16. Gadis itu, lagi?

246 48 5
                                    

Rinduku memang selalu bersemu.
Tapi rinduku tak siap bertemu.
Jika menyembunyikan rindu yang bersemu ini menjadi jalan takdirku.
Maka akan ku persilahkan rindu ini singgah hingga akhir hayatku.

~From WithoutAName For you~

~💔~

Author numpang merindu dulu ye guyss.


~💞~


Happy Reading ><

Saat ini Asteri sedang berbaring di ranjang dengan wajah yang pucat. Ya, setelah kejadian semalam, Asteri mengalami demam dan tubuhnya benar benar terasa remuk. Dan saat ini Asteri hanya bisa pasrah karna Maria dan Early benar-benar posesif. Lihatlah, sedari tadi Early berdiam diri di ambang pintu sambil memperhatikan Asteri.

"Aku tidak akan kemana-mana Early!" tekan Asteri.

"Tidak ada yang tahu apa yang sedang kau pikirkan di otak cantikmu itu," balas Early masih dengan posisi yang sama.

"Terimakasih, aku memang cantik." mendengar jawaban Asteri, Early hanya memutar mata malas.

"Apa badanmu masih sakit?"

"Argh, badanku masih sangat sakit jika di gerakan. Sepertinya aku harus kembali tidur," jawab Asteri dengan nada yang di buat-buat. Lalu segera merebahkan dirinya dan menarik selimut untuk menutupi sekujur tubuhnya.

"Katakan saja kau ingin mengusirku secara halus," ucap Early dengan malas sebelum beranjak keluar dari kamar Asteri serta tidak lupa menutup pintunya.

Melihat Early yang sudah keluar, Asteri segera bangkit dari tidurnya. Lalu segera melangkah kedepan kaca. Dan benar saja, tanda india itu belum hilang. Apakah kekuatan Rubah sehebat itu? Ini bahkan sudah dua hari dan tanda merah itu belum hilang. Lalu Asteri kembali menyingkap gaunnya dan terlihatlah kedua pahanya di penuhi luka. Asteri meringis melihat paha yang semula mulus sekarang di penuhi luka.

"Paha mulus gue! Ini bisa sembuh nggak ya? Kalo bisa sembuh, bekasnya bisa hilang nggak?" tanya Asteri pada dirinya sendiri sambil mengusap beberapa luka di pahanya.

"Kalo si Cleo lihat, auto di ejek inimah. Jelek-jelek gini kalo badan mulus kan bisa di nego," ocehnya mulai melantur.

"Tenang saja, lukamu pasti segera sembuh. Termasuk bekas lukamu itu," ucap seorang gadis yang tiba-tiba memasuki kamar Asteri. Tapi tunggu! Asteri seperti mengenal gadis itu. Ah, benar. Itu gadis di pasar kemarin. Dan itu juga gadis yang sudah membangkitkan jiwa Yanderenya.

"Sepertinya kau tidak senang melihatku di sini," tebak gadis itu tepat sasaran.

"Jika kau sudah tahu, silahkan keluar!" tekan Asteri di akhir kata.

"Hei, apa kau tidak ingin pahamu itu kembali mulus?" tanya Gadis itu mencoba meluluhkan Asteri dengan tawarannya yang menggiurkan.


Mendengar tawaran gadis di depannya, Asteri mulai tergiur. Tetapi kembali ke pendiriannya, Asteri tetap menyuruh gadis itu pergi. Jika tidak, jiwa Yanderenya akan berkobar lagi.

Long A dream [END]Where stories live. Discover now