Tadi saat sedang sibuk berkeliling, tiba-tiba saja Michel melihat sebuah boneka yang berhasil menarik perhatiannya. Tanpa babibu, Michel menarik paksa suaminya itu masuk ke toko tersebut untuk melihat-lihat beberapa koleksi boneka disana.

"Perasaan gue ga enak nih. Pasti tuh curut bakal minta yang aneh-aneh lagi. " Devano menggerutu dalam hati.

Dan benar saja, feeling seorang suami memang tidak pernah meleset. Ucapan cowok itu terbukti dengan Michel yang memeluk sebuah boneka berbentuk anjing.

Kalau cuma beli boneka biasa, Devano tidak masalah. Mau beli satu pabrik pun akan ia turuti. Tapi masalahnya, bentukan boneka yang dibawa Michel itu sangat aneh. Bukannya lucu, tapi malah terlihat seram.

Ga percaya? Lihat saja sendiri.

Dengan PD-nya, Michel menenteng boneka tersebut dan menunjukkannya pada Devano

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dengan PD-nya, Michel menenteng boneka tersebut dan menunjukkannya pada Devano. Ia mengangkat boneka itu tepat didepan wajah suaminya itu.

"Bonekanya lucu banget kan, Dev? Mirip banget sama lu." Devano melotot tak terima.

Apa-apaan Michel ini, masa wajah tampan nan rupawan seorang Devano disamakan dengan boneka anjing macam ini. Bahkan jika dilihat-lihat, boneka itu lebih mirip Farrel. Jangan-jangan mereka saudara kembar yang terpisah?

"Lu bisa ga sih jadi cewe normal sehari aja? Seengaknya kalau lagi diluar jaga image dikitlah. Jangan malu-maluin jadi cewe." Ujar Devano mulai kehilangan kesabarannya.

Bukannya sakit hati dengan perkataan cowok itu. Michel malah bersikap abai dan menjawab. "Kok marah... Hamil ya?"

Sudah cukup, Devano benar-benar lelah. Tolong musnahkan Michel sekarang juga!!

***

Michel dan Devano kini berada di Gramedia. Setelah berdebat sangat panjang. Kedua sejoli itu memutuskan untuk membeli novel saja. Sebagai ganti kolor dan boneka tadi yang tidak jadi dibeli.

"Sekarang lu boleh pilih semua novel yang lu suka. Ambil berapapun yang lu mau," Devano menjeda ucapannya. "Gausah lihat harga, biar gue yang bayar semuanya. Jangan kaya orang miskin."

Mendengar penuturan lelaki itu yang membebaskannya untuk membeli apapun yang ia mau. Membuat senyum Michel merekah.

Dengan senang hati, Michel menuruti permintaan suaminya itu. Ia mengambil beberapa novel yang sudah menjadi incarannya.

Kapan lagi kan bisa menjemput ayang fiksi tanpa harus lihat harga? Kesempatan tidak datang dua kali, bestie.

Setelah puas mengambil novel sebanyak 50 biji. Michel pun berjalan menuju kasir dan membayar belanjaannya.

Strong Girl Michella (END) Where stories live. Discover now