Part 25

6.1K 288 4
                                    

Sudah dua hari sejak pertengkaran yang terjadi antara dirinya dan Giska, sudah dua hari juga ia tidak bertegur sama dengan sang istri, atau lebih tepatnya Giska selalu saja mengacuhkan dirinya.

Dua hari ini juga mereka bagaikan orang asing yang tidak saling mengenal, Giska bahkan selalu berangkat kerja pagi-pagi sekali agar tidak bertatap muka dengan Ravin.

Walau pun Giska selalu pulang tepat waktu tapi sikapnya selalu cuek, ia bahkan lebih memilih naik angkutan umum ketimbang naik motor bersamanya.

Mereka berdua masih tidur satu ranjang, tapi Giska selalu tidur di tepi ranjang sambil memunggungi Ravin, imbas dari kejadian dua hari lalu membuat Ravin sangat prustasi.

Wajah Ravin yang biasanya segar dan dingin berubah menjadi kusam dan berantakan, semua itu di sebabkan kesalah pahaman antara dirinya dan Giska, bahkan ia juga tidak selera makan akibat di acuhkan terus.

Hal itu sungguh membuat Ravin kesal sendiri, ia tidak menyangka kalau akan ada saatnya dia merasa sakit hati akibat di acuhkan seseorang, biasanya ia yang selalu mengacuhkan mereka semua.

Terakhir kali ia merasa sedih seperti ini saat di acuhkan oleh tantenya sendiri sekitar setahun yang lalu, sejak saat itu ia semakin tidak peduli dengan orang lain.

Namun nyatanya rasa tersebut kembali hadir satu tahun kemudian, kali ini bukan ulah Aisyah melainkan ulah dari istrinya sendiri yang selalu ia acuhkan. Mungkin ini karma buat dirinya karna selalu mengacuhkan sang istri, bagaimana pun yang maha kuasa tidak akan senang jika seorang suami lalai terhadap istrinya.

Ia bingung dengan hatinya sendiri, ia tidak tau apa yang dirinya rasakan saat ini, mungkin benih-benih cinta mulai tumbuh di hatinya maka dari itu saat ia di acuhkan oleh Giska rasanya lumayan sakit.

"Oi! Kenapa lo bengong mulu?"

Satu tepukan dari Gala sedikit membuatnya terperanjat. Ravin tidak menjawab, ia hanya menatap ke arah Gala yang mulai duduk di samping tempatnya duduk, pemuda tersebut menatap heran ke arahnya.

"Wait! Kenapa muka lo lusuh gitu?" Gala menatap lekat ke arahnya.

Ravin menghela napas pelan. "Gue ada sedikit masalah sama kakak lo."

"Kakak gue? Kenapa emangnya?" tanya Gala heran

Ravin masih belum mau bicara, saat ini mereka sedang berada di dalam kelas, ia takut kalau pembicaraan ini akan di dengar oleh orang lain apa lagi ketiga temannya yang lain.

"Gosah hawatir. Mereka lagi pada sibuk sendiri," ujar Gala.

Juan dan Rendi sedang sibuk ngegosip di pojokan kelas bareng cewek-cewek, sementara itu Damar entah kemana, bilangnya mau ke toilet tapi sedari tadi dia masih belum balik-balik juga.

"Ceritalah." Gala sedikit menekan.

Ravin menoleh sambil menghela napas pelan. "Kakak lo salah paham sama gue."

"Salah paham gimana maksud lo?"

"Ya gitu lah. Gara-gara wanita gila yang entah dari mana datangnya, kakak lo jadi nyangka nya gue lagi pelukan sama tuh orang." jelas Ravin.

"Tunggu-tunggu! Maksud lo ada cewek gak di kenal yang tiba-tiba meluk lo tepat dimana kakak gue lihat itu semua! Iya?" Ravin mengangguki ucapan Gala.

"Lo beneran gak kenal atau lo pura-pura gak kenal?" lanjut Gala sedikit menodong.

Ravin mendelik kesal. "Gila lo ya! Kalau mau pelukan juga mending sama kakak lo yang sudah pasti halal, lah ini gue gak kenal anjir, mana penampilan nya seperti bitch lagi, najis banget gue, jijik."

(NOT) BEST MISTAKE ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang