9. Dilanjutkan?

6.3K 553 70
                                    

Happy reading!

.......

Key semakin mempercepat langkahnya untuk menghindari kejaran Varo.

"Kesya!" Varo yang sudah tidak tahan akhirnya meraih tangan Key.

"Lepasin." Key mencoba untuk melepas cekalan Varo. Ia sudah tidak peduli dengan pandangan orang-orang terhadap dirinya.

"Kemana aja semalem? Kenapa gak angkat telfon aku?" Tanya Varo menatap manik Key.

"Bukan urusan kamu."

"Aku masih pacar kamu, kalau kamu lupa." Nada Varo mulai tidak bersahabat. Varo tidak suka ketika Key mulai tidak menganggap keberadaannya.

"Oh ya? Apa pantes kamu bilang kalau kamu masih pacar aku, setelah apa yang kamu lakuin?! Baru semalem aja aku gak angkat telfon dari kamu dan kamu sudah semarah ini.Terus gimana dengan aku yang enggak kamu kasih kabar selama sepuluh hari?!!" Key menghempaskan tangan Varo.

"Aku udah jelasin ke kamu, jangan di besar-besarin." Varo menggeram pelan.

"Varo.. " Panggil Key dengan suara yang telah ia pelankan. Pandangannya juga kini sedikit melunak. 

"Entar kalau misalnya kamu bosen, atau gak suka lagi sama aku bilang ya." Key tersenyum dan memandang Varo lembut sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Soalnya kalau kamu bilang, aku bisa lepasin kamu tanpa sakit. Dan kalau misalnya kamu punya hubungan lain di belakang aku, detik itu juga kamu aku hapus dalam hidup aku."

Varo mematung. Ia lebih suka apabila kini Key mengumpatinya dibandingkan Key yang tersenyum dengan kata-kata yang seolah akan meninggalkannya. Varo seakan bisu dan tidak dapat membalas perkataan Key.

"Untuk sementara kasih aku waktu sendirian buat jernihin pikiran aku, please."

.......

"Varoooo." Liana menghampiri Varo yang sedang berada di kantin bersama teman-temannya.

"Lili boleh duduk disini?" Tanya Liana kepada Varo. Varo yang sedari tadi terdiam memaksakan senyumnya untuk Liana dan menyuruh Liana untuk duduk di sampingnya.

"Makasih." Liana membalas senyuman Varo.

Teman-teman Varo sedikit heran dengan Varo yang mengizinkan Liana untuk duduk disampingnya. Yah meskipun mereka tau kalau dahulu mereka pernah dekat, tapi bukankah Varo sekarang telah mempunyai Key harusnya menjaga perasaan gadis itu?
Namun mereka enggan untuk menanyakan hal itu.

"Kalian mau pesen apa? Biar gue ama Kevin yang pesenin." Bagas mengalihkan perhatian mereka.

"Gue mie ayam ama jus jeruk." Ujar Azka dan diangguki Bagas.

"Gue juga." Timpal Varo.

"Lili pesen apa?" Kini Kevin yang bertanya dengan sedikit tidak sabar. Ia benar-benar kelaparan.

"Jangan manggil gue Lili, cuma Varo yang boleh gitu." Ujar Liana sebal kemudian mengerucutkan bibirnya.

Dih, Cantik sih tapi bikin eneg. Batin Kevin.

"Gimana masalah lo ama Key? Udah kelar?" Tanya Azka yang ditujukan kepada Varo ketika Bagas dan Kevin telah berlalu memesan makanan.

"Key siapa? " Bukan Varo yang menyahuti pertanyaan Azka, melainkan Liana.

"Pacar Varo, jadi lo harus tau diri dan jangan deket-deket Varo lagi." Ujar Azka seakan memberi peringatan. Liana cukup sebal mendengarkan perkataan Azka.

"Varo bener udah punya pacar? " Ujar Liana dengan centilnya menggoyang-goyangkan lengan Varo.

"Emm." Gumam Varo disertai dengan anggukan.

POSSESSIVEDove le storie prendono vita. Scoprilo ora