Part 44

4.5K 237 4
                                    

"Target sudah terlihat."

"Eksekusi sekarang."

"Baik. Laksanakan."

Tut!

Percakapan itu berakhir tatkala orang yang mereka incar terlihat di jalanan, seperti perhitungan mereka, orang itu keluar dari salah satu rumah yang selalu mereka pantau akhir-akhir ini.

Seringai lebar terpancar dari orang itu, tugasnya kali ini lebih cepat dari perkiraan, semuanya terjadi lebih awal dari yang mereka rencanakan.

Target yang mereka incar keluar dari dalam rumah saat hujan deras, jalan nya sedikit tidak karuan, melihat itu mobil yang sedang di kendarai perlahan di lajukan menyusul motor target.

Beberapa saat membuntuti, jalanan yang cukup banyak di penuhi kendaraan lain sedikit menyulitkan nya untuk segera beraksi.

Mau tidak mau ia harus membuntuti lebih lama lagi, sampai akhirnya momen itu datang secara tidak terduga, tiba di perempatan jalan yang cukup sepi.

Ia segera tancap gas dan membelokan mobil ke arah kiri, ia bermaksud untuk menyergap nya di perempatan lampu merah depan, ia berniat untuk menabraknya langsung dari arah depan.

Pedal gas sedikit di mainkan, ia berhasil tiba lebih dulu di perempatan yang di tuju, segera ia membelokan mobilnya lagi supaya berlawana dengan target yang di incar.

Pedal gas di injak sekuat mungkin, kecepatan mobil sudah di atas rata-rata, ia menunggu momen yang pas saat kendaraan mereka semakin dekat.

Tiba saat nya ia mengeksekusi target yang di incar, pedal gas semakin di injak kuat dan dengan sekali kesempatan, ia membelokan mobil ke arah berlawanan ke arah target incarannya.

Brukk!

Hantaman keras membuat motor targetnya terjatuh sangat keras, motor tersebut hancur berantakan, target yang dia incar terguling beberapa kali di atas aspal sampai akhirnya terhenti di tepi trotoar.

Tanpa harus memastikan lebih dulu ia sudah sakin kalau kondisi target nya sangat parah, dari kaca spion ia bisa melihat darah segar mengalir dan langsung bercampur dengan air hujan.

Seringai iblis tercetak di bibirnya, tanpa menunggu waktu lama ia segera melaju meninggalkan tempat kejadian itu, ia tidak ingin ada yang melihat apa yang sudah di lakukannya.

Masalah nya akan lebih panjang kalau sampai ada saksi mata, maka dari itu ia segera pergi sesaat setelah menjalankan tugasnya, dengan begitu kecelakaan ini akan di sangka sebagai tabrak lari.

Sudah cukup jauh ia melajukan mobilnya, ia pun berhenti untuk memberi laporan kepada bos yang sudah memyewanya.

Benda pipih segera ia ambil dari saku, satu nomer langsung di hubungi olehnya, tidak lama telpon tersambung ke nomer yang di maksud.

"Tugas sudah saya laksanakan," lapornya.

"Bagus. Sudah kamu pastikan kalau dia mati?"

"Saya yakin seratus persen. Saya lihat dari dalam mobil keadaannya sangat parah."

"Bodoh. Harusnya kamu pastikan sendiri."

"Saya tidak mau repot-repot melakukan hal itu, yang ada saya akan meninggalkan jejak disana."

"Ck, bagaimana saya bisa yakin kalau dia sudah mati."

"Anda jangan meragukan saya, saya yakin seratus persen."

"Cih. Pastikan secara langsung."

"Mau di pastikan apa lagi? Saya yakin dia sudah mati."

"Saya tidak mau tau. Pastikan sekali lagi atau saya tidak akan membayar sisanya."

(NOT) BEST MISTAKE ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now