32. Sisa rasa

4.5K 365 126
                                    

Sekali lagi maaf atas keterlambatannya, dan makasih buat yang masih setia nunggu🥺❤️

Semoga suka!

.......

"Kalau kamu bisa nyimpulin aku seligkuh sama Azka, berarti aku juga bisa ngambil kesimpulan dong kalau kamu selingkuh sama Liana?"

SKAKMAT.

"T-tapi hubungan aku sama Liana itu beda." Varo tentu saja masih berusaha untuk membela dirinya.

"Beda apanya? Berapa lama lagi aku harus maklumi hubungan tersembunyi kamu sama Liana?"

" Orangtua kami hanya partner bisnis dan kami juga udah kenal lama."

"Bagus dong ya kalau udah kenal lama. Udah saling tau sikap dan kelakuan masing-masing, makin cocok berarti."

"Gak usah ngomong sembarangan, itu urusan aku."

"Urusan apa yang buat kamu bisa se-romantis itu dengan dia?"

"Gak usah drama deh Key, kamu juga gak se-penting itu buat tau urusan aku sama Liana. Kita Cuma pacaran dan kamu mau tau semua urusan aku?."

Hati Key mencelos mendengar kalimat tersebut. Ternyata Key memang tidak berarti apa-apa untuk Varo.

"Karena aku tidak penting, mungkin ada baiknya kalau kita selesain hubungan gak jelas ini." Varo tentu saja terkejut dengan permintaan tiba-tiba dari Key.

"Jujur aja deh, kamu mutusin aku bukan karena Liana kan? Tapi karena kamu udah mulai suka sama temen aku sendiri  si Azka!" Tuduh Varo.

"Ini keinginan aku, dan Azka gak ada sangkut pautnya dengan ini." Ujar Key dengan tegas.

"Kamu yakin gak bakalan nyesel dengan keinginan kamu itu? Kamu yakin gak bakalan nyesel mutusin aku?" Key memandang Varo dengan mata yang memancarkan kekecewaan yang sangat dalam.

"Menurut aku hubungan kita udah enggak ada jalan buat di terusin. Aku udah gak bahagia, dan kamu juga udah nemuin kebahagiaan kamu yang lain." Ada rasa lega dan sedih secara bersamaan saat Key mengucapkan hal tersebut.

Ada jeda beberapa saat setelah Varo mendengarkan hal tersebut.

"Oke, kita selesai."

Pikirnya, Varo akan kembali mempertahankan.

Pikirnya, Varo akan berusaha memperbaiki.

Pikirnya, Varo akan kembali meminta kesempatan.

Meskipun ada sedikit berharap bahwa yang di pikirannya akan terjadi, namun Key meneguhkan hatinya untuk tidak menyesali keputusan yang ia ambil kali ini.Berpisah.

Dirinya sudah terlampau lelah. Sungguh.

Hubungan mereka berakhir.

Semoga keputusan yang diambilnya benar.

........

Dua minggu berlalu, setelah Key menyelesaikan hubungannya dengan Varo. Tidak ada yang berubah, ia hanya memerlukan beberapa waktu untuk kembali menata hatinya. Ia hanya harus membiasakan diri tanpa kehadiran Varo. Meskipun terkadang, ia tanpa sadar mengecek ponselnya hanya untuk memeriksa notif dari Varo dan terkadang juga ia tanpa sadar termenung beberapa saat di depan rumah setiap paginya seolah menunggu seseorang mengantarkannya ke Sekolah.

Ini hanya faktor kebiasaan.

Iya kebiasaan.

Dadanya terkadang merasa sesak mengingat janji Varo yang mengatakan bahwa ia tidak akan mengecewakannya lagi dan hanya menganggap Key satu-satunya.

Meskipun terselip kerinduan, namun Key yakin ia bisa melewatinya. Sesingkat apapun waktu yang pernah ia lalui bersama Varo, Key tetap sadar bahwa melupakan seseorang yang cukup berarti bukanlah perkara yang mudah.

"Key ini beneran lo?" Key menoleh ketika mendengarkan suara melengking yang sangat familiar ketika ia berjalan di koridor.

"Demi apa lo motong rambut?!" Naya mengacak rambut Key yang baru ia potong semalam.

"Jelek ya?" Key menunggu pendapat dari Naya mengenai rambut barunya. Ini memang pertama kalinya ia memotong rambut sependek itu. Di atas bahunya.

"Gak kok, lo malah keliatan fresh dengan tampilan lo yang sekarang." Jujur Naya. Ia juga sangat menyukai penampilan baru Key dengan potongan rambut yang lebih pendek.

"Thanks, gue kirain bakalan keliatan aneh." Key menampilkan senyumnya tanda ia cukup puas dengan jawaban Naya. Mereka akhirnya berjalan beriringan menuju ke kelas.

........

Naya menyenggol pelan lengan Key ketika ia melihat dua orang pasangan hangat yang melewati mereka yang sedang menyantap makanan di kantin. Key yang merasa terusik dengan kode-kodean dari Naya akhirnya ikut melihat dua orang tersebut. Varo dan Liana.

Dua hari yang lalu Naya memang sempat menceritakan gossip terbaru mengenai Varo dan Liana yang kabarnya sudah berpacaran. Key tersenyum dalam diam. Ia memang sudah menduga kemungkinan itu, tapi apakah akan secepat itu Varo menempatkan orang lain untuk menggantikannya?

Jujur saja, bahkan Key belum sepenuhnya melupakan Varo.

Key menundukkan kepalanya berusaha kembali fokus ke makanannya ketika ia melihat Varo merapikan anak rambut Liana. Ternyata dari awal ia memang hanya orang asing yang masuk di antara kedua orang itu.

Naya yang melihat perubahan di raut wajah Key seketika menyesal telah memperlihatkan pemandangan tersebut, sampai akhirnya Naya mengingat bahwa ia sempat menemukan sebuah surat di laci meja Key.

"Key, gue baru inget kalau gue tadi nemu surat ini di laci lo!" Ujar Naya berusaha seheboh mungkin, berharap pikiran Key teralihkan dengan adanya surat itu.

"Surat?"

"Iya ini." Naya menyerahkan surat yang terbungkus amplop berwarna hitam dengan nama Kesya di depannya. Key akhirnya mengambil surat tersebut sedangkan Naya langsung merapatkan dirinya kearah Key hendak ikut melihat isi surat tersebut.

"Kamu tetap yang tercantik dengan penampilanmu yang sekarang, dan aku tetap cinta sama kamu."

Naya hampir memuntahkan isi makanannya membaca isi surat tersebut. Zaman sekarang siapa yang masih mengirimkan surat dengan kata-kata menggelikan begitu?

"Kuno banget gak sih? Kutu buku dari mana yang udah ngirimin surat ini." Naya mengoceh sendiri dan Key lagi-lagi hanya berusahah memaklumi sifat blak-blakan Naya.

"Jangan sedih lagi yah Key, meskipun gue gak berhak ngomong gitu tapi disini gue cuma bisa ada buat lo. Lagian Varo gak ganteng-ganteng amat kok!" Naya mulai menjelek-jelekkkan Varo sedangkan Key hanya menahan tawanya melihat Naya yang bertingkah seperti anak kecil yang sedang mengoceh.

Iya, lagian Key masih mempunyai Naya sahabatnya. Baginya itu sudah lebih dari cukup.

"Gibah mulu lo!" Di tengah celotehannya, Naya dapat merasakan jitakan pelan dari seseorang yang baru saja bergabung di meja makan mereka berdua.

"Apaan sih Ka, rese banget!" Naya mengusap bekas jitakan Azka.

"Pffttt," Azka yang tengah mengalihkan perhatiannya ke Key kini sedang mati-matian menahan tawanya.

"Kenapa lo? Kesurupan?"

"Bhahaha sorry gue gak bisa nahan, Key sumpah lo mirip dora!"










Kini gantian Azka yang mengelus kepalanya usai mengusik singa betina.

Tbc.

Jadi gimana perasaan kalian baca part kali ini?

Makasih buat para readers yang udah mampir ke cerita aku.
Vote dan komentar dari kalian sangat berharga😇🙏

Jangan lupa juga yah buat share cerita ini ke teman-teman kalian.

Oh iya, kalau ada bagian yang typo temen-temen bisa banget buat nandain. Selalu support author yah, semoga author bisa nulis cerita ini sampai tamat. Aamiin.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 16, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

POSSESSIVEWhere stories live. Discover now