25. Permintaan Mama

3.5K 326 58
                                    

Hello Bestie..
Kalau mau authornya cepet up spam komentar aja😂
Authornya suka kok di repotin..
Biar ada motivasi juga buat cepet-cepet up.
Semakin banyak spam komen semakin cepet update pokoknya.

Happy reading bestie..
Semoga suka!

"Varo, Key kecelakaan..."

.......

Varo berlarian sepanjang koridor rumah sakit dan akhirnya menemukan Naya yang sedang menangis di salah satu bangku yang tidak jauh dari IGD.

"Gimana kondisi Key?!" Varo langsung menghujani Naya dengan pertanyaan. Varo kali ini tidak dapat berfikir dengan jernih. Kepalanya hanya memikirkan tentang bagaimana kondisi Key sekarang.

Isi kepalanya sudah di penuhi oleh kemungkinan-kemungkinan buruk terhadap kondisi Key.

"D-dia masih di tangani di dalam." Naya menjelaskan kepada Varo dengan susah payah karena ia juga masih sangat terkejut dengan kejadian yang menimpa Key. Badannya pun masih sedikit bergetar di karenakan ia melihat dengan mata kepalanya sendiri kecelakaan yang menimpa Key.

"Kok bisa gini sih!" Varo mengacak rambutnya frustasi, ia sangat menyesal karena tidak bersikeras menjemput Key.

"Tadinya kami mau naik ke taxi tiba-tiba aja ada mobil yang melaju ke arah Key. Gue juga bingung kenapa mobil itu jalannya harus ke arah Key, padahal jalanan masih banyak yang kosong." Naya yang masih sesenggukan mencoba menceritakan perihal kecelakaan tersebut.

Dari cerita Naya barusan Varo dapat menyimpulkan bahwa ini bukanlah murni kecelakaan, melainkan memang ada orang yang sudah merencanakan kejadian di balik ini.

Varo yakin akan itu.

Beberapa saat kemudian, salah satu Dokter keluar dari ruangan tempat Key di tangani.

"Disini ada keluarga pasien?" Tanya Dokter tersebut kepada Varo dan Naya.

"Kami kerabat dari pasien Dok, dan saya sudah menghubungi keluarganya. Mereka sedang berada di luar kota dan akan tiba besok pagi." Ujar Varo tidak berbohong, karena memang ia sudah menghubungi Reyhan dan memberitahukan kejadian ini.

"Bagaimana keadaan teman saya Dok?" kali ini Naya yang bertanya dengan raut wajah yang tentu saja penuh dengan kekhawatiran.

"Tulang pada pergelangan   kaki kiri pasien mengalami sedikit keretakan, selebihnya pasien hanya memiliki beberapa lebam dan luka ringan yang akan hilang dalam beberapa hari kedepan." Jelas dokter tersebut yang dapat membuat Varo dan Naya sedikit lega.

Varo kali ini sangat membenci dirinya karena tidak becus dalam menjaga gadisnya.

Ia menganggap dirinya tidak berguna sebagai pacar Key.

........

Varo kini sedang duduk di kamar Key di rawat. Naya sudah pulang dua jam yang lalu dan mengatakan akan kembali datang esok hari.

Key memang sudah di pindahkan ke ruang rawat setelah melakukan operasi ringan pada kakinya. Dokter  mengatakan bahwa operasinya berjalan dengan lancar dan kini Key masih belum siuman di karenakan efek bius yang masih tersisa.

Sudah pukul 4 pagi dan Varo masih terjaga.

Varo mengamati wajah Key yang sedang terlelap dengan beberapa luka kecil di bagian pelipis dan pipi kanannya, jika mungkin bisa Varo akan lebih memilih agar dirinya saja yang merasakan luka-luka yang di miliki oleh Key sekarang. Sungguh ia sangat tidak tega melihat Key dengan kondisi seperti sekarang.

"Siapa yang udah tega ngelakuin hal ini ke kamu?" 

........

Varo terbangun ketika ia merasakan usapan kecil di kepalanya. Ia masih berusaha menyesuaikan sinar yang masuk ke dalam matanya.

"V-Varo,"suara Key yang terdengar cukup lemah sukses menyadarkan Varo. Langsung saja Varo menegakkan duduknya.

"Kaki aku sakit," ujar Key mengaduh kepada Varo sedangkan Varo yang mendengarkan hal tersebut lantas merasa iba dan mengelus rambut Key dengan lembut.

"Sabar yah, bentar doang kok sakitnya." Jujur saja Varo tidak tau ia harus berkata apa, karena pasalnya ia tidak pernah bernah berkata manis ataupun sekedar memberikan kalimat yang dapat membuat perasaan orang lain menjadi lebih baik.

Namun kali ini berbeda, karena dia Key.

Hanya Key yang mampu membuat Varo berkata dan berperilaku lembut.

Hanya Key.

"Tapi kalau aku pengen keluar gimana? Di sini sumpek banget." Key memang tidak menyukai sesuatu yang berbau Rumah Sakit.

"Tunggu kondisi kamu membaik dulu baru aku ajak ke taman," Varo memberi pengertian kepada Key.

"Iya, tapi gimana caranya?" Tanya Key terlihat ragu-ragu dan saat ini pipinya terlihat sedikit kemerahan mungkin?

"Kan ada kursi roda." Ucapan Varo barusan sukses menyadarkan Key dari kebodohannya. Bisa-bisanya ia berpikir bahwa Varo akan menggendongnya ke tempat manapun yang ia inginkan.

Key bodoh!

"Atau kamu mau aku gendong?" Seakan dapat membaca pikiran, Varo kembali membuat wajah Key semakin memerah.

"Jangan ngaco deh,"

"Aku bisa kok gendong kamu." Varo sungguh-sungguh dengan ucapannya. Itu menjadi hal yang sangat mudah jika sudah bersangkutan dengan Key.

"Gak usah, ada kursi roda."

"Aku rajin olahraga," Key merasa bingung dengan pernyataan Varo barusan. Memangnya kenapa kalau ia rajin berolahraga?

"Yah apa hubungannya?" tanya Key kebingungan.

"Bahu aku lebar!"

"Varo udah, gak usah ngomong sembarangan." Kali ini Key yang kaget dengan ucapan tidak biasa dari Varo.

"Yakin mau naik kursi roda aja? Gamau aku gendong?"

Key terdiam, mencoba memaklumi kegilaan Varo. Tahan Key, tahan!

"Badan aku pelukable, dijamin kamu nyaman."



Sudah cukup.

Sepertinya otak Varo sudah bergeser.

Efek dari kecelakaan Key nampaknya berpindah ke Varo.

Varo sialan!

.......

Varo tengah menyuapi Key dengan makanan yang di sediakan oleh Rumah Sakit. Namun aktikvitas keduanya terhenti karena di kejutkan dengan kehadiran dua orang yang baru saja memasuki kamar rawat inap Key.

"KEY, GIMANA KONDISI LO? LO BAIK-BAIK AJA KAN?!"

"Gak usah lebay," Key menoyor kepala makhluk astral yang baru memasuki kamarnya.

"Hehe pencitraan aja sih. Biar dibilang Kakak yang baik." Dan makhluk astral tersebut dalah Reyhan. Kakak lucknutnya.

"Masih inget juga lo kalau punya Adek?" Reyhan hendak membalas ucapan Key namun ia urungkan ketika orang yang datang bersama Reyhan lebih dahulu memeluk Key.

"Maafin Mama sayang." Key tentu saja membalas pelukan Mamanya dengan senang hati. Sudah berapa lama ia merindukan pelukan ini.

"Mama gak salah apa-apa, Key kecelakaan memang karena kesalahan Key." Ucapan Key namun tetap tidak dapat mengurangi kekhawatiran Mamanya. Bisa di bilang Mamanya sangat overprotective terhadap Key.

"Mama, Key baik-baik aja." Key kembali meyakinkan Mamanya.

Mama Key akhirnya menumpahkan tangisannya yang sudah ia tahan semenjak keberangkatannya dari Samarinda. Ia tidak dapat menahan kesedihannya melihat Putri bungsunya mengalami kecelakaan. Mama Key menggenggam tangan Key dan menatap Key dengan pandangan memohon.

































"Kamu balik ke Samarinda bareng Mama yah sayang?"

Tbc.

Makasih buat para readers yang udah mampir ke cerita aku.
Vote dan komentar dari kalian sangat berharga😇🙏
Oh iya, kalau ada bagian yang typo temen-temen bisa banget buat nandain. Selalu support author yah, semoga author bisa nulis cerita ini sampai tamat. Aamiin.




POSSESSIVEWhere stories live. Discover now