34. Ketua OSIS (Side Story) 2

512 46 71
                                    

"Tadi pagi pas lewat lapangan, gue lihat siswi baru kelas sepuluh. Cantik banget, ngalahin kecantikannya Nona Emezzz gue."

Pergerakan tangan Rafandra terhenti di papan tulis. Mendengar ucapan Fauzan mengalihkan perhatiannya. Dari sibuk menghapus papan tulis untuk pelajaran selanjutnya.

"Nona Emezz sape lagi, Zan? Lo mah ada-ada aja. Nama orang lu ganti-ganti," sahut temannya bernama Raka.

"Itu, loh. Selena Gomez, calon istri gue. Ha ha ha." Fauzan, cowok narsis penggemar Selena Gomez. Tertawa terbahak sedang bahu lebarnya berguncang. Cowok berbadan besar itu sampai memegang perut.

"Untung temen gue, lo. Sarap banget. Perasaan nggak ada yang lucu. Sampe-sampe tawa bapak-bapak lo ngalahin suara toa sekolah." Haikal mendelik, ingin sekali menyumpal mulut Fauzan yang lebar saat tertawa itu.

"Siapa tuh cewek baru kelas sepuluh yang kalian maksud. Gue belum pernah liat."  Juniara tiba-tiba datang, merusuh pada beberapa cowok di barisan meja tengah.

"Eh, Bu Megawati baru dateng." Ilham yang juga teman sekelas Rafandra berceletuk menyambut kedatangan wakil ketua OSIS itu.

"Ih ngeyel!"

Juniara kesal, ia menarik rambut Ilham sampai cowok itu mengaduh.

"Sakit Juniii, jahat banget, sih." Ilham merengek, membuat teman-temannya langsung bergidik.

"Jijik bang*ad!"

"Eh, gue mau cerita." Juniara kembali mengalihkan perhatian beberapa cowok di kumpulan meja itu. Sebenarnya Juniara mempunyai maksud terselubung, supaya rencananya berhasil jika melibatkan teman sekelasnya.

"Cerita apaan?" Fauzan langsung merangsek berdiri di antara Juniara dan Ilham. "Lo pasti mau manas-manasin gue lagi soal kebucinan Naina sama pacarnya, ngaku, lo!" tuduh Fauzan, sudah cukup patah hati karena ditolak adik kelas anggota paskib itu. Sedangkan Juniara selalu saja mengangkat kebucinan mereka menjadi tranding topic di antara Fauzan dkk. Sampai Fauzan merasa kepanasan seperti berdiri di gurun pasir.

"Udah putus mereka Zan, lo kemana aja kudet banget," gelak Haikal, dibalas mendapat pukulan berkali-kali dari Juniara sambil tertawa di punggung.

"Serius lo? Kapan?" Wajah Fauzan langsung berbinar.

"Iya, satu minggu lalu. Masih anget, sih, putusnya."

"Gila, cewek kalau udah jomlo cantiknya nambah bray," lanjut Wawan yang baru datang, menarik kursi lalu duduk di sebelah Haikal.

"Siapa bilang dia jomlo?"

Kali ini ucapan Juniara kembali mematahkan hati Fauzan. Potek sudah, hancur lebur menjadi bubur.

"Dia udah jadian lagi, tuh, sama anak kepala sekolah."

"Ha ha ha, sabar bro Zan. Makanya lupain, cari yang baru Jang, noh, Mbak Megawati aja masih jomlo," ledek Wawan, kemudian bertos ria dengan Haikal dan Ilham.

"Wawan gue bilang jangan panggil gue Megawati!!"

Meskipun kelas XII IPA 1 adalah kelas dengan kumpulan siswa paling rajin, bahkan ketika jam kosong mereka akan mendatangi ruang guru untuk mendapat tugas.

Namun, adakalanya mereka juga tetap murid biasa yang bisa berisik sebelum guru datang. Dari sibuk bermain game di pojokan, tidur di hamparan kardus yang sengaja mereka bawa dan terletak di belakang dekat loker. Sampai bergosip sambil terbahak-bahak.

"Cewek mulu yang lu pada omongin, noh, tugas masih numpuk!" Rafandra ikut nimbrung, cowok itu menarik ke atas kerah belakang seragam Wawan supaya Wawan menyingkir dari kursinya.

My Five Brother'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang