Part 29

7.9K 326 6
                                    

Giska terbangun lebih dulu karna merasakan sakit dan ngilu di area intimnya, ia juga merasa kebas di bagian bawahnya. Tubuhnya pun terasa sedikit berat karna satu tangan Ravin melingkar di pinggannya.

Keduanya dalam keadaan telanjang bulat, hanya selimut yang menutupi tubuh mereka berdua, malam tadi menjadi malam yang indah bagi mereka, malam panjang penuh gairah.

Malam tadi menjadi malam pertama mereka, setelah beberapa bulan mereka menikah baru tadi malam keduanya merasakan nikmatnya malam pertama, momen tersebut semakin indah karna keduanya sudah saling mencintai.

Ya. Cinta lah yang menjadi alasan utama kenapa mereka tidak melakukan malam pertama waktu itu, harusnya pengantin baru seperti mereka memanfaatkan waktu dengan berduaan sepanjang hari.

Namun karna satu dua alasan, mereka tidak melakukan itu, mereka sibuk sendiri-sendiri, alasan kenapa mereka menikah lah yang menjadi penyebab hal itu terjadi, karna sebuah kesalahan membuat mereka menikah dan oleh karna itu ada jarak yang sangat jauh di antara keduanya.

Tapi, itu beberapa bulan yang lalu saat mereka belum merasakan yang namanya jatuh cinta, karna saat mereka mulai jatuh cinta satu sama lain momen indah itu terjadi.

Pernikahan mereka yang tadinya di ambang kehancuran perlahan kembali seperti seharusnya, mereka mulai menemukan pondasi yang kuat dan kokoh untuk dasar rumah tangga mereka yaitu cinta.

Dan pernikahan mereka semakin sempurna karna keduanya sudah melaksanakan kewajiban mereka sebagai sepasang suami istri, lalu mulai berharap agar segera di beri momongan secepatnya.

Pernikahan kurang lengkap kalau tidak ada si kecil yang merengek atau pun nangis, Giska dan Ravin tidak ingin menunda lagi bahkan mereka berdua ingin segera menimang si kecil, itu akan membahagiakan bagi mereka berdua bahkan bagi orang tua mereka juga.

"Kamu sudah bangun?"

"Eh!" Giska terperanjat kaget saat suara Ravin mengagetkannya.

Setelah itu Ravin mengucek kedua bola matanya, tangan Ravin yang masih melingkar di pinggang Giska perlahan di tarik, gesekan kulit di antara keduanua membuat satu sensasi yang membuat birahi mereka sedikit naik.

Apa lagi mereka masih dalam keadaan telanjang bulat, birahi Ravin pasti akan bereaksi kala melihat tubuh telanjang Giska.

Ravin bangkit dari posisi berbaring, setelah itu ia kembali terfokus kepada Giska, satu kecupan Ravin daratkan di kening sang istri.

"Pagi sayang!" ucap Ravin setelahnya.

"Pagi juga Mas." Giska membalas dengan rona merah di pipi.

"Masih sakit hmm?" tanya Ravin.

"I-itu..." Giska tidak bisa menjawab, mulutnya seakan terkunci.

"Maaf sudah membuat kamu kesakitan!" Ravin kembali mencium kening Giska beberapa kali.

"E-engga kok Mas. Aku justru seneng, akhirnya pernikahan kita bisa naik ke tahap ini, hal itu menyempurnakan pernikahan kita Mas." Giska tersenyum kecil.

"Belum lengkap kalau belum ada Ravin junior disini!" seloroh Ravin sambil mengelus perut Giska.

"Hihi. Semoga saja cepat jadi Mas! Aku mau lihat anak kita nanti mirip siapa! Aku atau kamu!"

"Amin. Pastinya mirip aku, aku yang buat kok."

"Aku juga ikut loh Mas! Masa iya mirip kamu doang, aku nya gak di ajak!"

"He. Ya sudah. Mirip kita berdua biar adil. Tampan dan cantik, perpaduan yang sempurna."

"Hihihi. Mas bisa aja!"

(NOT) BEST MISTAKE ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now