkekeh. "Nyadar juga kamu."

"Au dah."

Amira juga ikutan terkekeh. "Gengsi kali, Mom! Ravin 'kan gitu, gengsinya gede. Bilangnya gak peduli, padahal dalam hati beda lagi ceritanya."

"MAMA!"

"Jangan sok jual mahal kamu, Vin. Giska cantik, baik, mandiri, kurang apa lagi coba!" timpal Kevin.

"Iya Pah! Iya. Ravin tau kok. Tapi kalau hati bilang itu, Ravin bisa apa coba! Walau kita udah menikah tapi jujur aja Ravin belum bisa cinta sama Giska." Ravin membalas dengan sikap jujur dari hati.

"Makanya, buka hati kamu. Gosah takut buat jatuh cinta. Lagian kalian sudah sah jadi cinta kalian halal."

"Heum."

Ravin membalas dengan anggukan, ia tidak mau obrolan ini berlanjut lebih lama lagi. Ia tidak mau jadi bahan sindiran keluarganya.

Di sisi lain, Giska tersenyum kecut mendengar Ravin berbicara seperti itu, entah kenapa hatinya sedikit sakit, ia tidak tau kenapa itu bisa terjadi tapi ia tidak bisa pungkiri kalau dadanya sedikit sesak akibat ucapan Ravin tadi.

(NOT) BEST MISTAKE ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now