38. Rindu.

106 24 2
                                    

Holla guyss, cerita Asteri kambek! Jangan lupa tinggalin jejak untuk menandakan bahwa masih ada kehidupan di cerita ini:)

Happy reading guyss><

❣❣❣
❣❣


Hari demi hari sudah berlalu, dan ini adalah hari kedua yang Asteri lewatkan tanpa sesosok Zoferus. Tak berbeda dengan hari-hari sebelumnya, kegiatan Asteri tetap sama hanya saja Asteri tak lagi mendapat objek cuci mata.

Jujur Asteri tak terlalu kesepian tanpa Zoferus, hanya saja Asteri merasa sangat bosan. seperti sekarang, Asteri hanya bisa memetik buah sendiri! Tanpa sosok Zoferus yang biasanya selalu menganggu pekerjaan Asteri.

"Tumben banget idup Gue aman damai kek gini, jadi pengen dapet masalah lagi deh, boring amat." Keluh Asteri sambil memetik beberapa buah di depannya dengan kasar

"Emang serba salah jadi manusia mah, dapet masalah ngeluh, ga dapet masalah juga ngeluh. Emang paling enak mah jadi oksigen aja, gabakal jadi beban dunia dan gabakal di bebanin juga sama Dunia," Memang benar adanya bukan? Manusia memang hanya bisa mengeluh tanpa bisa mensyukuri nikmat yang sudah kita dapatkan.

"Hidup di Kerajaan kek gini ngebosenin juga yah, kerjaannya gini gini mulu kek gada hal baru yang bisa di eksplor gitu. Atau emang Gue aja yang belum eksplor yah," Gerutu Asteri yang mulai melupakan pekerjaannya

"Tapi nanti kalo Gue nekat pergi sendiri bisa bisa di terkam Rubah liar lagi, ah ngga ah!"

"Mending pulang aja lah, toh si Early pasti udah dapet buah-buahan lebih banyak."

Dengan langkah berat Asteri mulai meninggalkan kebun, kalo saja bukan karna Zoferus Asteri sudah sejak lama mencari cara untuk kembali. Sayangnya harapan Asteri tentang kelanjutan hubungannya dengan Zoferus terlalu besar.

"Hei! Melamun saja, apa yang sedang Kakak pikirkan? Pasti sedang memikirkan Kak Erus yah?" Kaget Efkalia secara tiba-tiba.

"Yee si oge! Ngagetin aja," ketus Asteri, untung saja buah yang di bawanya tidak jatuh dasar Efkalia!

"Bagaimana? Ah ayolah Kak jangan membuat Aku, Ayah dan Kak Erus mencabut rumput di taman lagi!" Keluh Efkalia, sudah cukup waktu itu sang Ibunda Ratu menghukumnya hanya karna sebuah kalimat yang sampai sekarang masih belum Efkalia pahami.

"Hah? Kalian kekuarangan pembantu?" Heran Asteri, tak mungkin bukan jika istana sebesar itu tak memiliki pembantu, karna seingat Asteri waktu dia datang ke pesta pembantu di sana lebih dari cukup, lalu kenapa tiga anggota keluarga itu menjadi pembantu?

"Bukan! Semua itu karna kalimat sial yang Kakak ucapkan!" Ketus Efkalia saat mengingat bagaimana mereka mengobrak-abrik perpustakaan Ratu Eftychia

"Kalimat sial? Kalimat sial apa sih?" Tanya Asteri masih tak paham

"Apa Kakak lupa dengan kalimat ganteng doang peka kagak?!" Tanya Efkalia dengan kesal.

"E-eh..."

"Kakak tau?! Kak Erus menjadi gila hanya karna satu kalimat itu! Seisi perpustakaan Ibu hancur hanya karna rasa penasaran kami. Dengan bodoh nya kami membaca setiap buku di sudut perpustakaan Ibu hingga tanpa sadar perpustakaan Ibu sudah hancur berantakan! Dan berakhir... Ibu menghukum kami mencabut rumput di halaman!" Kesal Efkalia dengan nafas memburu, sungguh Efkalia masih memiliki dendam pribadi dengan kalimat itu.

Masih dengan Keterdiamannya Asteri mencoba memahami situasi saat ini, sungguh otaknya sangat lama untuk sekedar memahami setiap kata yang Efkalia ucapkan.

Hingga beberapa menit kemudian

"Pffttt, bisa-bisanya kalian pada kepo sama kalimat begituan, gini yah! Ganteng doang peka kagak itu maksudnya, percuma tampan kalau tidak bisa memahami kondisi sekitarnya, ntah kondisi lingkungan ataupun kondisi seseorang." Jelas Asteri sampai Terpingkal-pingkal.

Sungguh lucu sekali keluarga kerajaan ini! Asteri tak membayangkan bagaimana raut wajah Zoferus ketika mencabut rumput, Asteri sangat ingin melihat kejadian langka itu!

"Artinya hanya sebatas itu saja?!" Tanya Efkalia tak percaya, lalu untuk apa perjuangannya waktu itu?!

"Iya lah, memang apa lagi?"

"Aku menyesal karna ikut penasaran dengan kalimat itu!" Ketus Efkalia yang membuat Asteri kembali menahan tawa.

"Aduh aduh, kalian lucu sekali haha. Eh ngomong" Kenapa kamu ada disini Efka?" Tanya Asteri, karna memang tak biasanya Efkalia berkeliaran di luar istana seperti ini.

"Tidak banyak, hanya sekedar mengawasimu saja. Kak Erus takut kamu akan bunuh diri karna sudah tak bisa menahan rasa rindumu padanya" Jelas Efkalia yang membuat Asteri terbelalak.

"Heh! Enak saja! Aku tidak merindukan Rubah liar sepertinya! Lagipula masih banyak Rubah Rubah tampan di sekitar sini jadi untuk apa aku merindukannya," elak Asteri, ego perempuan sepertinya memang lebih tinggi.

"Ah benarkah? Sepertinya Kak Erus akan sangat kecewa ketika mendengar jawabanmu tadi Kak, aku jadi kasian dengannya," dengan nada kecewa yang buat-buat Efkalia menatap Asteri dengan sorot kemenangan, sepertinya menjahili Asteri cukup menyenangkan.

"Jangan macam-macam Efka!" Panik Asteri tanpa menyadari sorot mata Efkalia.

"Macam-macam bagaimana? Aku hanya ingin memberitahu Kak Erus bahwa gadis yang selama ini Dia rindukan sama sekali tak pernah merindukannya." Jelas Efkalia dengan senyuman yang menyebalkan!

"Ah baiklah aku mengaku! Aku sangat merindukan Zoferus! Sangat sangat dan sangat merindukan Zoferus!" Pekik Asteri kelewat kesal, tidak Adik tidak Kakak sama saja menyebalkan!

"Tanpa Kakak mengaku pun aku sudah tau," Dengan tak berdosanya Efkalia berjalan meninggalkan Asteri yang sedang melongo menahan kesal di belakang sana.

"EFKALIA SIALAN!"


Tbc...
Di wajibkan untuk meninggalkan jejak meski sekedar berkomentar titik/. Untuk memastikan bahwa masih ada khidupan di Cerita ini:)

See you next part guyss👉

Long A dream [END]Where stories live. Discover now