Prolog

13.1K 585 7
                                    

"Tante! Ravin sayang sama tante."

Pernyataan seorang pemuda yang baru berusia 17 tahun itu sontak saja membuat perempuan yang berstatus dokter itu sedikit terkejut, pernyataan itu juga langsung membuat dunia nya serasa berhenti tiba-tiba.

Perempuan yang di panggil 'tante' oleh pemuda tersebut menatap heran dengan raut wajah yang tidak bisa di baca, perempuan itu sedikit terhenyak dengan semua itu. Namun tidak lama perempuan tersebut tersenyum lalu mengelus rambut pemuda itu.

"Tante juga sayang sama kamu, Vin," ucap perempuan tersebut.

Seketika itu kedua mata pemuda yang baru puber tersebut langsung berbinar, seakan mendapat angin surgawi ia mulai berharap yang tinggi dari perasaannya itu.

"S-serius?" tanyanya sedikit tidak percaya.

Perempuan tersebut mengangguk. "Sayang banget, karna kamu keponakan kesayangan tante, tante sayang kamu sejak kamu masih bayi."

"B-bukan itu maksud Ravin, tante. Maksud Ravin itu, cinta, Ravin cinta sama tante selayak-nya laki-laki dan perempuan dewasa," tutur pemuda itu menjelaskan.

Perempuan tersebut terhenyak seketika. "A-apa maksud kamu?"

"Ci-n-ta. Ravin cinta sama tante, Ravin mau tante yang jadi istrinya Ravin kelak."

"Kamu gila?"

"Ravin serius tante. Ravin cinta sama tante."

Seketika itu suasana langsung berubah drastis, ada atmosfir tidak mengenakan yang menyeruak, perasaan tidak nyaman juga mulai timbul dan itu membuat suasana semakin buruk.

Namun tidak lama perempuan itu terkekeh pelan. "Belajar dulu yang benar, kamu masih terlalu dini untuk bicara seperti itu."

"Ravin sungguh-sungguh. Ravin serius bilang begitu, lagian tante 'kan udah janji sama Ravin waktu kecil." Pemuda tersebut berusaha meyakinkan sekuat tenaga.

Kening perempuan itu mengkerut dalam. "Janji? Janji apa itu? Perasaan tante engga pernah janji apa-apa!"

"Ugh, itu loh, tan! Waktu kecil tante janji kalau Ravin sudah dewasa nanti tante bakal nikah sama Ravin. Sekarang Ravin udah dewasa dan tante harus nepatin janji itu."

Seketika mulut nya menganga mendengar perkataan pemuda itu, ia tidak habis pikir kalau candaan nya dulu akan di anggap serius olehnya. Namun ia juga tidak bisa menyalahkan pemuda tersebut sepenuhnya, bagaiman pun ia juga salah disini karna sudah bicara seperti itu dulu, dan sekarang ia harus menjelaskan semuanya.

"Ravin! Dengerin tante, waktu itu tante tidak serius, lagian waktu itu kamu masib kecil ja---"

"Jadi, tante cuma mainin perasaan Ravin doang?" serobot pemuda tersebut.

"B-bukan gitu maksud tante. Aduh, gimana ya jelasin nya ke kamu." Perempuan itu kebingungan sendiri, ia tidak tau harus menjelaskan nya seperti apa.

"Gini, tante memang sayang sama kamu, sayang banget, tapi hanya sebatas tante dan keponakan. Umur kita itu terpaut jauh, harusnya kamu cari yang seumuran, lagian hubungan kita tidak bisa lebih dari itu. Kamu paham?" lanjutnya.

Pemuda tersebut tersenyum getir, ia tau itu semua artinya adalah penolakan, ia tidak tau kalau patah hati itu bisa sesakit ini, harusnya ia tidak sebodoh ini, mencintai tante sendiri sangat lah mustahil, harusnya ia juga tau kalau perkataannya dulu hanyalah sebuah siasat agar dirinya menjadi anak yang penurut.

Namun imbas dari semua itu, salah satu hati ada yang terluka, luka yang lebar dan tentu saja akan membekas selamanya.

Sebuah luka yang akan membuat jalan cerita ini berubah kedepannya.

* * *

...TO BE CONTINUE...

PROLOG NIH GUYS

SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA INI

SQUEL FOR YOU LOVE

CERITA KLASIK YANG SANGAT KLASIK

(NOT) BEST MISTAKE ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang