14. 20 detik

6.8K 530 15
                                    

Happy reading..
Semoga suka!

.......

"Key buruuu, upacaranya udah mau mulai." Teriak Naya dengan tidak sabaran di depan pintu kelas.

"Bentar Nay!"
Aduh topi gue mana lagi, bisa berabe ini.

Key sedari tadi mengobrak abrik isi tasnya berusaha mencari salah satu benda yang sangat sakral di hari senin.

"Kok lo lama banget sih?"

"Kayaknya topi gue ketinggalan deh Nay, pikun banget sih gue." Key merutuki dirinya sendiri.

"Jadi gimana dong?"

"Yaudah pasrah aja." Naya menganggukkan kepalanya dan berjalan mendahului Key menuju ke lapangan upacara.

Tinggal beberapa langkah lagi Key sampai ke lapangan, namun tiba-tiba ada seseorang yang memasangkan topi kepada Key dari arah belakang. Meskipun ia tidak dapat melihat wajah orang tersebut, namun Key tau persis siapa orang tersebut hanya dengan melihat punggungnya. Dia Varo Alexander.

Key hendak mengembalikan topi tersebut namun ia urungkan ketika upacara telah dimulai sehingga ia memutuskan untuk cepat-cepat masuk ke barisan kelasnya.

.......

Key memandang ke arah luar jendela kelasnya. Tampak tersisa beberapa murid yang sedang dihukum karena tidak menggunakan atribut yang lengkap saat pelaksanaan upacara.

Tentu saja salah satu di antara mereka terdapat Varo. Key dapat melihat dengan jelas Varo yang sedang melaksanakan hukumannya lari keliling lapangan dengan sesekali mengusap peluh yang berada di wajahnya.

Rasa bersalah mulai menghampiri Key, seharusnya ia yang berada di posisi itu sekarang. Namun sontak ia menggelengkan kepalanya menepis pikiran-pikirannya barusan.

Untuk apa gue merasa bersalah? Toh gue gak minta dia buat minjemin topinya.

"Kesya kamu kenapa? Daritadi Ibu perhatikan sepertinya kamu tidak fokus dengan apa yang ibu terangkan."

Mati gue!

"Maaf Bu, kepala saya sedikit pusing." Ujar Key dengan nada memelas yang dibuat-buat.

"Kalau sakit kamu bisa izin pulang atau beristirahat di UKS, jangan dipaksakan."

"Enggak apa-apa kok Bu, saya masih kuat." Jawab Key yang membuat guru tersebut mengangguk percaya dan kembali melanjutkan materi yang ia bahas.

"Boleh juga acting lo." Naya berbisik dan menyenggol lengan Key.

"Saingan mbak Suzy ini."

"Pede lo!"

.......

Bagas menghampiri Varo yang hanya sibuk memperhatikan ponselnya dan menghiraukan makanan yang sedari tadi ia pesan. Mereka berdua sedang berada di kantin. Biasanya mereka akan selalu ber-empat namun kini hanya ada mereka berdua disini. Kevin sedang menghampiri gebetannya, sedangkan Azka tidak akan mendekat atau bergabung jika ada Varo begitupun sebaliknya.

"Makanan lo gak dimakan nih? Daripada nganggur mending gue yang makan." Varo tidak menggubris perkataan Bagas.

"Makan dulu gih, galaunya di sambung lagi entar kalau udah makan." Ujar Bagas kembali tentunya dengan maksud menggoda Varo.  Bagas enggan ikut campur dengan masalah pribadi mereka, baginya ia hanya cukup sebagai pengingat dan pendengar jika dibutuhkan.

Bagas memutar kedua bola matanya jenuh ketika melihat Liana datang dan tanpa permisi duduk di samping Varo.

"Varo kok makanannya gak dimakan? " Tanya liana dan tentu saja juga tidak mendapatkan respon apa-apa dari Varo. Bagas cukup puas menyaksikan Varo menghiraukan Liana dengan terang-terangan.

POSSESSIVEOù les histoires vivent. Découvrez maintenant