Part 16

5.5K 270 0
                                    

Suasana kantin saat ini cukup ramai di isi oleh para siswa yang ingin mengisi perut atau hanya sekedar nongkrong sambil cuci mata melihat siswi yang cantik dan semok.

Semua mulai sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Saat Ravin dan kawan-kawannya datang semua yang ada di kantin langsung mengalihkan perhatian kepada mereka berlima.

Siapa yang tidak kenal Ravin dan ke empat kawannya! Mereka berlima di kenal sebagai most wanted seantero sekolah, ketenaran mereka melebihi ketenaran siswa-siswa yang lain termasuk para osis itu sendiri.

Ravin di kenal sebagai siswa yang pintar dan ganteng, walau pun begitu tidak ada yang tau identitas Ravin yang sesungguhnya kecuali keempat sahabat dan kepala sekolah disini.

Hanya orang-orang tertentu saja yang tau siapa Ravin sebenarnya, semua siswa dan guru di sekolah ini cuma tau Ravin sebagai muris biasa, nama id nya pun hanya sebatas 'Ravin A putra' bukan 'Ravin anggara putra' seperti seharusnya.

Ya, semua itu sengaja di lakukan untuk mentupi siapa Ravin sebenarnya, kalau semua orang tau kalau Ravin adalah tuan muda keluarga Anggara, pasti akan ada banyak orang yang mencari perhatian padanya, atau bahkan akan ada beberapa ancaman yang datang oada Ravin kalau sampai identitas aslinya terkuak.

Itu yang menjadi perhatian khusus, pihak keluarga tidak ingin Ravin dalam bahaya, apa lagi saingan bisnis yang ingin menjatuhkan Anggara sangatlah banyak, mereka akan melakukan segala cara untuk dapat menjatuhkan Anggara company.

Balik lagi kesituasi saat ini. Ravin dan yang lain langsung mengambil duduk di tempat biasa mereka duduk saat di kantin, semua orang sudah tau jadi tidak ada yang berani menduduki tempat mereka.

Tempat mereka berada di paling pojok kanting, percis menghadap langsung ke area taman sekolah. Mereka semua langsung menempelkan bokong di tempat masing-masing.

"Oi, Ren! Pesen gih!" titah Damar tak tau malu.

"Sialan. Napa lo nyuruh gue sih?" Rendi sedikit kesal.

"Sekarang giliran lo yang pesen. Nyadar napa, jangan belaga pilon lo!" semprot Damar.

Rendi langsung menyengir. "He, gue lupa. Ya udah gue pesen dulu lah."

Setelah itu Rendi langsung beranjak pergi untuk mengantri dengan siswa lainnya. Rendi tidak perlu bertanya lagi pesenan mereka apa karna semua sudah tau makanan apa yang biasa di santai oleh kawan lainnya.

Sudah hampir satu tahun lebih mereka melakukan cara ini, tiap hari ada giliran nya dan sekarang adalah giliran Rendi yang mengantri untuk memesan. Jika semuanya mengantri untuk memesan tentunya akan sangat sulit nantinya, maka dari itu mereka melakukan cara seperti ini.

"Oi Vin! Korban lo nambah banyak aja nih!" celetuk Damar sambil terkekeh.

"Apa perlu gue masukin ke list nih?" sambung Juan bertanya.

"Masukin lah. Buat nambah-nambahin daftar, haha." Ini yang jawab Gala bukan Ravin.

"Hahaha, gila banget sih lo! Padahal lo terima aja tuh coklat, lumayan 'kan buat kita-kita," ucap Damar sambil terkekeh. ". Kalau gue jadi elo, gue bakal terima tuh coklat sekalian sama si Clara nya juga, lumayan 'kan cantik gitu mana tajir lagi."

"Dasar kadal," cibir Juan sambil menggeplak kepala Damar.

"Ravin bukan elo, Dam. Dia ini orang nya setia," sambung Gala.

"Lah! Setia sama siapa dia? Pacar aja gak punya."

Sama kakak gue____bhatin Gala.

"Sama pacarnya atuh, Dam. Itu pun nanti kalau udah punya, ha." balas Juan sambil terkekeh.

(NOT) BEST MISTAKE ✅ [SELESAI]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt