21. Kesempatan

3.6K 376 28
                                    

Malam minggu edition.
Please buat temen-temen, seenggaknya kalau gak bisa komen, tolong di vote. Apresiasi dari kalian bisa buat aku semangat nulis😔

Semoga suka!

.......

"Kita balikan yah? Untuk kedepannya bilang ke aku kalau ada perilaku aku yang salah."

1 detik..

2 detik..

3 detik..

Key masih berkutat dengan fikirannya, sedangkan Varo sudah sangat menantikan jawaban dari Key. Ia sedang menyiapkan hatinya jika lagi-lagi Key menolaknya.

"Varo ternyata kamu disini, Lili cariin daritadi. Ini minuman buat kamu." Liana yang baru datang menggeser Key yang berada di samping Varo dan dengan tampang tidak berdosanya ia mengambil alih tempat duduk di samping varo.

"Li, lo apa-apaan sih!" Varo tentunya sangat kesal dengan kehadiran Liana. Sangat merusak suasana.

"Eh ada orang disini, sorry yah gak keliatan soalnya. Gak penting juga soalnya." Liana melirik Key dengan sinis dan dengan terang-terangan menunjukkan kebenciannya terhadap Key, sedangkan Key hanya tersenyum santai menanggapi hal tersebut.

"Gak apa-apa kok. Lagian gue gak masalah kalau tempat duduk gue di tempatin sama orang buta, kasian soalnya. Gue juga bisa cari tempat lain kok, mata gue kan masih bisa melihat dengan normal." Key tersenyum puas dan meninggalkan Liana dan Varo.

Liana salah besar jika mengira Key akan tertindas dengan kelakuan menjijikkannya barusan.

"Oh iya Varo," Key membalikkan tubuhnya sebelum benar-benar pergi. Varo menunggu kelanjutan dari kalimat Key, begitu pula dengan Liana.

"Gue setuju kalau kita balikan."

Siapapun tolong sadarkan Varo dari keterkejutannya. Apakah ini nyata?

Kemudian Key melirik ke arah Liana yang sudah menunjukkan wajahnya yang sedang menahan amarah. Sesaat sebelum Key benar-benar meninggalkan mereka, Liana dapat menangkap dengan jelas apa yang diucapkan oleh Key meskipun tanpa mengeluarkan suara.

"Pa-nas kan- lo. Ra-sa-in."

Key sangat puas. Benar-benar puas.

.......

Bagas sangat kesal karena tidurnya sangat terganggu di karenakan Varo yang sedari tadi tidak dapat diam. Mereka berdua memang berada di tenda yang sama. Varo saat ini sangat senang karena Key sudah memberikannya kesempatan, dan hal itu berimbas pada Bagas yang terganggu dengan kelakuan Varo.

"Lo ngapain sih? Nahan berak lo?!" Bagas yang sudah kelewat kesal akhirnya mengeluarkan uneg-unegnya kepada Varo.

Varo juga heran dengan dirinya sendiri. Bahkan saat Papanya memberikannya mobil mahal ia  hanya berekspresi seadanya, namun mengapa saat menyangkut Key ia dapat berperilaku berlebihan seperti itu? Ia kelewat girang.

"Ekm gak apa-apa. Tidur gih, besok pagi kita udah balik ke Jakarta." Varo kembali berusaha membuat ekspresi wajahnya se-normal mungkin.

"Daritadi gue juga pengen tidur bambang, tapi lo nya krasak-krusuk kek orang cacingan! Kalau lo emang mau berak sana gih, jangan sampe lo kebablasan disini." Jika tidak mengingat bahwa ia sangat bahagia sekarang, Varo pasti sudah menoyor kepala Bagas. Iya, Bagas masih beruntung karena malam ini mood Varo sangat baik.

"Lo mau tidur sendiri atau gue tidurin." Fix Bagas bergidik ngeri mendengarkan ucapan ambigu Varo.

"Aku normal masss,"

POSSESSIVEWhere stories live. Discover now