5. Janji

10.3K 732 12
                                    

Happy reading..
Semoga suka!

...

"Kak, gue jadian ama Varo. " Ujar Key di tengah kegiatan Reyhan yang sedang asyik menonton.

"Sama cowok kaku itu? " Tanya Reyhan mengalihkan pandangannya ke arah adiknya. Key mengangguk.

"Kok bisa, perasaan baru aja lo ngelak kalau dia bukan tipe lo. Tau-tau udah jadian aja lo." Ujar Reyhan sedikit bingung dengan pernyataan Key.

"Kak.. Sebenarnya bukan itu yang mau gue omongin." Reyhan masih setia menunggu kelanjutan cerita dari adiknya. Key berusaha menenangkan dirinya, namun ia gagal karena tanpa ia sadari setetes air mata telah jatuh dari pelupuk matanya.

Reyhan sangat terkejut melihat hal tersebut. Pasalnya Key hanya menangis jika ia mengalami hal yang benar-benar menyakitkan. Bahkan ketika ia terjatuh dari tangga sehingga tulang kakinya retak ia tidak menangis. Adiknya itu sangat kuat. Lalu apa yang membuatnya adiknya ini sangat tersakiti?

"Lo kenapa?" Reyhan mendekati Key yang terlihat sangat rapuh. Reyhan sangat tidak terima jika ada yang menyakiti adiknya selain dirinya sendiri.

"G-gue tadi dilecehin di Sekolah." Key memejamkan matanya, bibirnya sedikit bergetar sedangkan air matanya sudah tidak dapat ia tampung.

"SI BANGSAT MANA YANG UDAH NGELAKUIN ITU! "

"COWOK ITU YANG UDAH NGELECEHIN LO!? IYA?"

Untuk pertama kalinya Key melihat Reyhan semarah ini.

"Bukan, bukan dia Kak. Justru dia yang udah nyelamatin gue." Jawab Key sembari memeluk Kakaknya. Nafas Reyhan masih memburu karena tersulut emosi. Kakak mana yang tidak marah saat mengetahui adik perempuan yang sangat ia sayangi di lecehkan begitu saja.

"Ada dimana orang itu sekarang?!"  Key menggelengkan kepalanya di pelukan Reyhan

"Gue tadi liat Varo ngehajar orang itu sampe matahin tangannya." Jelas Key pelan.

"Jangan bilang ke Papa sama Mama yah kak.. "

"Mereka wajib tau Key. " Reyhan mengusap rambut Key.

"Jangan kak, mereka udah cukup sibuk. Gue gamau mereka khawatir. Lagian gue udah baik-baik aja." Key menghentikan tangisnya dan berusaha tersenyum untuk meyakinkan Reyhan.

"Maafin gue Key. Gue gak becus ngejagain lo" Ujar Reyhan pelan dan memejamkan matanya. Ia benar-benar merasa gagal sebagai seorang Kakak.

"Bukan salah lo Kak. "

"Jadi bener, kalau si Varo yang nyelamatin lo? " Key mengangguk.

"Sampein makasih dari gue ke dia"

Sepertinya ia mencoba mempercayai cowok itu untuk bersama Key.

.......

Key kembali memperhatikan penampilannya di cermin. Untuk pertama kalinya ia mengiyakan permintaan Varo yang mengajaknya jalan.

Kok gue kayak remaja labil gini sih.

Ia pun memutuskan untuk keluar dari kamar dan mendapati Kakaknya yang sedang asyik mengobrol dengan Varo di ruang tamu.

Lah tumben tuh anak.

"Kak, gue mau keluar dulu." Pamit Key.

"Jagain adek gue, jangan di apa-apain. Kalau udah balik jangan lupa bawa martabak telor." Ujar Reyhan tidak tau diri sedangkan Varo hanya menganggukkan kepalanya.

"Kenapa gak pake motor aja, takutnya di jalan macet." Ujar Key ketika melihat Varo yang ternyata membawa mobil.

"Angin malam gak baik buat kesehatan. Aku lebih takut kamu sakit daripada kena macet."

POSSESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang