42. Dendam.

84 16 0
                                    

Yokkk tombol votenya di tekan dlu!
___
__
_


Di ruangan gelap yang tak berujung Asteri hanya bisa meringkuk kedinginan, tak ada pintu dan jendela. Ruangan ini benar-benar gelap tanpa celah, bahkan ujungnya pun Asteri tak bisa melihatnya.

Berdiam diri sedari tadi, Asteri seolah bungkam dengan bibir yang terasa kelu. Belum mencoba pun rasanya ia sudah tak sanggup berteriak untuk sekedar meminta tolong, entah apa yang terjadi, orang itu tiba-tiba sudah membawanya ketempat ini. Ingin rasanya protes tapi ketampanan pria jahat itu seolah menghipnotis mata lemah Asteri, huh! Kini Asteri sungguh menyesal karna mencap dirinya sebagai pecinta cogan.

Tak lama kemudian akhirnya sosok itu kembali datang, Asteri bisa merasakannya namun ia enggan melihatnya. Asteri masih nyaman pada posisinya saat ini, siapapun sosok di depannya ini Asteri yakin dia adalah sosok yang sama dengan sosok yang menculiknya tadi.

"Sepertinya Kau sangat nyaman ya berada disini?" Ucap sosok itu dengan suara yang kelewat dingin, bahkan Asteri bisa merasakan suhu dinginnya menusuk tulang" Rapuh Asteri. Sungguh lebai!

"Apa Maumu?" Tanya Asteri yang masih tetap nggan untuk bergerak.

"Kematianmu." Jawab Sosok itu dengan seringai kejam yang dia perlihatkan, namun sayang Asteri tak melihatnya.

"Karna?"

"Dendamku."

***

Saat ini Zoferus sedang mengamuk dan memporak-porandakan kerajaan Netherland, kerajaan Vampire. Untuk mencari Asteri Zoferus sampai membunuh ribuan pelayan yang berada di Kerajaan itu, Zoferus sedikit merasa aneh karna tak mendapati sosok penjaga dimanapun, hanya ada pelayan.

Dengan terengah-engah Zoferus menatap kamar Arfael dengan gusar, ntah dimana vampire sialan itu menyembunyikan Asteri. Sungguh Zoferus akan mencincang Vampire itu jika Asteri tergores sedikit saja!

"Oh Asteri, dimana kau sebenarnya?! Aku bisa gila jika tak bisa Menemukanmu!" Pekik Zoferus sambil mengacak-acak rambutnya.

Seluruh ruangan sudah Zoferus kunjungi, namun Zoferus masih belum menemukan sosok Asteri. Setau Zoferus para Bangsa Vampire tak memiliki kasti lain selain kastil yang sudah ia hancurkan ini, namun mengapa Zoferus masih tak menemukan sosok Asteri?!

Melihat taman bunga di bagian belakang Kastil, dengan gontai Zoferus mendekatinya, menarik nafas panjang lalu menghembuskan secara perlahan. Bau semerbak bunga pun langsung menyambut penciuman Zoferus, sungguh Zoferus sangat merindukan Asteri. Senyuman gadis itu sudah menjadi candunya, bukan hanya senyuman, suara tawanya yang merdu, sikap polosnya yang memang polos ataupun bodoh, lalu tingkah konyolnya yang bisa membuat orang darah tinggi.

Namun tak di sangkanya, jika seluruh sifat aneh Asteri itu bisa menaklukkan sosok Zoferus hingga dapat membuatnya kalang kabut seperti ini. Sungguh menyebalkan pikirnya, apalagi ketika mengingat kedekatan keduanya Zoferus kembali di buat terkekeh, cinta memang bisa membuat orang menjadi sangat gila ternyata.

"Sekarang aku kembali mempertanyakan kepantasanku untuk memilikimu Asteri, bahkan sekarang aku mulai ragu bisa menepati janjiku. Aku takut, dan aku tak sanggup jika harus kehilangan sosok dirimu, aku hanya bisa berharap takdir mampu menyatukan kita. Yeah, aku berharap." Gumam Zoferus sambil menunduk, ntahlah Zoferus mulai gelisah sekarang. Apalagi dia meninggalkan tugasnya begitu saja, oh semoga tidak akan ada perpecahan antara bangsa Fairy dan Bangsa Rubah hanya karna ulahnya.

***

"Kenapa harus aku?"

"Karna itu sudah takdirmu! Datang kesini hanya untuk membawa kehancuran! Manusia picik sepertimu tak pantas hidup kau tau!" Desis  Arfael.

"Apa salahku?! Bahkan aku sendiri tidak mengenalmu! Tidak mengenal tempat ini! Bahkan mungkin aku tidak sampai satu bulan di Dunia yang entah berantah ini, lalu kau malah seenaknya menaruh dendam padaku?! Otakmu dimana Huh?!" Teriak Asteri yang mulai kesal, saat ini dia sudah berdiri dengan mata yang tertuju tepat pada sosok di depannya.

"Kau memang tak salah, tapi bangsa sialanmu itu pemicu kehancuran Dunia kami!" Bentaknya kembali tak ingin di salahkan.

"Ku pikir makhluk makhluk disini mulai kehilangan akal sehatnya, Hei! Kau lupa atau bagaimana? Bangsaku disini sudah kau habisi sialan! Sekarang malah dengan seenaknya kau menyalahkanku yang bahkan tak ada kaitannya dengan ini semua!" Geram Asteri, sungguh ia sangat kesal saat ini. Vampire sialan! Bisa biasanya dia menuduh Asteri yang tidak-tidak.

Terkekeh sinis "Yeah, kau memang tak ada kaitannya dengan ini semua. Kau juga berbeda dengan Ratu Eftychia sialan itu, dan itulah yang akan membuat rencanaku semakin mudah untuk membalaskan dendamku."

"Sekarang kau malah ikut membawa Ratu Eftychia dalam permasalahan ini, apa memang benar kalo kau sudah kehilangan akan sehatmu? Ck, sungguh miris vampire yang satu ini." Desis Asteri menahan kesal.

"Sepertinya kau memang belum tau apa apa yah, baiklah dengan senang hati aku akan mendongeng untukmu. Dengarkan ini baik-baik manusia Bumi!" Ungkap Arfael dengan lirihan di akhir katanya, namun karna kesunyian ini Asteri masih dapat mendengar dengan jelas lirihan itu.

Deg

Mendengar hal itu Asteri hanya bisa terdiam kaku, bagaimana Arfael mengetahui tentang Bumi? Bahkan Zoferus yang menemukannya dari awal pun tak mengetahui apa-apa. Apakah ini berhubungan dengan kedatangannya kesini? Sungguh Asteri masih tak paham dengan situasi yang semakin lama semakin mencekam ini.

"Sepertinya kau sangat terkejut yah, bahkan Zoferus tak mengetahui asal usul gadis yang sudah dia temani akhir-akhir ini, ah aku tak bisa membayangkan wajah kecewanya ketika mendengar ternyata kau menutupi rahasia sebesar ini." Ucap Arfael dengan seringai yang semakin mengembang karna melihat keterdiaman Asteri.

"B-bagaimana bisa? Bagaimana bisa kau mengetahui hal itu ha?!" Teriak Asteri dengan mata yang mulai berkaca-kaca, sungguh Asteri tak sanggup jika harus melihat Zoferus kecewa, Asteri tak sanggup jika harus di benci Zoferus. Asteri sungguh mencintai Zoferus tulus dari hatinya, bukan sekedar karna ketampanannya. Dan parahnya lagi, Asteri baru menyadari perasannya itu.

"Tentu Aku tau, karna Ratu Eftychia adalah manusia pendatang sepertimu. Dan karna dia jugalah Dunia kami hancur pada waktu itu!" Teriak Arfael tak Terkebdalikan.

"M-maksudnya?"




Tbc...
Jan lupa vote end komen!

Yok yok tiga part mendekati Ending...

Long A dream [END]Where stories live. Discover now