30. Kembali redup

3.6K 410 122
                                    

Hello Bestie..
Kalau mau authornya cepet up spam komentar aja😂
Authornya suka kok di repotin..
Biar ada motivasi juga buat cepet-cepet up.
Semakin banyak spam komen semakin cepet update pokoknya.

Kalau emang gak bisa komentar, setidaknya jangan lupa di vote yah🙏

Happy reading bestie..
Semoga suka!

.......

"Atau bener apa kata Liana, kalau aku cuma pelampiasan kamu?"

Hampir 1 menit lamanya Key menunggu jawaban dari pertanyaannya itu. Apakah pertanyaannya se-susah itu sampai Varo tidak dapat menyangkal dan menjawabnya? Ataukah yang di ucapkapkan Liana memang benar adanya?

Varo langsung saja menahan kedua bahu Key ketika gadis itu hendak keluar dari UKS.

"Lepasin, aku gak sudi di sentuh setelah kamu megang sampah." Tatapan tajam Key terarah kepada Liana sebelum ia melepaskan dengan kasar tangan Varo yang masih bertengger di bahunya dan langsung meninggalkan kedua orang tersebut.

........

Lagi-lagi Key meremas kedua tangannya, perasaan kesal dan kecewa bercampur setelah kejadian yang ia alami beberapa saat yang lalu. Ia menepis air matanya berulang kali dengan kasar karena menyadari bahwa ia tidak pantas menangisi dua orang brengsek yang sudah menyakitinya.

Hati Key sudah terlampau kecewa.

Ia terus saja merutuki air matanya yang terus-terusan terjatuh tanpa ia izinkan.

Sungguh Key yang malang.

"Curang banget, bolos kok gak ngajak-ngajak." Key merasakan sesuatu yang dingin di pipinya. Ia dengan segera menghapus sisa air matanya dan sebisa mungkin menormalkan ekspresinya.

Pandangannya kemudian tertuju kepada ice cream yang sudah berada di tangannya kemudian melihat sang pelaku yang memberikan ice cream tersebut yang ikut duduk di sebelahnya.

Dia Azka.

"Ngapain lo kesini?" Topeng yang di gunakan oleh Key benar-benar sangat tebal. Ia mampu mengontrol dirinya secepat itu.

"Pengen ngerokok aja, di rooftop gak ada cctv soalnya." Benar saja, Azka langsung menyalakan sebuah rokok dan mulai menyesapnya. Itu pertama kalinya Key mengetahui bahwa Azka merokok.

"Gue boleh coba gak?" Azka sedikit bingung dengan maksud Key dan kemudian mengangkat rokoknya.

"Apa? Ini? Gak usah aneh-aneh deh lo, udah di pungutin ice cream malah pengen coba ngerokok." Key juga merasa aneh dengan dirinya. Mengapa ia menanyakan hal se konyol itu? Padahal ia sendiri sangat tidak menyukai asap rokok. Pikirannya benar-benar sangat kacau.

"Makan, keburu meleleh." Seolah tersadar, Key perlahan menyicipi ice cream tersebut. Keduanya terdiam sibuk dengan aktivitas dan pikirannya masing-masing.

Azka menolehkan kepalanya kepada Key, ia kembali melihat mata yang sedang redup itu. Ada rasa tidak terima ketika mengetahui Key sedang tidak baik-baik saja.

Padahal Azka sudah mencoba melepaskan Key agar dia dapat bahagia.

Tapi apa sekarang? Bukan kebahagiaan yang kini terpancar di wajah Key.

"Kenapa pipi lo merah gitu? Abis di cipok bencong?"

Key tersenyum miris mendengarkan pertanyaan dari Azka. Meskipun sangat remeh, tapi Azka menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan pipinya.

Ia merasa lega.

Mengapa harus Azka yang menyadari hal itu?

Mengapa bukan Varo?

POSSESSIVEWhere stories live. Discover now