12. Lost control

8.2K 598 42
                                    

Happy reading..
Semoga suka!
Siapkan mental kalian buat baca part ini wkwk

.......

"Terus tadi apa? Itu membuktikan kalau diri kamu MURAHAN."

Bukan hanya Key yang terkejut mendengar hal tersebut, bahkan Varo pun ikut terkejut dengan kalimat yang baru saja ia ucapkan. Varo kali ini tidak dapat mengontrol ucapannya.

"M-maaf Key, aku kebawa emosi." Varo sedikit kelabakan. Ia sangat menyesali perkataannya barusan. Tapi untuk apa? Bahkan kini Key menatap Varo dengan raut yang benar-benar kecewa.

"Kak Reyhan lagi gak ada, gue tadi udah berusaha nyari taxi online sama angkutan umum lebih dari sejam dan gak dapet. Azka yang kebetulan lewat nawarin gue, dan gue setuju buat berangkat bareng karena udah hampir telat." Bahkan disaat ia sangat kecewa, Key masih menampakkan senyumannya.

"Disaat gue ngeliat lo berulang kali ngasih perhatian ke Liana, gue masih berusaha buat berpikiran positif ke lo. Tapi, hanya karena lo ngeliat gue dianterin sekali oleh Azka, lo langsung ngomong yang enggak-enggak tentang gue. GUE GAK SEMURAH ITU VARO." Ujar Key dengan penuh penekanan di kalimat akhirnya. Tolong ingat sekali lagi kalau Key bukanlah gadis yang akan diam saja jika ada orang lain yang merendahkannya, sekalipun itu orang yang ia sayangi.

"Oh iya gue lupa, buat apa gue ngejelasin hal ini ke lo. Hubungan kita kan udah selesai."

"Dalam hubungan harus ada rasa percaya. Kalau rasa percaya itu udah hilang, buat apa hubungan itu diterusin? Please, setelah ini jangan maksa gue lagi buat tetep stay sama lo. Gue gak mau nabung rasa sakit cuma gara-gara hubungan yang enggak sehat."

Key meningggalkan Varo yang sedang diam mematung mendengarkan fakta-fakta menusuk dari Key. Ia benar-benar telah menyakiti gadisnya. Sepertinya Varo kehilangan harapan karena ia yakin kini Key sudah benar-benar membencinya.

.......

Key akhirnya menumpahkan tangisnya ketika ia sudah berada di toilet wanita. Key sudah menahannya mati-matian sedari tadi. Baru saja ia mempertimbangkan ingin memberikan kesempatan kepada Varo, akan tapi Varo telah mematahkan harapannya.

Dadanya sungguh sesak karena mendengar perkataan menyakitkan dari orang yang ia sayangi. Mengapa harus Varo yang mengatakan hal semenyakitkan itu?

Setelah beberapa menit, Key menghentikan tangisnya. Ia keluar dari toilet dan melihat wajahnya yang sudah sembab dari pantulan cermin.

Key kemudian membasuh wajahnya dan mengambil nafas dalam-dalam. Ia sudah bertekad untuk terlepas dari Varo. Sudah cukup. Key tidak ingin kehidupan sekolahnya berubah menjadi suram hanya karena seorang lelaki.

"Are you okay?" Naya yang melihat Key memasuki kelas dengan penampilan yang cukup kacau lantas langsung menghampiri Key dan mengusap pelan punggung Key. Setidaknya Key mempuyai alasan untuk betah bersekolah karena mempunyai sahabat seperti Naya.

Key tersenyum kepada Naya berusaha membuat kekhawatiran sahabatnya berkurang.

"Gue gak apa-apa." Jawab Key berbohong tentunya. Cukup ia yang merasakan sakit tersebut, ia tidak ingin membuat Naya kepikiran hanya karena hubungan percintaannya yang miris.

"Kalau ada masalah bilang sama gue, gak usah sungkan. Gue akan berusaha selalu ada buat lo."

"Makasih, gue beruntung punya sahabat kayak lo."

.......

Varo sedari tadi mondar-mandir di teras rumah Key. Perasaannya sungguh gelisah karena hubungannya yang kandas dengan Key akibat kebodohannya sendiri.

Sudah 30 menit Key tak kunjung membuka pintu rumahnya. Varo tentu mengetahui jika Key berada di dalam rumahnya. Ia mendapatkan informasi dari satpam rumah Key.

Varo sudah berusaha untuk menghubungi nomer Key namun tak ada respon apapun dari Key. Varo kembali menekan bel rumah Key dan beberapa kali menggedor pintu rumah tersebut.

Selang beberapa saat pintu rumah Key terbuka dan menampilkan Key yang sedang memakai pakaian tidur dilapisi dengan cardigan rajutnya.

"Pulang, gue muak liat lo." Ujar Key yang enggan berbasa-basi.

"Key, aku salah. Aku minta maaf." Varo berusaha untuk memegang tangan Key dan tentu saja langsung di tepis dengan kasar oleh Key.

"Jangan pegang gue, gue bukan cewek murahan." Kalimat telak yang mampu menusuk Varo. Varo sangat menyesali perkataannya yang berdampak besar pada Key.

"Sayaaang, maafin aku. Ucapan aku kelewatan. Aku cuma cemburu, aku takut kalau Azka bakalan rebut kamu dari aku." Key memilih diam mendengarkan ucapan Varo. Apakah Varo tidak tau kalau saat ini Key benar-benar lelah?

"Atau kamu masih marah karena Lili? Aku gak ada hubungan apa-apa sama dia. Aku ngaku kalau dulu emang cukup deket sama Lili, karena cuma dia yang ada buat aku saat orangtuaku cerai. Tapi aku berani sumpah Key, kalau aku gak ada perasaan apa-apa sama dia. Aku cuma sayang dan cinta sama kamu." Varo berusaha menjelaskan perihal hubungannya dengan Liana.

"Buat apa lo jelasin itu sekarang?" Key berdecih dan melipat tangannya.

"Telat Varo, sekarang gue udah gak peduli. Mau lo pacaran kek, tunangan kek, nikah kek, gue gak peduli! Sekarang lo pulang, gue capek!" Ujar Key secara terang-terangan mengusir Varo. Fisik dan pikirannya benar-benar sedang membutuhkan istirahat.

"Kesya...."

"Varo, jangan karena lo sering dimaafin, lo justru jadi terbiasa buat nyakitin." Key menyela ucapan yang hendak di lontarkan Varo kemudian membalikkan badannya. Ketika hendak memasuki rumah, Key tiba-tiba mendengarkan suara yang cukup keras.

Key sontak melebarkan matanya ketika ia menoleh dan mendapati Varo yang sedang memukul kepalanya sendiri berulang kali dengan sangat keras.

BUGH..

BUGH..

"VARO BERHENTI! LO UDAH GILA?!" bukannya berhenti, Varo justru memukul kepalanya sendiri dengan lebih keras.

"LO NGAPAIN SIH?! UDAH BOSEN HIDUP? GUE BILANG BERHENTI!" Key berusaha mengehentikan aksi gila Varo dengan menarik tangan Varo namun tentu saja tenaga Varo lebih besar dibandingkan dengan key.

"AKU PANTES DAPETIN INI KEY! AKU COWOK BEGO, COWOK BERENGSEK, COWOK BAJINGAN YANG UDAH BERULANG KALI NYAKITIN KAMU." Varo kembali menyakiti dirinya sendiri dengan kesetanan.

PLAK

Satu tamparan keras dari Key berhasil menyadarkan Varo.

"KALAU LO MAU MATI JANGAN DISINI."

Tbc.

Makasih buat para readers yang udah mampir ke cerita aku.
Vote dan komentar dari kalian sangat berharga😇🙏




POSSESSIVEWhere stories live. Discover now