4. Pertemuan.

473 74 5
                                    

Dua tiga kembang kempis
Author baik tak kalah manis:)
Okeh author numpang narsis dulu ya.

***

Happy Reading><


Setelah cukup lama menikmati udara yang sejuk di hamparan tanah hijau nan asri itu, Asteri mulai beranjak mencari pemukiman. Siapa tahu ada yang membantunya menemukan jalan menuju kota. Lagi pula Asteri sudah lapar karna sejak dia masuk rumah sakit hingga menyasar ke tempat ini, perutnya masih belum terisi makanan apapun.

"Ini tempat gak ada rumahnya kah?" keluhnya karena mulai merasa lelah berjalan dari tadi dan tak menemukan satu makhluk pun. Ah, Asteri kembali berfikir apakah dia sudah mati?

Setelah Asteri mulai pasrah dan putus asa, tiba-tiba pandangan nya menangkap sebuah objek yang tak lain tak bukan adalah rumah. Akhirnya Asteri sampai juga di pemukiman.

Tanpa pikir panjang Asteri mulai berlari menuju pemukiman yang cukup luas itu. Tapi tunggu, Asteri merasa aneh dengan bangunan rumah di sini. Mungkin jika rumah di sini sederhana, Asteri masih memakluminya. Karena di sini bisa di bilang kawasan pedesaan, tapi rumah di sini sangat sangat kuno. Seperti rumah di jaman purba. Lihatlah semua dinding terbuat dari batu. Bukan batu bata, tapi batu murni. Sepenuhnya terbuat dari batu dan kayu. Sepertinya Asteri benar masuk di zaman kuno. Haish, apa yang harus dia lakukan?

Pakaian mereka pun tak kalah aneh. Dengan wanita yang memakai jubah panjang tidak berbeda dengan lelaki yang juga memakai jubah. Tidak banyak sih. Ada juga yang memakai celana, rambut lelaki yang panjang terurai dan rambut perempuan yang di sanggul. Asteri membayangkan bagaimana penampilannya jika ia memakai pakaian seperti itu. Apakah ia akan cantik? Entahlah.

Tidak ingin ambil pusing, lebih baik Asteri segera mencari makan. Argh! Cacing-cacing di perutnya sudah berdemo. Asteri berjalan menelusuri tempat itu dan mendapatkan tatapan aneh dari para penduduk. Bagaimana tidak aneh, penampilan Asteri sangat jauh dari penampilan penduduk asing di sini. Dan satu lagi, perban di keningnya pun mulai memerah karna jaitan di luka nya terbuka saat dia membenturkan kepalanya di pohon saat di hutan tadi. Gadis bodoh memang.

Akhirnya ada pasar. Iya, pasar. Sekarang Asteri sedang memandangi pasar di depannya dengan mata berbinar. Tapi tunggu, bagaimana dia bisa membeli makanan di sini? Dia tidak membawa uang sepeserpun dan lagi, Asteri melihat para penduduk bertransaksi menggunakan koin. Haish! Sudahlah, Asteri memang terjebak dalam dunia aneh.

Asik melihat para penjual di sini, pandangan Asteri tertuju pada seorang lelaki yang berlari membawa sebuah tongkat yang lumayan menarik menurutnya. Tapi tunggu, jauh di belakang lelaki itu terdapat segerombolan orang mengejarnya sambil berteriak pencuri. Oke, Asteri paham sekarang. Tapi pandangannya menajam saat lelaki pencuri tadi memberikan tongkat nya pada salah satu pemuda yang dengan tenangnya berjalan.

O'ow, pertanda bahaya. Asteri harus bagaimana? Lihatlah segerombolan bapak-bapak tadi mulai mengerubungi pemuda tak bersalah itu. Haish, Asteri takut kalau mereka sampai main tangan. Kan sayang wajah pemuda tampan itu. Ah, sial! Apa yang di pikirkan Asteri benar. Lihatlah mereka semua mulai berkelahi. Tapi pandangannya semakin menajam saat salah satu dari mereka mengeluarkan bola merah dari tangannya. Uwaw seperti magic.

Oke, sudah cukup kagum dengan bola magic. Sekarang saatnya ia membantu pria tampan tidak bersalah yang sudah babak belur itu.

"BERHENTI!" teriakan menggelegar dari Asteri saat melihat orang tadi ingin menyerang pria tampannya dengan bola merah yang aneh itu. Hei, apa yang dia pikirkan tadi? Pria tampannya? Secepat itukah dia mengklaim seseorang. Gila!

"A-aduh, Pak. Maaf, kakak saya tadi niatnya ingin membayar tongkat ini dan mencari saya untuk membayar, tapi saya malah meninggalkannya. Jadi maafkan kakak saya ya, Pak," ucap Asteri kepada bapak-bapak itu lalu mengambil tongkat aneh itu dan mengembalikan pada pemilik toko. Entahlah, dari mana dia berfikir kata-kata aneh tersebut.

Long A dream [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя