17. Persyaratan Bersama

744 68 105
                                    

Vote, komen, dan bantu share, ya😘

Flo berdecak kagum menyusuri bagian depan rumah megah dengan gaya Eropa modern klasik di hadapannya. Dengan dua pilar menjulang tinggi dari permukaan tanah sampai atap sebagai akses masuk. Ornamen eksterior rumah tersebut pun mempunyai ukiran cantik di jendela dengan warna mengkilap. Bahkan di setiap pagar balkon terdapat tanaman merambat yang terawat.

Indahnya melihat pemandangan istana di hadapan sampai membuat Flo terhipnotis. Mimpi apa ia semalam bisa tiba-tiba menaiki kasta dari upik abu menjadi seorang putri? Walau ia sendiri pun tidak tahu, berperan sebagai apa Flo di dalam rumah ini nanti?

Ratu? Tidak mungkin, sang ratu dalam rumah ini akan selalu bersinar meski telah meninggal. Tante Shella yang memberitahu.

Putri? Tunggu dulu, memangnya Flo se-istimewa itu sehingga dianggap sebagai putri di antara ke lima para pangeran di istana? Lalu, bagaimana raja dalam istana ini memandangnya. Apakah ia pun juga diinginkan sebagaimana para saudaranya?

Entah, Flo tidak mempunyai jawaban di setiap terkaan di kepala.

"Ayo masuk, Flo." Arundaya menyadarkan Flo dari lamunan. Tubuhnya diapit sisi kanan kiri oleh Rafandra dan Arundaya. Sedangkan di belakang ada Jenggala, Sagara juga Albirru. Ia digiring memasuki serambi yang menjorok ke luar.

Matanya melebar seiring menangkap indahnya kemewahan dari desain di dalam rumah gaya eropa tersebut. Sungguh Flo tidak berbohong, luas rumah tersebut mengalahkan luas lahan di sekolahnya yang dulu. Dihiasi dengan lukisan-lukisan yang berhasil menarik perhatiannya, pas bunga di setiap sudut, lampu kristal besar di atasnya, pajangan marmer dan masih banyak lagi.

Bukan hanya itu, Flo meneguk ludah saat kedatangannya di sambut oleh beberapa pelayan yang membungkuk. Netranya menyisir keadaan, betapa terkejut karena ada beberapa bodyguard yang ia lihat tadi saat di pavilliun ternyata ada di sini juga. Menundukkan kepala menyambut para pangeran di samping dan belakangnya.

Hey, bukankah ini seperti dalam drama kerajaan? Sang ratu dan para pandawa lima.

Ya Tuhan, khayalan Flo semakin jauh sampai drama kerajaan di negara bollywood pun Flo ingat. Mimpi Flo sepertinya terlalu tinggi dulu, sampai-sampai Tuhan mengabulkannya tidak tanggung-tanggung.

Bukankah wajar jika Flo merasa beruntung? Doa sang bunda atas namanya telah terkabul, yang mempunyai arti keberuntungan. Ah, tapi Flo tidak ingin terlalu merasa bangga apalagi sombong, sebab bagaimanapun dalam pandangannya, Flo mungkin masih orang asing dalam istana ini.

Seperti seorang putri yang hilang, lalu dipungut di hutan antah berantah di dalam gubuk yang sudah lapuk. Sebagaimana yang ia ucapkan pada kedua sahabatnya Sita dan Isya.

Jadi, Flo harus sadar diri, bukan?

☁☁

"Loh, ini Flo?"

Flo tersenyum kaku ditanya oleh seorang pria yang pernah mangaku sebagai keluarga, tetapi Flo malah kabur karena tidak memercayainya.

"Yang kabur waktu itu, 'kan?"

Seraya menunduk Flo melirik pada Rafandra meminta bantuan. Supaya rasa malunya tidak sampai ke ubun-ubun, bukan apa, Flo baru sadar bahwa mereka ternyata bukan keluarga biasa. Dan bisa-bisanya Flo menuduh mereka macam-macam, terang-terangan pula. Untung saja mereka tidak menuntut Flo atas pencemaran nama baik. Walaupun hal itu tentu saja tidak mungkin, mengingat bagaimana sekarang pun mereka sangat memerlakukan Flo dengan baik. Benar-benar seperti figur keluarga.

"Pa—" Rafandra hendak menghentikan ulah jahil papanya, tetapi urung saat Flo kembali bersuara.

"Maafin saya, Om, saya salah karena nggak mau denger penjelasan Om waktu itu. Sekali lagi saya minta maaf, kalau Om mau menghukum saya juga silakan, saya nggak apa-apa."

My Five Brother'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang