3. Dream Or Realita?.

562 102 100
                                    

Seperti di bab sebelum nya! Gak ada cuap cuap manis, karna author nya udah cukup manis.

***


Happy Reading><


Tap

Tap

Tap

Cleo dapat melihat bahwa perawat tergesa-gesa memasuki ruang rawat Asteri, entah apa yang terjadi dengan gadis itu.

Dengan khawatir Cleo segera bertanya pada salah satu perawat yang keluar dari ruang Asteri.

"Sahabat saya kenapa sus?" tanyanya dengan raut khawatir yang sangat kentara.

"Sahabat anda tiba-tiba tak bisa di bangunkan," ucap suster itu dan segera melanjutkan langkahnya yang tertunda karna pertanyaan Cleo.

"Nggak bisa di bangunin? Lah kok bisa?" monolog Cleo. Karena meski Asteri sering tidur ataupun tertidur, Asteri tak sulit untuk di bangunkan. Tapi kenapa sekarang Asteri malah sulit bangun bahkan sampai membuat para suster dan dokter heboh.

Cklek

Setelah lama melamun, Cleo mendengar pintu ruang rawat di buka. Dan ya, itu dokter tampan kemarin yang memeriksa keadaan Asteri.

"Bagaimana keadaan teman saya dok?" tanyanya khawatir karna melihat wajah lesu sang dokter saat keluar dari ruang rawat Asteri.

"Teman anda mengalami Mimpi Claustrophobia. Ini merupakan kondisi saat seseorang menjadi sadar terhadap mimpi yang dialami, tetapi tidak dapat bangun sendiri. Ahli mimpi Rianne Schimmel mengklaim, dia dapat dengan mudah memanggil sebuah pintu ke dunia baru ketika dia mengalami Mimpi Claustrophobia. Dapat di simpulkan teman anda akan mengalami mimpi yang panjang dan kami sendiri tidak tahu kapan teman anda akan sadar," jelas dokter itu sambil menatap langit langit rumah sakit, seolah sedang menerawang kejadian di masa depan.

Mendengar hal itu Cleo mematung. Hal yang ia ucapkan tadi sore benar-benar kenyataan!Argh, Cleo ingin memutar waktu dan tak ingin membiarkan gadis bodoh yang sayangnya sahabatnya itu tertidur.

"Maaf-in gue As," gumamnya dengan luruhnya air mata Cleo.

***

"Eghh,"

"E-eh, kok gue ada di atas pohon sih?!" pekik Asteri sambil menatap sekitar. Mari kita lihat posisi gadis ini sekarang.

Asteri dengan pakaian rumah sakit lengkap tak lupa perban yang masih melilit di dahinya, sekarang sedang terduduk di dahan pohon yang cukup besar lalu menyenderkan badannya ke badan pohon tersebut. Baiklah sangat mirip monyet asal kalian tahu.

"Ini gue turunnya gimana woi?!" teriaknya seolah akan ada seseorang yang menyelamatkan nya, bahkan seorang penggembala pun tak akan ada di hutan yang gelap dan sunyi ini.

Dengan keberanian yang ia kumpulan selama satu jam, akhirnya Asteri memberanikan diri untuk melompat meski dahan itu bisa di bilang cukup tinggi. Tapi apa boleh buat, Asteri tak ingin menjadi monyet terlalu lama.

"Hufttt ... tenang As, tenang! Lo pasti bisa!"

"Satu,"

"Dua,"

"TIGA!!"

"KYAAAAAAAAA,"

"E-eh bentar, kok nggak sakit ya?" monolognya karna tak merasakan sakit. Tapi tunggu, dia juga tak merasakan kaki nya menapak di atas tanah. Karena ini sangat mengganjal, akhirnya Asteri memberanikan diri untuk membuka mata.

Long A dream [END]Where stories live. Discover now