15. Pelukan Hangat.

284 48 11
                                    

Pelukanmu memang singkat. Namun, mampu menggerakkan hatiku
Untuk semakin mendekapmu
Lebih lama.

~From Asteri For Zoferus~

~💞~


Happy Reading ><

Setelah cukup lama berlari akhirnya Asteri menyerah! Bahkan ini belum setengah dari dari perjalanan menuju rumah Maria. Dan lihatlah penampilan Asteri sungguh seperti gembel! Rambut acak-acakan, dahi india, gaun lusuh dan lecek! Ya, karna Asteri sudah terjatuh belasan kali dan mungkin sekarang di sekujur kakinya akan terdapat banyak luka.

"Hosh. Hosh. Capek banget njir! Mana masih jauh lagi," Keluh Asteri sambil mengusap keringat di dahinya.

"Kalo aja ada Doraemon gue udah minta pintu kemana saja dari tadi. Kan gue jadinya udah kagak usah repot repot lari kek gini! Mana udah kek gembel lagi untung kagak ada penduduk. Nanti di kira gue beneran gembel" Oceh nya sambil mulai berjalan dengan kaki yang pincang.

"Nah kan nah kan! Nih gaun ngapa ada darahnya coba?"

Karna merasa tak nyaman Akhirnya Asteri menyingkap gaun nya. Dan terlihat lah luka di sekujur kakinya dan yang paling parah di daerah lutut! Hingga mengeluarkan darah yang cukup banyak. Melihat itu mata Asteri mulai berkaca-kaca, Asteri memang sensitif dengan darah! Setiap melihat darah dirinya pasti akan menangis, bukan karna takut! Hanya saja dia selalu memposisikan seseorang yang mengalami luka itu, pada dirinya.

"Duh! Mana lukanya parah lagi terus ini gimana? Udah malam lagi!" Rengek nya. Lalu diringi satu tetes Air mata yang jatuh dari mata lentik Asteri.

"Gue harus cepet cepet sampek rumah nih! Nanti juga pasti bisa di obatin! Kaki gue gak mulus lagi dong!" Tangis Asteri pun pecah. Lalu Asteri kembali bersimpuh di jalan dengan masih memegangi lututnya yang terus mengeluarkan darah!.

Mengingat darah! Asteri jadi takut kalau ada vampir yang mencium darahnya lalu menculiknya dan membawanya pergi!. Ah Asteri menjadi double takut saat ini!

"Mampus! Terus gue kudu gimana dong ini? Kalo beneran ada Vampir di sini gimana? Ayo Asteri! Lo cwe kuat! Kudu bisa! Yok yok pulang yok!" Semangatnya pada diri sendiri. Lalu mulai berdiri dan mengusap sisa air matanya dan membenahi gaunnya.

Setelah dirasa selesai Asteri mulai berjalan lagi. Dan sepertinya jika malam desa ini akan sepi, sudah tidak ada orang lagi di luar. Mungkin semua sudah di dalam rumah masing-masing. Dan sekarang Asteri sudah lapar! Terakhir makan tadi pagi. Lihatlah wajahnya sekarang sudah memucat! Tapi bukan Asteri namanya jika seperti ini saja sakit!

Setelah cukup lama berjalan, Akhirnya sebentar lagi Asteri akan sampai. Dia sungguh tidak sabar untuk memarahi Early dan Zoferus! Awas saja mereka! Asteri hilang bukannya dicari! Asteri akan membuat mereka menyesal karna sudah Mencampakannya!. Lihat saja nanti!.

"Huft! Ayo As! Dikit lagi udah sampe! Untung aja gue masih inget jalannya, Kalau ngga double nyasar dah gue. Tapi tumben banget mereka gak nyariin gue, gak mungkin dong mereka gak nemuin gue secara kan mereka rubah pasti gampang lah nemuin manusia cute kayak gue gini" Oceh Asteri.

"Nih luka kena Air pasti perih! Terus gimana gue mandinya? Ya kali kagak mandi, mana badan udah kucel banget lagi kasian banget nih nasib gaun gue. Sobek semua lagi!" Oceh Asteri sambil memperhatikan pakainya yang memang sobek! Sungguh kasian bukan?

"Ah. Akhirnya sampe juga" Ucap Asteri lalu menghela nafas lega. Dan saat Asteri ingin masuk, Asteri mendengar suara yang tak asing. Ya! Itu suara Maria yang sedang mengomel. Karna ingin tau Asteri pun memberanikan diri membuka sedikit pintu agar Asteri bisa mengintip. Dan benar saja Zoferus dan Early sedang mendengarkan amukan Maria.

"Ternyata Ibu kalo marah serem yah," Ucap Asteri bergidik ngeri. Melihat Zoferus dan Early yang terus terusan kena marah Asteri pun menjadi tak tega. Akhirnya Asteri pun memilih masuk agar Maria berhenti memarahi kedua rubah yang sedari tadi menunduk.

"Ibu,"

Maria yang mendengar suara yang membuatnya kawatir sedaritadi pun segera menoleh. Dan benar saja itu Asteri! Melihat keadaan Asteri yang sangat memprihatinkan, hati Maria terasa tersayat ribuan belati. Meski Asteri bukan anaknya tapi Maria sudah menganggap Asteri anak kandungnya. Melihat Asteri yang tersenyum padanya Maria segera memeluk Asteri.

"Kamu kemana saja sih nak? Ibu benar benar khwatir dengan kondisimu. Dan benar saja! Lihatlah kondisimu ini"

"Hehe. Itu Bu tadi Asteri sempat tersesat terus akhirnya balik lagi deh ke pasar. Karna udah malam jadi Asteri milih lari eh malah jatuh bolak balik" Jawab Asteri dengan cengiran.

"Kalian ini! Lihat kondisi Asteri! Ibu gak bakalan ijinin kalian pergi lagi dengan Asteri. Terutama kamu Zoferus!" Marah Maria. Dan yang membuat Asteri kaget Maria tidak lagi menggunakan embel-embel tuan! Sepertinya Maria benar benar marah.

Melihat kondisi Asteri yang mengenaskan, Early dan Zoferus benar benar merasa bersalah!.

"Asteri maafkan aku. Aku benar-benar lupa! Dan aku fikir kamu ada dirumah saat" Maaf Early tapi tak di hiraukan Asteri.

"Iyalah lupa! Orang lo bedua mikirin tuh cewe! Bukan gue!" Kesal Asteri dalam batinnya

Melihat Asteri yang diam saja Zoferus segera mendekatinya. Dan saat Zoferus menatap Asteri, Asteri malah memalingkan wajahnya. Itu membuat Zoferus tambah merasa bersalah.

"Maaf" Lirihnya sambil menunduk. Asteri yang mendengar itupun bersorak senang dalam hati.

"Okeh! Waktunya kita beri pelajaran kepada pria tampan ini!"

Asteri mulai mengeluarkan air mata nya dan memulai drama.

"Kalian jahat! Tidak kah kalian mengingat diriku? Kalian yang membawa diriku dan kalian juga yang membuang diriku selayaknya sampah!" Ucap Asteri mendramatisir.

"Maaf! Aku minta Maaf!"

"Maaf? Apa maaf kamu cukup untuk membuat Lukaku hilang? Tidak kan!"

Zoferus yang mendengar kata luka pun segera memperhatikan Asteri dari atas sampai bawah. Begitupun Maria dan Early, dan benar saja gaun bagian bawah Asteri di penuhi darah yang mengering. Melihat hal itu Zoferus segera menyingkap gaun Asteri, mata Zoferus membola melihat banyaknya luka di sekujur kaki Asteri! Rasanya meminta maaf saja tidaklah cukup untuk menebus kesalahannya.

"Kenapa? Kaget? Ya. Itu! Itu semua luka yang aku dapat kan agar bisa kembali kesini. Dan kam-"

Greb!

Asteri mematung! Dia tak menyangka kalau Zoferus akan memeluknya. Asteri seketika luluh di dalam dekapan Zoferus yang begitu membuatnya nyaman. Sangat nyaman!.

"Maafkan aku." Lirih Zoferus yang membuat Asteri tersenyum senang.

"Jangan ulangi lagi!"

"Tidak akan!." Jawab Zoferus sambil mengurai pelukannya.

Tidak ingin kesempatan ini hilang, Asteri kembali menangis dan memeluk Zoferus erat! Mengambil kesempatan agar bisa mendekap Zoferus lebih lama. Kapan lagi dia bisa memeluk Zoferus seperti ini. Mengambil kesempatan dalam kesempitan adalah moto seorang Asteri!.

Tbc...
Jangan lupa Vote And komen!
See you next part!.

Long A dream [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu